Kini Aera sudah selesai menganti bajunya dengan sebuah dress selutut berwarna biru dan juga tas selempang yang bertengger indah di pundaknya. Kakinya menuruni anak tangga satu persatu dan sampailah ia di anak tangga yang terakhir. Maniknya menatap sosok Yera yang sibuk dengan ponselnya sampai-sampai tidak menyadari kehadirannya.
"Eoh Yera apa yang sedang kau lakukan, kau tampak serius"ucap Aera sambil melangkahkan kakinya menepis jarak diantaranya dan Yera.
"Tidak ada apa ra hanya saja anak-anak lain bilang mereka akan pergi ke rumah mu dulu juga , dan aku pastikan ini pasti ajakan Namjoon "ucap Yera.
"Sudahlah tak apa , dan kapan mereka datang hari semakin sore"ucap Aera.
"Mungkin sebentar lagi ra"jawab Yera.
Selang beberapa detik setelah Yera berbicara seperti itu bunyi klakson mobil terdengar dari luar rumah Aera.
"Itu pasti suara mobil mereka "ucap Yera.
"Kajja Yer kita keluar"ucap Aera menarik lengan Yera agar lebih cepat berjalannya.
"Apa kita berangkat sekarang" tanya Jimin yang di sebelahnya sudah ada Nana di sana.
"Iya kita berangkat sekarang saja lagi pula hari sudah semakin sore , takut jika nanti kita pulang terlalu malam "ucap Aera lalu masuk ke mobil Taehyung.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Cafe Persona"Karena memang jarak cafe yang akan mereka kunjungi dan rumah Aera cukup dekat jadi kini mereka sudah sampai di cafe 'Persona'.
Tidak menunggu waktu lagi mereka segera masuk ke dalam cafe tersebut dan segera duduk di tempat yang sudah mereka pesan. Ya mereka memang sudah memesannya untuk sore ini karena takut jika semua tempat penuh.
Setelah menemukan letak meja yang di pesan mereka segera duduk dan segera memesan makanan. Sambil menunggu pesanan yang mereka pesan datang kini Jimin mengungkit masalah kematian keluarga Bae lagi.
"Umm Yer karena kau aku juga penasaran siapa pembunuh itu"ucap Jimin mulai membuka arah pembicaraan.
"Aku rasa dia bukan pembunuh bayaran saja ,menurutku dia itu pembunuh sekaligus seorang psycopatch "ucap Hoseok menambahi sambil sesekali bergidik ngeri.
"Apa yang di katakan Hoseok ada benarnya juga. Karena kalau kita lihat dari semua pembunuhan yang ia lakukan selalu saja berakhir sadis, beruntung sekali ada korban yang selamat waktu itu walaupun hanya satu"ucap Jin.
"Kalau saja aku bisa bertemu dengan orang yang selamat dari pembunuh itu pasti aku sudah menanyakan banyak hal "ucap Jimin dan yang lainnya hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan.
"Dasar paboya orang itu ada di depan kalian " batin Yera
"Andai saja aku menemukan beberapa bukti lagi , aku pasti bisa memastikan bahwa orang itu kau Aera" batin Yera. Sambil menatap Aera secara intens.
"Ada apa Yer kenapa kau melihatku seperti itu"ucap Aera yang sadar bahwa sedari tadi Yera menatapnya secara intens. Raut wajahnya memang tersirat raut heran tapi ketahuilah bahwa di dalam hatinya ia tengah tersenyum.
"Ah tidak ada Aera mungkin hanya perasaanmu saja"ucap Yera dan Aera hanya mengangguk kepalanya pelan.
"Ah iya "ucap Aera sambil tersenyum kaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Husband ✓
FanfictionA'. Seorang gadis yang sudah tidak mempunyai keluarga. Keluarga nya telah di bantai habis oleh seorang pembunuh keji. Ia selamat karena pada saat itu ia berhasil kabur , tapi naasnya ia tertabrak sebuah mobil. Dan dengan bodohnya pembunuh itu tidak...