*~BAB 5~*

56 3 0
                                    


Keyakinan tertanam oleh seseorang.Tak tahu apa yang akan terjadi, semua seolah hidup penuh optimis. Sampai terlalu tinggi meningkatkan kesombongan diri sendiri.

~Larin







Typo bertebaran!

  ___________________

_______________________________



Zevin bisa melihat Renzy dan Larin tengah serius memikirkan sebuah taktik/strategi. Zevin mengernyit aneh terhadap gadis itu dengan tersenyum remeh. Dengan keadaan begini dirinya yakin bahwa gadis itu akan siap menanggung kekalahan. Dia sudah kenal dengan gadis di hadapannya, gadis yang seringkali dia temui di arena balapan. Dan zevin menanggapi bahwa gadis ini, sangat buruk dan pembuat onar.

Zevin bisa melihat di kedua bola matanya  Larin seakan mampu mengungguli Si ketua kapten. Gadis terlihat santai dan sok tangguh.

Aneh, nih orang berdua ngapain tiba-tiba tanding?






Zevin kembali memperhatikan cewek itu begitu lekat dari ujung kaki sampai kepala, lalu akhirnya bergidik merinding sendiri. " Ais, ck berapa tahun? Nih cewek kagak mandi?!"


Zevin mengindahkan pandangannya, bukan saatnya untuk menggibah, "Ren, lo udah siap?" Zevin bertanya sambil cengengesan menatap Renzy, "Gue yakin lo mampu bro, kalau cuman ngalahin nih cewek!"


Renzy tersenyum sembari sesekali melihat gadis itu "Pastinya, iya. Lagian gue penasaran. Seberapa tangguhnya nih cewek? Sampai sebegitu beraninya ngajak gue tanding!"




Larin tak bergemik, lebih baik memilih diam. Di balik itu Larin tersenyum remeh, akan indra pendengaran yang menyaring perkataan Renzy. Di sisi lain pun sama bahwa Larin ikut penasaran akan kemampuan Si Kapten basket yang selalu di bangga-banggakan.



"Lo, udah siap juga?" tanya Zevin pelan terhadap Larin

Larin tak menjawab, hanya mengangguk sekali. Zevin tak lagi munafik

"Hahaha, tampang lo yakin banget dah! Emang lo nggak tahu siapa lawan lo sekarang? Awas nangis di jalan gegera kekalahan yang nantinya akan menyertaimu nona....?!" Zevin memaparkan tawanya dengan sok lugas, mengikuti nada bicara seolah-olah psikopat

"Gue, nggak sepengecut yang lo kira!"

Zevin terpaksa tehenti, Lalu menyimpan kembali tawanya. Tatapan Renzy berubah menjadi serius.

"Baik, karena semua sudah siap. Mari kita berdoa bersama- sama. Semoga pertandingan ini berjalan dengan lancar. Berdoa mulai!"

Renzy tesenyum tipis saat mendengar ungkapan Renzy yang spontan, Renzy menurut 'tuk ikut berdoa. Sementara Larin menggelengkan kepala, dikira cowok itu acara pengajian? Namun Larin bisa melihat Zevin dan Renzy sangat khusuk, Larin pun ikut juga merunduk tuk berdoa.

"Berdoa selesai,"  Zevin mengakhirkan doa yang baru di pimpin.


Selepas itu  Zevin telah siap untuk meniup  peluit. Zevin menatap keduanya dengan serius. Di saat keduanya telah siap, perlahan Zevin mengangkat bola basket itu di antara keduanya. Posisi tangan kanannya memegang peluit dan sebelah tangan kirinya memegang bola.

Larin berusaha menatap fokus bolanya, dan tak kalah juga Renzy memfokuskan pandangannya ke bola yang saat ini di pegang oleh Renzy.

"Gue, pasti menang!" bisik Larin dalam hati

"Gue, pastikan. Lo kalah gadis pembuat masalah!"  bisik Renzy menatap bola, sambil sesekali melihat Larin.




PRIT...!!! .









Suara pluit itu terdengar nyaring. Bersamaan bola itu melambung tinggi. Bunyi pluit barusan membuat Larin melompat setinggi- tingginya untuk meraih bola diatas awang. Namun bola itu telah berhasil  di raih oleh Renzy terlebih dahulu, pemuda itu begitu cepat merebut bola dari tangannya.

Terdengar desiran halus nafas saat itu juga, Larin menyadari jika tingginya tak mampu menandinginya Dengan santainya Renzy mendrible bola bersautan ke tangan kanan dan kirinya, Sementara itu Larin mencoba fokus menyamakan instrumen gerakan Renzy agar mampu merebut bolanya.

Tetapi tidak semudah itu. Renzy berhasil melewati Larin dengan lihainya. Dengan gerakan santai dan cepat Renzy melompat kemudian memasukkan bolanya dengan mudah ke ring. Satu poin berhasil didapatkan, Renzy mengulas senyum dengan bangganya.




"Baru satu lemparan juga, tuh anak dah belagu, hahaha belum akhir. Senanglah saja dulu, lalu habis itu siap-siap nangis atas kekalahan. Hahaha"





Larin berusaha kembali fokus ke permainan tanpa mau kalah begitu saja. Renzy seolah  bayangan kakaknya, suara peluit kedua terdengar panjang nyaring di area lapangan,

Dengan cepat bola itu ditangkap oleh Larin. Setelah bola itu berada ditangannya. Perlahan gadis itu mendibrle  bola itu dengan gerakan cepat, ketika ingin selangkah maju. Renzy menghadangnya dengan mengikuti gerakan dirinya agar bisa merampas kembali bolanya.

Nafasnya sudah tidak karuan, Larin sekali lagi menatap mata Renzy.  Menurutnya cukup sulit bila sekarang harus melewati cowok bertubuh tinggi ini, Larin tersenyum licik sembari sesekali menatap ring dari kejauhan.  lantas Larin melompat setinggi-tingginya, kemudian melempar asal bola itu  ke ring. Meski jarak terlampau jauh, namun bola itu berhasil sampai di ring.

Pasalnya Larin begitu kuat melempar dengan fokus. Bola itu melambung begitu tinggi. Kini bola itu berputar- putar di sisi ring dengan tempo cepat lalu perlahan semakin melambat.

Dan akhirnya....















Bola itu masuk dengan mudahnya. Renzy yang menatap shoot barusan  sedikit tak percaya, ternyata gadis ini tak bisa diremehkan begitu saja. Sedari tadi Renzy melihat gadis ini sangat lihai, gerakannya begitu menarik.


Larin tersenyum puas akan lemparan barusan yang tepat sasaran, meski satu point tetapi sudah berhasil menunjukkan kemampuannya yang baru sebagian kecil. Dalam keinginan besarnya Larin jiga sudah seminggu tidak pernah main basket lagi. Tangannya cukup gatel ingin melihat dia segera bebas.




Renzy menatap Larin tersenyum puas lantas melangkah mendekati gadis itu "Baru satu point nona? Pertandingan belum berakhir!?"

Bisikan Renzy mengundang Alis sebelah Larin terangkat, bagi Larin dari instrumen gerakan Renzy dia akui cukup bagus.

"Kita liat saja nanti!?" jawab Lain singkat.




________________

See you next part

Semoga suka yah;)

STUPID GIRL(update Nyelow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang