As-salamu'alaikum, apa kabar semuanya? Buat yang masih bertahan membaca cerita nggak jelas ini. Terimakasih banyak yah. Untuk saat-saat ini maaf belum bisa update karena banyak kendala hehe. Ouh yah, insya Allah akan aku lanjutkan lagi partnya tanggal 25 juni yahhh. Lama yah? Sebab sekarang lagi masa-masa UAS. Dan maaf yahh, bila sudah lama nggak update lagi. Tenang aja yah, insya Allah hikmah lanjutkan tanggal ....25 JUNI 2020
KUNJUNGI LANJUTANNYA TANGGAL SEGITU YAH. TERIMAKASIH.
__________________________
"Bila mengalah harus kulakukan, tentu semua permainan harus kutaklukan sampai titik pengakhiran."
~Larin
......
Renzy mengendurkan nafas paraunya, selepas mengejar gadis itu yang telah berhasil membolos. Renzy sebenarnya memang tidak ingin membuang waktu hanya untuk mengurusi tingkah onar dari gadis itu. Akan tetapi pasalnya bu Devi terus memaksanya agar mengawasi. Ahh, sungguh menyebalkan.
Renzy pun telah menolak anjuran dari ibu itu mengenai permintaannya mengajari gadis itu. Tapi, tetap saja ibu itu memiliki cara lain untuk mengancamnya dengan akan membatalkan progam yang sudah sejak lama dipersiapkan olehnya. Dengan begitu Renzy terpaksa menyetujuinya.
Larin menghentikan langkahnya, setelah berlarian cukup jauh ternyata, Lelaki itu masih tetap mengejarnya. Yup, siapa lagi jika bukan Renzy Vlarenzo.
"Mau lo apa? Kenapa lo ngejar-ngejar gue kek anak anjing sih? Bisa nggak sih lo jangan merusak keinginan gue. Gue mau bebas kali ini!"
Larin mengucap sepatah kata itu kemudian berbalik badan menatap Renzy yang sama-sama tengah mengatur ritme nafas seperti dirinya. Keringat deras bercucuran di area pelipis masing-masing ,tubuhnya sudah terbalut keringat. nafasnya masin tersenggal-senggal. Sepertinya tak sadar sudah berlari 500 meter.
Mereka berdua belum kembali memulai percakapan. Masih sibuk mengatur nafasnya.
Larin berjalan lemas lalu menduduki keras tubuhnya di bibir jalan aspal. Sedangkan Renzy pun sama ikut duduk dengan jarak sedikit berjauhan.
Keduanya saling sibuk menatap area di sekitarnya dengan pikiran masing-masing, masih bergeming melihat banyak kendaraan berseliweran di depannya"Lo harus tahu banyak hal. Gue nggak mau buang-buang waktu, hanya karena berurusan dengan lo!"
Larin menghela nafas kasarnya. Mencoba sedikit tenang, agar tidak emosi.
"Bukannya bagus! Tapi buktinya apa? Lo bahkan terus aja ngalangin rencana gue. Gue nggak mau berurusan dengan siapapun, termasuk lho."
Renzy tertawa pelan. Ternyata pemikirannya jelas sama, Sama-sama tidak mau berurusan.
"Hahah, okey. Gue nggak mau buang-buang waktu sama lo, gue mau mulai besok lo harus belajar sama gue sepulang sekolah. Tepat jam 2 siang, lo harus turutin semua keinginan gue. Dan lo nggak boleh nolak apa pun."
Larin tampak tak percaya atas ungkapan Renzy yang santai memburu keinginan busuknya. Menyeka perlahan keringat yang menghalau matanya, lidaknya mendecak sebal.
Akhirnya ajakan kedua kembali terucap dari Renzy langsung. Alisnya mengangkat sebelah, seakan tak mengerti akan pembicaraan lelaki itu yang ngelantur. Bahkan tidak sejalan dengan ucapan pertama kali yang sudah dilontarkan.
Larin kemudian berdiri, menatap sarkas ke arah Renzy. "Maksud lo apa? Lo pikir gue akan nuruti semua ajakan lo hah?! Gue bahkan muak lihat lo sebagai pengganggu hidup gue."
Larin tersenyum sinis ke arah Renzy, bola matanya semakin tajam. Ini bukan -----soal ingin atau tidak ingin. Meski berulang kali bu devi----menyuruhnya untuk belajar bersama dengan Renzy. Tetap sama saja Larin tetap menolaknya. Sebenarnya ada sebab lain selain itu, yang larin takutkan sebentar lagi akan terjadi----Tentang siapa? Dan Bagaimana nantinya? Bahkan membuatnya bingung.
"Gue nggak suka penolakan, jadi lo harus terima apapun alasanya. Gue tunggu keputusan lo nanti malam."
Renzy tersenyum singkat, kemudian berlalu pergi meninggalkan Larin yang memijat pelipisnya merenung.Renzy sebenarnya memang tidak suka dengan hal ini. Kalau saja gadis itu tidak berbuat rusuh di sekolah. Mungkin saja dia tidak akan diperlibatkan bersama gadis itu. Ahh, hari yang buruk.
Bagi Larin ini sebagai penambah masalah. Bu Devi memang selalu mengajaknya bermain-main. Huh, bisakah hal ini tak terjadi?
Larin duduk pasrah menatap lelaki itu perlahan melangkah masuk ke dalam taxi putih. Kemudian mengedarkan pandangnya ke arah warung yang ramai pengunjung terletak dipinggir jalan. Kali ini dia membutuhkan ketenangan.
___________________
Kakek
Kek, bisakah ditawar? Sebenarnya mangsa kakek itu laki-laki atau perempuan?
Pm. 10.01 send
________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID GIRL(update Nyelow)
Genç KurguBukankah orang pintar seharusnya tidak menyombongkan diri sendiri ataupun merendahkan orang bodoh disekitarnya. Bukankah seharusnya orang yang berilmu mengamalkannya kepada orang lain yang membutuhkan. Bukankah orang pintar berperan untuk memajukan...