*~BAB 3~*

73 3 0
                                    


"Saat langit panas membumbung tinggi, dia tak mampu pula menghempaskan angin secepat kilat. Seandainya banyak orang bodoh dimuka bumi ini. Setidaknya banyak orang bodoh yang tak mampu dibodohi"
____________________________

~Larin Gabrella








Next part
Typo bertebaran mba bro...
Happy reading...

____________________________________________________________________







"Renzy, ibu harap kamu bisa jaga keamanan dengan baik! Jangan biarkan para siswa berhasil bolos maupun lolos karena terlambat." Bu Della memberi amanah kepada Renzy Vlarenzo.

Renzy menggaruk tengkuknya, jujur dia sangat malas mengurusi anak-anak pemalas. "Emm, baik bu!"

Renzy menjawabnya cukup singkat, hanya sampai di situ obrolan Renzy bersama Bu Della. Yang merupakan guru BK yang terkenal cukup galak, Renzy lantas melangkah ke area sekitar. Memastikan lingkungan sekolah, semua saat ini telah memulai pelajaran. Meski di sisi lain, hatinya ingin bercengkrama dengan buku.


Dia menyuruh beberapa anggota osis untuk ikut memantau keadaan lingkungan sekitar, Renzy merasa bosan hingga akhirnya berniat ke taman sekolah yang terletak di belakang. Renzy berjalan santai ke sana.



BRUK!!






Renzy tersentak kaget, mendengar suara seperti barang jatuh. Renzy mempercepat langkah menuju halaman belakang, asal sumber suara dari situ. Ketika tepat beberapa jarak, langkahnya terhenti saat mendapati cewek itu melompat dari tembok belakang. Renzy tersenyum miring memperhatikannya,

Sejak kapan tembok itu menjadi jalan keluar masuknya maling? Ck, apa perlu besok di pasang pecahan beling. Huh!

Renzy melihat gadis itu agak tidak seimbang saat mendarat ke tanah, Dengan cepat Renzy menghampiri cewek itu dengan cepat.

"Lo terlambat satu jam!" Renzy mengatakan hal itu.

Renzy melangkah sedikit lebih menyajari dirinya dengan cewek itu.
Perkataan Renzy  barusan berhasil membuat Larin menghela napas kasar, dia melihat Renzy itu membalasnya dengan senyum menyeringai ke arahnya. Larin seketika itu memutar bola malasnya, jujur hari ini sangat malas berurusan dengan siapa pun, apalagi orang  yang tengah berada dihadapannya sekarang. Larin sudah siap akan menghajarnya bila berulah.

Larin bersikap tak peduli tetap berusaha ingin pergi, namun tangan lelaki itunmasih saja bersikeras menghadangnya. Larin tidak suka di ajak bermain-main saat ini, akhirnya Larin terdiam pasrah. Kemudian lantas menoleh melihat lebih jelas seorang  lelaki bertubuh tinggi itu. Yang merupakan si pemilik hidung mancung serta wajah yang putih bak aktor korea.




Namanya Renzy vlarenzo, merajai ketua osis plus kapten basket di sekolah ini. Lelaki ini tak asing bagi para warga sekolah, anugerah ketampanannya membuat semua orang merasa kagum. Idola para kaum hawa.






Larin meniup poninya kesal, "Ck, apaan sih? " Kata Larin menghempaskan tangan lelaki itu hingga ke posisi semula,"Minggir! Gue mau lewat. Nggak usah jadi penghalang!"





Tangan gadis itu mengepal, berusaha melewatinya. Sementara lelaki itu tersenyum miring mengindahkan jawaban bodoh, lalu menarik pergerakan tangan gadis itu. Hingga gadis itu sulit melangkah maju, kemudian dengan kasar Larin menjatuhkan tangan Renzy yang mencekal di pergelangan tangannya.




Renzy mengangkat alis sebelahnya lagi. Membiarkan anak macan keluar begitu saja? Tidak semudah itu! Pemuda itu masih mencekal pergelangan larin semakin kuat, Larin terpaksa berbalik badan. Menghela nafas kasar lagi.

"Eh. elo mau kabur kemana!? Terus maksud elo manjat tembok barusan apa?" tanya pemuda itu singkat.

SKAKMAT!!








Renzy melontarkan pertanyaan langsung yang guna menjebak larin, Larin mendesah panjang, tangannya mengepal cukup kuat.

"Arghh.... sial! Ketahuan gue, Jadi dari tadi tuh anak mantau gue? " ucapnya dalam hati merutuki kebodohannya sendiri."Dasar Bodoh!"

