30. Tersangka!

107K 8.1K 743
                                    

Author mau libur dulu yah 4 hari 🤣🤣🤣

Soalnya saudara author ada yang nikahan. Jadi sibuk dirumah. Nanti kalau udah ada part selanjutnya yang selesai pasti langsung di up yah,,

Terimakasih

🍩🍩🍩

Sudah terhitung tiga hari berturut-turut aku selalu mendapat kiriman bunga dari orang tak dikenal. Dan aku masih beruntung karena Pak El belum mengetahui hal itu sama sekali.

Aku menatap sedikit ragu pada Pak El yang sedang sibuk menguyah keripik singkong. Kami sedang berada diapartemenku setelah pulang kantor bersama. Siang tadi Siska dan Bian menyarankanku agar bertanya langsung pada Pak El karena menurut mereka kemungkinan besar Pak El menjadi tersangkanya. Meski aku tidak yakin sama sekali.

"Pak mau nanya," Ujarku cemas.

"Saya jawab,"

Dia menatapku sekilas. Lalu nyemil lagi.

Jantungku berdetak karena aku masih hidup, "Bapak tau bunga apa nggak?"

Aku was-was menantikan reaksinya.

"Iya tau," Jawabnya santai.

"Pernah beli bunga?" Lanjutku mengorek informasi. Semoga saja dia tidak curiga.

"Pernah. Kamu lagi kepengen dibeliin bunga atau gimana? Dari tadi nanyain bunga terus. Tumben."

"Cuma nanya aja," Jawabku mengelak.

Pak El memberiku tatapan curiga.

"Kamu habis dikasih bunga sama siapa?"

SHIT!

"KOK TAU PAK?!"

"Maksudnya itu eh- apa ih anu," Ucapku belepotan karena saking gugupnya.

Kedua tangan Pak El terlipat didepan dada dengan sorot mata yang menatap tajam, hal itu menjadikan dirinya terlihat sedikit menakutkan

"Dari siapa?" Tanyanya dengan nada datar.

Tamatlah riwayatku!

"Nggak ada yang ngasih aku bunga. Salah denger pasti." Aku mengelak. Nggak boleh panik. Nggak boleh!

"Dari siapa?" Tanyanya sekali lagi.

Aku merasa semakin disudutkan. Aku harus mengalihkan pikiran Pak El. Tapi gimana?

"Jawab pertanyaan aku, Leya!"

"Pak El pasti haus yah? Aku ambilin minum dulu yah kedapur."

Ya Allah semoga kali ini berhasil. Amin.

"Dari siapa?"

Lagi-lagi pertanyaan itu yang muncul. Sialan!

Bahuku terkulai lemas. Begini nih resiko punya pacar bos, pinter mengintimidasi.

"Nggak tau."

Alisnya terangkat sebelah, "Yakin nggak tau dari siapa?"

"Beneran! Nggak bohong lagi."

"Mana bunganya? Coba liat." Pak El masih enggan tersenyum padaku.

Boro-boro mau tersenyum! Itu aja mulutnya abis ngomong langsung mingkem rapet.

"Udah dibuang semua dikantor."

"Semua? Berarti banyak ya."

Senyum miring khas orang jahat muncul.

MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang