*~BAB 9*~

52 2 0
                                    

  "Rasa tak peduli lebih baik daripada menyikapi kecemasan yang akan terjadi. Namun menikmati dengan santai"

~Larin

______________,,
_________________________
_____________________________________,,

Next, happy reading mba bro!!
Sorry typo bertebaran💕

BRUK!!!!DUG!!!!!

"Eh lo! bisa Lari yang benar nggak sih?" ketus seorang cewek berambut lurus sebahu, "Apa perlu lo pakai kacamata sekalian, biar tuh mata lo bisa lihat gue dengan jelas! Dan satu lagi terutama biar nggak nabrak juga, untung gue baik- baik saja. Gimana kalau gue sakit, lo mau tanggung jawab? Hah..."

Tanpa berfikir panjang Larin langsung pergi begitu saja, tak memperdulikan seorang cewek yang tengah cerewet memarahinya.

"Ihhh..., Lo kok pergi gitu aja sih! " teriak Clara menghentak- hentakkan kakinya dilantai "Awas yah lo! Gue bilangin nyokap! " ujarnya kesal saat menatap Larin yang kian menjauh di pandangan ,sambil menepuk- nepukkan tangan yang kena debu. Padahal jatuhnya dilantai yang baru tadi pagi di pel, bahkan tidak ada tanah. Sebegitu cintanya dengan kebersihan.

************

Larin berjalan hingga melewatkan lorong-lorong kelas, kantor, lab dll. Nampak dia berjalan agak cepat, memakai tudung hoodie yang menutupi kepalanya. Menatap jalanan dengan datar, langkahnya terhenti di gerbang depan. Larin mendapati pak satpam tengah duduk minum kopi, sambil membaca koran. Suara langkah kaki larin sedikit terdengar mengusik. Pandangannya beralih dari koran, dan melihat lain sedikit terlonjak.

"Mau bolos lagi?" Sepatah kata yang berulang kali didengar

Larin membuka tudung hoodienya. Menampilkan rambut sedikit acak- acakan, meniup poni dengan kasarnya. Larin belum menjawab perkataan pak Satpam, melainkan dia menikmati permen karet yang dikunyahnya.

"Saya akan laporkan kamu ke Bu Devi,"Ucapnya sedikit tegas "Ouh atau tidak saya laporkan saja langsung kepada kepala sekolah, karena sudah berulang kali berbuat ulah."

Larin pun tetap sama terdiam tak menjawab dengan muka rilex, pak satpam memperhatikan Larin yang diam saja seakan tak ada beban.

"Huh, memang kamu tidak kasihan sama Bapak dan Ibumu? Dia sudah membiayai sekolahmu, sedangkan kamu malah mengecewakannya!"

Perkataannya seakan menyentil canda hingga tersenyum miring" tahu soal apa bapak dengan orang tua saya?"

"Kamu ini dinase-"

"Larin! LO Mau bolos lagi?" potong  seseorang sedikit berteriak, seketika panggilan itu juga membuat Larin dan Pak Satpam menengok ke sumber suara.

Matanya Larin sedikit terlonjak kaget saat pandangannya bertemu seorang yang selama ini tidak asing. Entahlah perasaan benci masih melekat pada dirinya. Pak Satpam  mengenali pemuda itu, yang tadi menanyakan letak kantor. Dan dari tingkah, pemuda itu terlihat sangat ramah. Larin seakan tak percaya menatap pemuda yang berlari menghampirinya, mulai dari bola mata coklat masih terlihat sama, tinggi dan cara bicaranya. Masih tetap sama tidak ada perbedaan.

Sejak kapan dia kesini?

Dia tersenyum bahagia"Kalau elo mau bolos silakan, gue ijinin hari ini,"

Emang dia siapa gue?


"Ouh ya? Lo nggak usah ikut campur urusan gue!"Larin melangkahkan kaki berjalabbmenuju gerbang keluar, namun dia menghentikannya "Pak Satpam laporkan saja ulah saya, sampaikan salam terimakasih atas permainannya."

"Eh maksud lo apa, oke lo boleh bolos? Tapi untuk sekarang ini lo harus ikut gue! Ada hal yang ingin gue bicarakan sama lo."

"Sorry gue nggak bisa. Lebih baik urusin  hidup lo sendiri !" ujarnya lantas melangkah  keluar gerbang, dan membuat Pemuda itu berlari mengejar. Namun seketika itu Larin mengeluarkan kunci motornya dan menjalankan motornya secepat kilat. Langkahnya gagal, dia sedikit kecewa.

Dia adalah Keizar Fahrenzo merupakan anak kebanggaan dari orang tua larin. Anak pertama hanya berbeda jarak 2 tahun. Saat ini  tengah duduk di bangku perkuliahan pertamanya. Universitas Indonesia, keizar terkenal mahasiswa jenius yang mana saat itu  tiga beasiswa kuliah luar negeri. Dengan mudah dia dapatkan saat  berada di SMA. Namun keputusan yang tidak tepat, dimana ketiga beasiswa itu dengan mudahnya dia tolak hanya satu alasan. Yaitu Larin. Pemuda tinggi dan cool, berlesung pipit. Kulitnya putih, dilengkapi bibir merah muda yang mungil. Semacam bak aktor korean, Tampak sangat manis.

" Terimakasih Larin gue kagum sama lo hari ini, gue harap lo bisa berubah. Terimakasih atas kabar yang mengesankan kali ini." ucap keizar tersenyum dengan menatap jalanan kosong yang baru dilewati larin

"Gue nggak yakin atas keputusan yang gue ambil kali ini...." kata larin dalam hati sambil menjalankan motornya dengan pandangan lurus kosong menatap jalanan panjang.
_________________________________,,,
_____________________,,,

Gimana udah tahu belum apa masalah Larin kali ini?

Ditunggu besok yah, insyaallah update.

See you nextime😘📖

Jan lupa vote, salam dari hikmah selamat holiday....

STUPID GIRL(update Nyelow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang