17

740 41 0
                                    

Kini Aera memilih kembali ke dapur dan membiarkan Yera melihat-lihat ruangan bawah tanahnya itu. Langkahnya terhenti saat melihat seorang namja menyeruput jus di tangannya dan duduk dengan santai memandang laptop yang ada di depannya.

"Jun kau tidak pulang" ucap Aera saat menyadari namja itu adalah rekannya , Jungkook.

"Ah aku tadi meminjam kamar kecilmu sebentar dan aku jadi tertarik dengan laptopku. Sebenernya aku ingin ke ruang bawah tanah tadi tapi ternyata kita kedatangan tamu lagi"ucap Jungkook yang sesekali terkekeh pelan.

"Hmm memang adik dari sahabat ku itu memang memiliki rasa penasarannya yang tinggi sejak dulu dan itu bahkan bertahan sampai sekarang eoh, dia tidak berubah "ucap Aera yang ikut terkekeh.

Mata Jun dan Aera menatap ke arah laptop Jun yang langsung terhubung dengan CCTV yang ada di ruangan bawah tanah. Mereka masih menunggu  Yera keluar dari lift itu karena dari tadi dia hanya berdiri saja di dalam lift.

"Tempat apa ini , apa ini markas mereka "tanya Yera di dalam ruang tersebut sehingga Aera dan Jungkook dapat mendengar karena CCTV.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yera pov

Tempat apa ini , memang aku juga mempunyai tempat sepeti ini di kamarku. Tapi aku rasa ruangan ini lebih luas dan lebih canggih bahkan di sini ada semacam kasur dan sofa seperti ruang tamu.

Kakiku menuntunku berkeliling tempat ini berjalan mendekati komputer besar yang ada di hadapanku. Mataku terbelalak melihat semua data yang ada di komputer yang sengaja ku nyalakan. Itu semua hal tentang Sara dan keluarganya. Tanganku men klik lagi dan komputer itu kembali menampilkan foto Sara yang sudah di coret dengan tulisan 'KILL'  berwarna merah darah.

Oh ayolah apa maksud dari semua ini. Kini aku mengembalikan seperti semula agar Aera tidak curiga jika ada orang yang masuk dalam ruangannya.

Manik mataku kembali mengedarkan pandangan. Mencari-cari lagi dan bagus manik kembar ku menangkap sebuah foto keluarga yang berada di sebuah meja kecil. Foto itu menarik perhatianku membuat kakiku melangkah mendekatinya.

Saat sudah dekat , tanganku meraih foto itu mengamatinya lamat-lamat. Tunggu aku mengenal mereka. Mereka adalah keluarga Choi tapi , kenapa Aera memilikinya. Apa kah Aera itu... Adalah putri dari keluarga Choi. Ah apa itu mungkin dia selamat. Tapi memang mayatnya tidak di temukan bersama orang tuanya.

Jika memang dia Aera putri dari keluarga Choi mengapa dia tidak mengingatku ataupun Suga oppa. Ah apa dia ingin membalaskan dendam orang tuanya. Tapi aku dan Suga oppa yang sudah mencari-cari informasi tentang pembunuh itu bahkan tidak menemukan bukti apapun.

Ah paboya aku bahkan baru ingat kalau tadi Aera mengatakan ciri-ciri pembunuh itu karena memang dia yang selamat dari pembunuhan itu. Dan dia juga yang mengirim sebuah ciri-ciri pembunuh itu setelah 1  bulan kematian keluarganya.

Oh ayolah siapa sebenarnya pembunuh itu. Mengapa Aera tidak mengenalku dan Suga oppa saat datang kembali ke sini. Apa pembunuh itu ada dia antara kami , jika iya kenapa aku tidak menyadarinya sama sekali. Apa pembunuh itu Sara tapi tidak mungkin karena Sara juga ikutmati terbunuh. Arkh rasanya otakku ingin pecah karena semua pertanyaan yang ada di otakku.

Aku meletakkan foto tadi di tempatnya dan menatanya seperti sebelum aku mengambilnya tadi. Sebenarnya aku ingin tahu lebih banyak tapi aku sadar pasti Aera sudah kembali dari dapur. Dan saat itu aku tidak ada di sana ia akan curiga bukan.

Kakiku melangkah memasuki lift yang membawaku ke sini tadi . Lalu aku menekan sebuah tombol di sana dan benar saja lift itu bergerak naik ke atas. Lift itu berhenti menandakan aku sudah sampai di kamar Aera. Aku juga ingin main bersih jadi aku menekan lagi agar lemari itu kembali seperti semula.

My Enemy My Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang