Selamat mawlam... 🌛🌛🌛
300 komentar untuk part ini, part selanjutnya langsung meluncur
🍩🍩🍩
Ingin ku teriak! Ingin ku mengeluh! Sungguh, pusing ini kepala eike! Setelah Mbak Eylla menikah, sekarang giliran aku dan Pak El dikebut kapan naik pelaminan?
Molla, molla! Dan aku cuma bisa menyengir culun.
"Leya, tante mau cerita," Tante Elsa menyuruhku mendengarkan.
Aku yakin pasti mau ngajakin ngrumpi. Nyari dosa. Catat! Sekarang aku sedang membantu Tante Elsa masak-masak. Malu tau kalau kalau bertamu kesini kegiatannya cuma numpang makan sama ngebo.
"Iya tan, mau cerita apa?" Jawabku dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Memotong daun bawang ternyata butuh perjuangan berat.
"Dalam waktu dekat ini boleh nggak kalau keluarga Tante berkunjung kerumah orangtua kamu?"
Tak...
Suara pisau dan talenan beradu keras. Aku kaget, bersyukur bukan jariku yang terpotong.
"Ada apa yah tan? Soalnya Papa sama Mama juga udah pindah ke Semarang, udah nggak di Karawang lagi."
Sekitar 3 minggu yang lalu Papa dan Mama sudah pindahan, hal itu atas permintaan Eyang Ana. Tadinya aku juga disuruh ikut tapi aku menolak. Because aku sudah betah disini.
"Mau silahturahmi aja. Gimana bisa nggak?"
Sreng...
Aku sedikit mundur saat Tante Elsa memasukkan ikan kedalam minyak panas.
Aku mengiyakan. Masa orang mau silaturahmi ditolak. Dosa nanti.
"Boleh-boleh aja sih Tante. Nanti aku kabarin dulu ke rumah, biar waktunya pas."
Pletok...
Ikan yang digoreng mengeluarkan bunyi pletok-pletok minyaknya juga ada yang muncrat.
Aku bergeser lagi, mencari posisi sejauh mungkin dari kompor.
Aku menatap bingung pada Tante Elsa ketika beliau tiba-tiba menggenggam tanganku.
"Tante kenapa?" Aku was-was. Takut disuruh membalik ikan.
"Kamu nggak bakalan pisah sama Elvano kan?"
Tebakanku salah. Kalau aku disuruh memilih mendingan aku mutus-mutusin daun bawang sampe nangis kejer dari pada goreng ikan.
"Iya nggak tau Tante. Kalau nggak jodoh ya pasti pisah." Itu jawaban paling aman. Dari pada berhutang janji.
"Kalian pasti jodohlah. Udah cocok gitu. Tante yakin banget deh." Tante Elsa malah yang pede abis. Belum tau sih dia kalau aku dan Pak El lagi ribut.
"Tante bisa aja." Akhirnya pekerjaanku selesai. Tinggal cuci peralatan saja.
"Kalau kamu diajakin nikah tahun ini mau nggak?"
"Maksudnya nikah sama Mas El?" Aku tersenyum menggoda pada Tante Elsa. Tidak mungkinkan Tante Elsa menanyakan pernikahanku dengan laki-laki lain.
Tante Elsa cekikikan, dia membantuku membawa peralatan kotor ke wastafel.
"Yah ketahuan modusnya. Iya begitu maksudnya, mau?"
Aku menuangkan sabun cuci piring yang memiliki kekuatan seribu jenuk nipis ke atas spon lalu meremas-remas agar keluar busa melimpah.
"Nggak tau Tante nanti tanya Mama sama Papa dulu yah. Soalnya ada itung-itungan Jawa apa gitu. Leya nggak terlalu paham."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]
Romance"Pengen gue semprot baygon biar mampus tuh orang!" Gerutuku setelah keluar dari ruangan Pak El. "Awas lo ntar lama-lama naksir Pak Elvano," Tegur Siska memperingatiku "Najisss!!!" Balasku dengan emosi. "Siapa yang kamu bilang najis?" Suara laki-laki...