5 hari sebelum Felix membawa Lya ke Villa keluarganya, End Of Paradise.Sinar mentari pagi hari membuat Felix akhirnya terbangun. Dia baru ingat, dia sudah mulai tinggal di rumah barunya.
Dia merapikan tempat tidurnya, lalu mandi kemudian mulai memasak untuk dirinya sendiri. Kali ini tak ada para pelayan. Felix sudah berencana ingin mengurus semuanya sendiri. Sudah pasti ketika pertama kali melakukannya dia sedikit kesulitan.
Dia baru bangun di jam 9 ini.
Dia pergi mandi tapi lupa belum meletakan sabun dsb ditempatnya.
Roti yang dipanggangnya gosong dan dia terlalu memakai banyak selai dirotinya.Memang tidak sempurna. Tapi ada sebuah rasa kesenangan melakukannya.
Perhatiannya kemudian teralih pada 2 boneka kembar yang mirip namun berbeda warna. Tapi saat itu kedua boneka sedang tersungkur dengan posisi boneka yang satu menindih yang lainnya.
Melihatnya secara otomatis membuat Felix mengingat sebuah kenangan.
Tepatnya 4 tahun yang lalu.
Saat itu Felix sedang duduk menunggu seseorang sambil memainkan psp nya.
Kemudian orang yang ditunggu pun datang, seorang perempuan. Dia lebih tua dari Felix.
"Fel fel fel tau gaa... aku abis ketemu kembaran akuu!" Seru perempuan itu seraya menepuk-nepuk pundak Felix.
"Konyol, kamu kan gak punya kembaran. Mana mungkin lah" Bantah Felix tak percaya. Dia kembali melanjutkan bermain psp.
"Seriusan! Kalo kamu liat, kamu pasti nyesel bilang ini konyol" kata Perempuan itu meyakinkan.
Felix mengedarkan pandangannya "Yaudah sini.. mana orangnya? Mana?"
"Masa sih aku seret dia kesini? Padahal kenal dia aja ngga. Tapi sumpah deeh miriiip mirip banget! Apalagi mata imut kayak tedy bearnya, persis kek aku" tutur perempuan itu dengan menggebu-gebu.
Tapi sayangnya Felix masih tak mempercayainya,
Hingga sebuah gagasan muncul dikepalanya.
"Eh berarti kalo gitu... kamu yang duluan ngeliat si kembaran kamu itu ya?""Eh? I iya emang kenapa??"
Felix pun tertawa lebar. Suaranya keras parau dan jelas. Perempuan itu heran kenapa Felix bisa tertawa hanya karena hal itu.
"Wah buruk nih buruk...." katanya disela tawa.
"Buruk kenapa?" Tanya perempuan itu yang sudah sangat penasaran. Apa sih yang bisa membuat Felix bisa tertawa tiba-tiba begitu.
"Pernah denger mitos yang katanya orang pertama yang ngeliat kembarannya itu bakal mati?"
Perempuan itupun naik pitam mendengar jawaban Felix. Dia memukul-mukuli Felix yang masih terus tertawa.
"Kok ketawa sih! Serem tau!"
"Haha soalnya aku udah bayangin ekspresi semarah apa kamu pas aku bilang itu ahahahaha. Lagian kamu terlalu percaya yang gituan. Kan cuma mitos..."
"Terus kamu sendiri? Masih nginget mitos kayak gitu, berarti percaya dong?!"
"Baru aku baca kemarin. Trus cerita kamu jadi ngingetin aku lagi. Tapi beneran, aku gak percaya mitos kaya gitu" ucap Felix dengan sangat yakin.
Tapi memang seharusnya dia tak seyakin itu. Karena perempuan itu benar-benar mati 1 tahun kemudian.
Felix meletakkan rangkaian Lily putih di sebuah makam. Ya, itu adalah makam perempuan itu, Zoya.
"Hey apa mungkin dia itu adikmu? Kenapa makin dekat dengannya, semakin aku ngeliat kamu kembali hidup di dirinya?
Kalian kembar? Atau kalian terpisah saat keciĺ? Sebenarnya apa hubungan kalian?
Apa dia tahu alasan kamu tetap dimobil itu hari itu?" Kata Felix sembari menatap lurus Foto Zoya dimakam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Youth
Teen FictionZelda Alyana hanya ingin segera lulus SMP dan memulai kehidupan barunya. Ia ingin terlepas dari masa SMP nya yang penuh dengan derita akibat kejahilan teman-teman sekelasnya. Terutama terhadap Felix Aras Mikaela, pelopor Gerakan Mengganggu Alyana. S...