"Haruskah ku tersenyum manis, walaupun hati ini terus ter-iris..."
~Larin
_Awas TyPo Berhamburan_
_Happy reading_,, ,,,
Kring... Kring...kring...!!
Larin menggeliak memutar posisi tidur kekanan dimana tepat berhadapan arah jam beker dimeja, matanya perlahan membuka. Larin mengernyitkan matanya sedikit menyipit melihat jam itu, karena alarm miliknya tersebut terus berbunyi. Tangannya cukup panjang untuk mematikan alarm itu, tanpa merubah posisi rebahannya. Dengan wajah yang kumel bangun dari tidur.
Gadis itu merentangkan kedua tangannya hingga menyentuh kepala rajang, posisinya masih tetap terbaring. Mengucek belek dimatanya, larin sedikit heran. Menatap jendela yang terbalut hordeng berwarna biru. Seakan hatinya bertanya-tanya. Kenapa suasana masih sunyi, biasanya ketika dia terbangun selalu berisik disekelilingnya. Entah didalam rumah maupun diluar. Baik abang tukang sayur dll.
Pandanganya dialihkan untuk kembali menatap lekat jam beker, matanya melongok dan sedikit kaget saat memperjelas penghlihatannya, jarum pendek ke angka empat.
"Ha? Jam 4?"Ucap Larin pada diri sendiri, lalu memposisikan duduk menyender di kepala ranjang. Mengacak rambutnya sambil menguap.
"Nggak salah nih, gue fikir jam 9. Hadeh, apa gue salah pasang Alarm yah? Arghhh." tanya pada diri sendiri dengan tidak percaya, menggeleng kepala.
Larin menarik kembali selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya "Ah bodo amatlah. Gue tidur lagi."
Larin ingin kembali memejamkan mata, tetapi tiba- tiba matanya tidak bisa diajak kompromi. Larin kembali membuka matanya, menurunkan selimut yang menutupi kepalannya dan memutar posisi tidur ke kanan lalu kekiri mencari kenyamanan, disaat itu pula tepat dihadapannya tak sengaja berpapasan dengan foto berbingkai manis. Membuat gadis itu termangu menatap sebuah foto masa kecilnya yang amat menggemaskan. Saat waktu berumur 5 tahun, dimana dia digendong ayahnya bangga. Sebab waktu itu dirinya berhasil memenangkan lomba taekwondo.
Larin tersenyum tipis, namun kebahagiaannya hanya mampu diraih saat masa kecil. Sekarang tidak ada lagi kebahagiaan, hanyalah pertengkaran. Dan disaat itu senyumnya berubah menjadi termenung diam. Larin memposisikan duduknya di kepala ranjang kasur, membatalkan keinginannya tuk kembali tertidur.
Larin menatap sekelilingnya, menyampirkan selimut. Menurunkan kaki ke samping ranjang, menghela nafas pelan kemudian berjalan santai mendekati meja belajar. Lalu duduk, matanya melihat buku berjejer rapi dengan malas. Lalu menelungkupkan kepalanya dimeja, fikiran nya kembali berkelebat. Jam masih menunjukkan 04.10, terlalu pagi.
"Gue rasa..." gumam Larin
" Udah saatnya bagi gue buat main-main," gumamnya tersenyum menyeringai
****
05.35
Larin telah memakai seragam sekolah lengkap, ia mengedarkan pandangan ke depan pintu rumah. Tampak sepi, baru selangkah keluar kamar. Lalu kembali mengurungkan niatnya untuk lewat depan kamarnya. Melangkah masuk lagi kekamar, mengunci pintu. Lalu berjalan mendekat ke arah Jendela. Mendekat ke balkon, melongok kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID GIRL(update Nyelow)
Teen FictionBukankah orang pintar seharusnya tidak menyombongkan diri sendiri ataupun merendahkan orang bodoh disekitarnya. Bukankah seharusnya orang yang berilmu mengamalkannya kepada orang lain yang membutuhkan. Bukankah orang pintar berperan untuk memajukan...