4. Warm and Cozy

10 1 0
                                    

Sudah 5 hari berlalu semenjak terakhir kali Felix bertemu Lya saat dia membantunya membereskan barang-barang kepindahannya.

Semenjak percakapan terakhirnya dengan Lya, ia menjadi lebih berambisi. Apalagi dengan munculnya sebuah ide gila lalu bertepatan dengan kesempatan emas disaat yang bersamaan.

Felix melesat pergi menuju pada tujuannya kini, Lya.

"Kamu punya rencana liburan ini?"

Lya mengerutkan dahinya menatap Felix yang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Kamu tau dari mana rumahku disini? Mas Yohan ya?" Tebak Lya.

"Kalo punya koneksi kenapa gak digunain?" Sahut Felix membenarkan.

"Jangan kesini lagi" pinta Lya sembari menutup pintu namun Felix menahannya.

"Orangtua dan adik kamu 3 hari ini pergi kan? Jadi boleh kan kamu aku culik 3 hari ini?"

Mulut Lya menganga saking terkejutnya. Bagaimana pula Felix mengetahui hal itu? Belum sempat ia menjawab Felix sudah membawanya dipunggung lalu memasukkannya ke dalam mobil.

Memang, Felix adalah orang yang tak akan menerima pendapatmu meskipun dia bertanya sebelumnya.
Kehendaknya adalah hal yang absolut nan mutlak.

Tututunggu dulu sekarang apa yang terjadi?? Dia mau membawaku ke mana? Kerumahnya? Kemanaa?? Apa aku akan dikurung? Disiksa? Dibunuh?? Gak gak gak gak bisa kayak gitu!

Lya meronta, berusaha membuka pintu mobil atau apapun itu yang bisa dilakukannya. Tapi ia masih tetap tak berdaya. Mobil terus melaju menjauh dari rumahnya. Melihatnya pun membuat Lya ingin menangis. Tak tahu akan dibawa kemana dan apa yang akan terjadi nanti. Apalagi kini disebelahnya duduk seorang laki-laki berbahaya yang bisa melakukan apa saja padanya.

Tapi ditengah itu, Lya masih bersyukur karena dia membawa Handphone nya di kantong. Jadi dia bisa meminta tolong saat ada kesempatan. Berharap saja semoga Felix membawanya ke tempat dengan sinyal yang cukup baik.

Akhirnya Lya hanya bisa duduk diam sambil menunggu mobil mereka tiba ditempat tujuan yang entah dimana. Dia terus meyakinkan dirinya untuk tegar dan tak menangis. Dia tak boleh kalah lagi dari Felix. Kini dia mempunyai senjata yang bisa menolongnya, Citra!

Namun diperjalanan, Lya tertidur. Mungkin karena otaknya juga sudah lelah memikirkan berbagai macam strategi pertahan juga penyerangan.

Ia pun terbangun karena mendengar deru ombak laut.

"Laut? Tapi laut yang mana??"

Lya melihat sekeliling, terasa asing baginya. Tak pernah ia melihat pemandangan laut seperti ini.

"Ini jauh gak ya dari rumah?"
Lya berbalik karena merasakan kehadiran seseorang. Ia melihat Felix yang berdiri menatapnya dari jauh.

Angin kencang berhembus menerbangkan rambut ikal panjang Lya. Mata Felix terbuka lebar, ia terpana. Kini melihat Lya bagaikan melihatnya.

Menjijikan. Dalam beberapa arti.

"Ayo masuk, sekarang udah sore jadi angin makin kenceng" ajak Felix, dia melangkah mendekati Lya.

"Masuk kemana?"

Felix tak menjawab dan hanya tersenyum sambil merangkul lengan Lya. Membawanya kesebuah villa.

Lya masih saja terkejut dengan skinsip yang terjadi terus menerus antara dirinya dengan Felix. Mulai dari hanya menyentuh, menggenggam, memeluk, atau bahkan mencium. Lya merasa risih, terlebih orang yang melakukannya adalah orang yang dulu merisaknya.

Our YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang