25. Euphoria

120K 9K 570
                                    


Cukup lama nggak update yah,,,

Maafkeun author yang kemarin menghilang tanpa jejak 🤣🤣🤣

300 komentar buat part ini,

Jam 22.00 WIB part selanjutnya meluncur

🍩🍩🍩

"Eyang Ana yang masih cantik walaupun sudah semakin tua. Tolong jelaskan kenapa Eyang segampang itu menerima Mas El?" Tuntutku secara langsung pada Eyang kesayanganku ini karena kalau ditanya lewat telvon Eyang Ana tidak pernah mau menjawab. Sikap Eyangku sungguh berbeda sekali saat aku dulu memperkenalkan Rendi sebagai kekasihku.

Waktu aku bilang keluarga Pak El akan datang melamarku jawaban Eyang Ana yaitu "Silahkan pintu rumah terbuka sangat lebar."

Eyang Ana mengelus kepalaku, "Elvano anaknya itu sopan. Eyang juga udah pernah ngobrol beberapa kali lewat telvon sama dia sebelum ketemu langsung hari ini dan Eyang suka. Jadi nggak ada alasan buat nolak."

"Masa sih?" Kataku ragu karena bagaimanapun dulu aku sering terciprat omongannya yang pedas itu.

"Iya pokoknya harus Elvano yang jadi suami kamu." Eyang Ana berujar kekeuh.

Apa jangan-jangan Pak El pakai jurus semar mesem.

"Udah sana temuin calon suami kamu. Kasihan udah nunggu lama. Katanya mau kepasar malem," Eyang Ana mengusir.

"Iya Eyang. Eyang mah dari dulu aneh. Cucunya lagi dateng kesini malah diusir. Giliran nggak main kesini ditanyain terus."

Kedua tangan Eyang Ana mendorongku. Tadi siang memang acara lamaran sudah berjalan dengan lancar. Dan statusku sekarang sudah resmi jadi calon istri Pak El.

"Sudah jangan drama terus. Penyakit dari lahir kok nggak hilang-hilang."

Walaupun Eyang asli orang Semarang namun beliau tidak pernah mempermasalahkan tentang aku yang tidak bisa berbahasa Jawa. Aku hanya tau sedikit bahasa Jawa, itupun yang sering dipakai anak-anak gaul di sosmed doang.

"Penyakit apaan sih Eyang! Aku pergi dulu." Aku salim dulu.

"Main kepasar malem aja. Jangan ketempat yang aneh-aneh. Inget belum sah!" Katanya memberiku peringatan.

"Kalau main kehotel boleh?" Tanyaku jahil.

Eyang Ana melepaskan sendalnya.

"Eyang timpuk kamu pake sendal yah kalau macem-macem." Ancamnya sadis.

"Hahaha. Bercanda Eyang."

Untung Eyang Ana tidak tau kejadian-kejadian absurd apa saja yang pernah aku alami dengan Pak El dulu. Bisa-bisa aku di cemplungin ke sumur kalau beliau tau.

Aku menghampiri Mas El. Bergelayut manja dilengannya.

"Mas El jadi pergi nggak?" Tanyaku memastikan. Jangan sampai udah naik jabatan jadi calon istri tapi masih jadi korban php.

"Jadi,"

"Ayo buruan Mas! Keburu pasar malemnya tutup. Nanti malah jadi pasar pagi." Ajakku semangat.

"Iya,"

Aku turun dari Bianglala dengan wajah tertekuk. Sedih.

"Mas naik lagi," Pintaku memelas.

Pak El menarikku menjauh dari wahana itu.

"Udah 5 kali loh. Kasian sama pengunjung yang lain. Gantian,"

MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang