Merasakan satu sisi yang berbeda, di antaranya sebuah keanehan
~Zevin Haldikara
_____________________
_______________
Awas Typo Bertaburan!!
Happy Reading ;)
________________,,,,,,,,,
"RENZY!"
Renzy yang tengah duduk menikmati sarapan bubur terpaksa terhentikan karena suara Ayah Renzy kini lumayan terdengar keras memanggil namanya.
Renzy menatap sejenak jendela yang telah terbuka, menampilkan bunga-bunga mawar yang mulai memamerkan kecantikan kelopaknya. Renzy tersenyum singkat, kemudian beralih berpikir tentang panggilan yang 'tak biasa. Bagi seorang Renzy, Ayahnya --selalu menghampirinya bila ingin berbicara apa pun. Dan sangat jarang sekali memanggil dirinya dari arah jauh.
Renzy menghela napas kasar, pikirannya malah semakin memperkeruh kecemasan yang belum terduga. Dengan berat hati segera beranjak pergi meninggalkan bubur yang tersisa setengah, melajukan langkahnya menuju suara khas berat dari Ayahnya. Entah mengapa perasaannya sedikit aneh 'tak karuan --Jantungnya kini terus mengajaknya cemas-- langkahnya mulai berbelok, melewati dapur. Sampai pandangannya menemui anak tangga yang biasanya menuju ke arah kamarnya. Letak kamar Ayah Renzy berada tepat di samping tangga.
Renzy bisa melihat pintu kamar dihadapannya sedang terbuka lebar, perlahan Renzy melangkah masuk. "Kenapa, Yah?"
"Ini apa, hah!?" Renzy sontak meneguk ludahnya ketika Ayahnya berbalik mengangkat tinggi-tinggi lukisan yang telah terbingkai bambu, serta terlapisi kaca bening. Di dalamnya terukir jelas pemandangan pantai di waktu petang dan pepohonan yang rindang nampak indah.
Mata Renzy seketika membola sempurna, sedikit terkejut, Ayahnya kini telah mengetahui suatu hal yang kerap disembunyikan rapat-rapat oleh dirinya. Renzy menggaruk tengkuknya pelan, dirinya bingung ingin menjawab apa sebab raut emosi sangat kentara di wajah Ayah Renzy saat ini.
"KAMU UDAH BERANI YAA, BOHONGIN AYAH! AYAH BENCI LUKISAN, AYAH NGGAK SUKA KAMU JADI PELUKIS, INGAT ITU!"
Renzy tersenyum kecut, berusaha tenang dengan menghirup udara-udara yang sedikit berhamburan sebanyak mungkin, lalu membuangnya gusar. Bibirnya mendecih pelan, matanya 'tak tertahan mulai berkaca-kaca, cukup muak.
" Itu bukan kebohongan, Yah! Hanya saja sebuah keinginan yang lama kudambakan dan terpaksa disembunyikan." batin Renzy
"Kenapa yah? Apa yang membuat ayah benci? Kenapa Ayah melarang Renzy untuk menjadi pelukis? Kenapa, Yah! Kenapa? Bisakah Ayah beri satu Alasan!? "
"KARENA AYAH NGGAK MAU KAMU TERLUKA!"
BUGH ... TARR ...!!!!
Renzy menatap takjub tingkah Ayahnya barusan, karya miliknya telah dihancurkan begitu hebatnya. Memang tidak ada yang menarik, tapi bagi Renzy itu sangat berarti. Hatinya semakin mencelos perih, dadanya terasa sesak semacam terisis ribuan pisau dapur. Lamat-lamat Renzy menatap miris lukisan yang baru selesai dibingkainya kemarin, kini sudah hancur tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID GIRL(update Nyelow)
Teen FictionBukankah orang pintar seharusnya tidak menyombongkan diri sendiri ataupun merendahkan orang bodoh disekitarnya. Bukankah seharusnya orang yang berilmu mengamalkannya kepada orang lain yang membutuhkan. Bukankah orang pintar berperan untuk memajukan...