Larin ikut membalasnya dengan senyum manis palsunya.  Larin sudah tak mampu berkata- kata lagi. Percuma juga debat sama orang yang sok pintar. "Oke, terus mau lo apa?"

Larin melengos menatap arah lain. mengatakan suatu hal yang pasrah. Larin tidak mau berlama-lama berurusan dengan si genius.


Renzy sedikit tertawa melihat jawaban Larin yang amat pasrah, strategi Larin tak sepandai itu. Ternyata jalannya ke sini tidak sia-sia. Akhirnya Renzy berdecak pelan, berhadapan dengan gadis ini cukup membosankan.

Renzy tentu sudah mengenal Larin, sejak dia masih jadi anak baru. Gadis ini tak ada henti telat. Dari waktu pertama kali Renzy mencalonkan diri menjadi osis selalu mendapati Larin telat, bahkan tidak hanya itu di kantor pun banyak guru yang membicarakan soal sikap Larin dan banyak yang tidak suka atas sikap gadis itu yang seenaknya. Gadis ini  ternyata nggak ada kapoknya melanggar aturan,

"Hukuman lo. Sekarang elo lari keliling lapangan 100 kali!!"

Larin terlonjak kaget mendengar hal itu, karena baru pertama kalinya dia mendapat hukuman berbeda. Biasanya kalau lari pol- pollan 20 kali sekali putaran.

Larin mendengus kesal. Perkataan Renzy itu semakin membuat emosi, tangannya semakin mengepal kuat, hingga sedikit terdengar gigi gerahambamnya bergemelutuk pelan. Namun dia berusaha agar tetap tidak emosi.

" Okey, gue akan lakuin itu. Tetapi ada syaratnya? Ouh ya sebelum itu gue baru tau ternyata ketua osis yang di banggain bisa jadi bias  juga yah? Menghukum orang, tanpa memerhatikan akibat dari hukuman itu. Gue tau lo Raja sekolah, tetapi bukan berarti membabi buta kekuasaan!"

Renzy mendecak keras. Perkataan Larin seakan menjadi bola tipuan. Renzy semakin melangkah maju memberikan tatapan tajam.

"Lo bilang gue bias? Lo bener, gue lebih bringas dari bintang buas. Ouh ya satu hal terpenting sebaiknya lo intropeksi diri sebelum mulut lo berbicara sepatah kata, otak lo seharusnya digunain. Bukan dimainin!?"

Renzy memasukkan kedua tangan di kantong celananya. Tersenyum puas.
"So, why you waiting in here. Jalani hukuman lo,"

Tangan Larin semakin mengepal, sudah tak tahan rasanya Larin ingin sekali menghajar nih orang. Semakin lama dia jadi ketua osis, yang ada akan buat peraturan hukuman seenaknya.

"Dasar gila, sedeng, stress punya otak dimana sih nih cowok? Enak banget gue suruh lari sampe seratus kali, difikir Larin segitu nggak bikin orang pincang?memangnya dikira nih sekolah miliknya apa? huh sial... sial."
Batin Larin

Renzy yang akan beranjak pergi dari sini, menghentikan langkahnya.

"Okey gue bakal turutin hukuman elo, tetapi elo harus tanding basket sama gue dulu. Kalau gue kalah, gue yang bakal lari! Dan jika elo yang kalah? Lo harus gantiin hukuman gue, dan lo nggak bakal lapor ke bu devi! gimana pak kapten?" Kata Larin memberi seulas senyum tipis

Bukankah sangat menarik ide bodohnya kali ini? Larin memanglah bodoh. Namun otaknya tidak akan mudah di bodohi

Renzy terkejut. lantas setelah itu Tertawa renyah. Menyangkal tak percaya. Gadis itu terlalu meremehkan kemampuannya. Sudah berapa lama sih cewek ini, nggak pernah liatkah? Piala Sekolah memenuhi kejuaraan basket.

Renzy menggelengkan kepala tak percaya"Enak amat nih cewek manfaatin gue, dia fikir gue bodoh? Buat persyaratan omong kosong. Haruskah gue terima tantangan cewek ini? Cuih, gue nggak ada waktu buat ngeladenin cewek lemah. Hah, tetapi kalau gue nolak? ntar nih cewek besar kepala? Dan anggep gue pengecut,"

___________

_Omong kosong nggak akan memperdaya otak bodoh_

~Larin

See you again, don't forget vote now!!


STUPID GIRL(update Nyelow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang