~*BAB 8*~

48 3 0
                                    

"_Kejadian terkadang menggampar keterkejutan, seolah waktu menjalar awal permainan._"

~ Larin

______________________________
_____________________
______________

Typo masih bertebaran!
Happy reading









"Woi bro.... aelah.  Kalian orang nggak pada bosen tah? Ahhh, gila garing sumpah nih jawaban gue" Zevin  melontarkan suara mengeluh yang memecahkan keheningan bersama sahabat-sahabatnya, kemudian menutup pasrah bukunya.

" Ngafe yuk bro!  gue bete lama- lama menunggu kepastian dari Bu Cantik yang nggak kunjung tiba datang," Zevin duduk berbalik menatap jengah ketiga temannya yang malah sibuk  masing-masing.

Renzy yang sibuk membaca buku favoritenya, Nickol pun sedang bercengkrama dengan game gadgetnya. Kemudian Zikri yang sibuk dengan tugasnya.

Pandangannya menatap teman sekelasnya, masing-masing memiliki aktifitas mengisi luang kosong yang berbeda-beda. Di antara ada sebagian yang hobby menggosip. Dan ada yang sibuk bermain gadget, bahkan tidur di kelas dengan santainya. Tidak hanya itu ada yang bermain catur di pojokan, ada yang bermain gitar di bawah. Semua tampak unik².

"Sabar..., orang yang sabar disayang Allah!" Zikri menjawab keluhan Zevin sembari sibuk mengerjakan tugas yang masih belum terselesaikan.

"Tumben lo bijak zik?! Hehe" Nimbrung Nickol sambil terkekeh tanpa melepaskan pandangannya ke arah ponsel

Zevin seketika memasang wajah kesal atas tanggapan kedua temannya itu. Mereka terlalu asyik menikmati dunia masing-masing sekarang ini. Tetapi, Zevin justru senang memiliki teman-teman yang luar biasa. Dia bahkan bangga memiliki mereka.


"Hahaha. Yoi mas bro,"


Zevin seketika membuncah tawa saat mendengar perkataan  nasehat bijak dari seorang Zikri Deniskara hari ini.
"Lo yakin nggak salah bicara? Hahaha." Zevin menimpuk Zikri dengan bongkahan kertas yang berukuran kecil." Halah bilang aja kalau elo tuh belum kelar ngerjain tugas dari Bu Devi kan?!"

"HAHAHAHA HAHAHAHA..."




Kekehan Zevin semakin mengundang tawa di antara mereka, Renzy yang tadinya enggan ikut tertawa juga. Selama ini mereka telah lama menjalin persahabatan sejak SMP.
Mereka bertiga memiliki bakat keren masing-masing. Zevin pemilik suara terindah, dia pun telah lama merilis single terbarunya. Zikri dia si pencinta Fisika dan Matematika, suka membuat barang-barang aneh dan canggih tapi sederhana.

Pandai pula mengolah barang-barang bekas. Lalu Nickol pun sama-sama pencinta Fisika bahkan justru lebih suka mengedit-ngedit video, dan  dia pandai mengukur ketegangan bola berjalan. Suka mengukur ketegangan listrik, hadeh makin aneh. Apa pun dia ukur, sampai jarak ambulance ke rumahnya dia selalu hitung.
Maka dari itu Nickol dan Renzy seringkali mengikuti Olimpiade bersama.

Kalau Renzy dia juga seseorang perfeksionis, dan sangat pandai mengatur waktu. Dia sang murid unggul, hingga sampai saat ini belum ada yang mendahului peringkatnya. Dia sangat sempurna mendalami semua pelajaran, kecintaan dia pada buku membuat dia tak luput seringkali membeli buku yang dia inginkan. Dan Renzy pun memiliki bakat terpendam sebagai pelukis, tiap kali dia melukis ialah di saat masalah atau moodnya sedang tidak baik. Dan, dia terpaksa menyembunyikam lukisan-lukisan itu ke Almari baju di bagian bawahnya. Karena nyatanya papanya sangat tidak menyukai Renzy sebagai pelukis.

Mereka  juga termasuk sahabat  terbaik Renzy nongkrong, belajar, curhat di kala sedih, senang dan susah. Itulah mereka selalu kompak. Baginya kekompakan lebih utama dari yang lain, tanpa kekompakan sahabat akan hambar dan pecah belah.



"Alhamdulillah.... akhirnya.... selesai juga nih tugas," Zikri merenggangkan  tangannya ke atas, kemudian berpaling meraih ponsel di dalam kantung celananya.

Saat ini tampak mereka semua telah kembali bergelayut manja dengan aktifitas masing², sementara Zevin yang tadi mengeluh sudah terlelap dengan musik yang di dengarnya dari earphone.

********




"Ibu yakin. Benar 'kah bu, saya tidak salah mendengar 'kan? Bagaimana ini bisa  terjadi, sementara anak itu sangat sulit diatur. Dan  ini merupakan kabar yang sangat mengejutkan sekali. Apa dia tidak kembali berbuat ulah bu?" Suara parau dari Sang lelaki paruh baya yang merupakan Ayah dari Larin.


Bu devi tersenyum mendengar penuturan dari Ayah Larin,  pandangannya sesekali  melirik ke arah larin di meja hadapannya. Kini Larin tengah duduk santai dengan mata terpejam dengan earphone yang melekat di kedua telinganya.

" Tentu saja Larin tidak berbuat ulah lagi pak, perlahan Larin  semakin berubah. "

Perkataan Bu devi barusan dengan orang tuanya lewat telepon genggamnya mengundang ganjil rasa kenyamanan padanya hilang,  perlahan Larin membuka matanya. Larin menghela nafas Kasar terhenyak akan ungkapan Bu Devi,

"Jujur saja Bu! Anda adalah seorang guru. Dan  perkataan ibu barusan tidaklah mencerminkan diri anda selayaknya guru, dengan mengelabui orang tua saya dengan kebohongan begitu saja, Itu bukanlah hal yang tepat!" Larin antusias menjawab dengan nada Lantas, kemudian beranjak pergi" PERMISI!"




Larin lantas  berjalan keluar dari ruangan ini dan menutup kencang pintu  itu dengan keras. Tanpa memperpedulikan tingkah lakunya barusan.

Hari ini mood Larin semakin bertambah sedang tidak baik.




Di samping itu Bu Devi  terhenyak akan perkataan Larin,

" Baik, cukup sekian yang bisa saya sampaikan pak. Maaf sebelumnya telah mengganggu waktu bapak dan ibu saat ini. Assalamualaikum!"

"Iya, Bu. Terimakasih atas kabar baiknya hari ini, saya selaku orang tua larin meminta maaf atas tingkah laku anak saya itu. Wa'alaikumuss-allam!"

***

Larin melegang pergi, suasana di koridor sekolah masih terlihat sepi. Larin berjalan santai menutup kepala dengan tudung hoodie miliknya.

"Gue nggak yakin bisa bertahan disini, sepertinya semua semakin menantang."

______________________

See you next part...

Semoga suka yah;)

Terimakasih sudah membaca sampai sekarang ini, terimakasih sudah mampir. Love you All...

STUPID GIRL(update Nyelow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang