#11 (Got Arrested)

52 9 2
                                    


Mereka menghabiskan sebagian besar hari itu untuk melanjutkan agenda memasuk-masukkan uang ke kantong yang sempat terputus semalam, kemudian membagi-bagikannya pada setiap tunawisma atau panti asuhan yang mereka lewati keesokan harinya. Selama itu, Doyoung yang semalaman berpikir keras akhirnya berhasil menyusun rencana genius untuk misi pencurian Taaffeite besok malam. Ini akan melibatkan sedikit drama dan Hwa Min benar-benar tak sabar. Dia akan menyamar dan mengalihkan perhatian para penjaga sementara yang lain akan masuk ke kapal. Jaehyun bilang dia akan membawa alat detektor logam mulia. Ini akan keren luar biasa dan Hwa Min benar-benar bergairah.



Setelah semua kantongnya selesai dibagi, jeep mereka yang tadinya penuh sesak kini jadi lega kembali. Jaehyun dan Mark menghabiskan beberapa jam untuk bersantai di tempat persembunyian sebelum akhirnya pulang setelah makan malam. Suasana menjadi lebih lengang saat mereka pergi. Setelah membereskan plastik-plastik bekas pembungkus makanan serta botol-botol minuman kosong, Hwa Min dan Doyoung duduk mengobrol di depan perapian yang berkobar hangat, bicara dengan suara berbisik dan membangun intimasi dengan sentuhan di ujung-ujung jari. Menyenangkan. Mendebarkan. Berada di sekitar Doyoung membuat jantungnya terus-terusan bekerja keras.



Saat Hwa Min beranjak ke dapur untuk mengambil sisa jus jambu, ia berpapasan dengan Yuta, baru keluar dari kamar mandi dengan wajah cemas yang mengkhawatirkan. Pria itu terus menggulirkan jemarinya di rambutnya yang lebat, membuatnya semakin semrawut.



"Kau sudah tahu apa yang akan kaupakai untuk kencanmu besok?"



Yuta yang sudah berjalan melewatinya pun berhenti, berbalik padanya. "Yeah, aku sudah beli kemeja baru." Ia melihat tatapan Hwa Min yang tertuju pada jins kumalnya dan langsung menambahkan, "aku juga beli jins baru."



"Bagus."

"Ya, trims. Jangan pedulikan aku. Bersenang-senanglah dengan Doyoung." Yuta hendak pergi, namun tangan Hwa Min spontan terjulur menarik kausnya. "Mau tampil beda buat besok?"



"Apa maksudmu?"

"Aku bisa membantumu potong rambut. Percaya padaku. Aku lumayan jago."



Yuta terlihat sangsi. "Menurutmu aku butuh gaya rambut baru?"



"Sangat butuh," sambar Hwa Min dari hati yang terdalam.

"Uh, entahlah."

"Aku bersumpah pacarmu akan suka."

"Bagaimana kalau tidak suka?"

"Tidak mungkin. Kau tunggulah di dalam, aku ambil guntingnya."



Tidak banyak yang dipotong sebenarnya. Namun model rambut baru Yuta tetap membuat aura pria itu berubah signifikan. Dia jadi terlihat lebih lembut, jika meminjam kosakata Hwa Min. Gadis itu hanya memangkas rambut di bagian samping dan punggung bawah, serta memotong poninya sampai sebatas alis, sementara rambut di bagian atasnya dibiarkan panjang. Untuk ditata khusus besok pagi.

Good CriminalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang