Cie tembus 400 komentar juga,
Kalau Leya sama El nggak update selama seminggu kalian nyariin nggak?
😜🍩🍩🍩
"Biar saya aja pak!" Aku menolak Pak El yang hendak membantuku mencuci piring.
"Saya nggak ada kerjaan,"
"Mending bapak nemenin Mbak April nonton tipi deh, dari pada nungguin saya disini. Nggak jelas,"
Risih tau diliatin terus. Deg-deg ser juga kaya lagi jadi pembantu yang lagi training cuci piring.
Pak El bersidekap didepan dada. Sikap bossy dia mode on.
"Suka-suka saya dong. Kamu harusnya bersyukur ada yang nemenin. Kalau ada setan gimana? Nanti kamu takut."
Aku terkekeh, "Yang ada setannya takut sama saya. Tapi ada yang lebih nyeremin dari pada setan loh pak. Mau tau nggak?"
"Siapa?"
Aku berbisik sok misterius, "Mbak April,"
Pak El tertawa kecil mendengarnya.
"Husshhh,,, ngawur."
"Selesai!"
Prok prok prok
Aku tepuk tangan sendiri saat tugasku sudah end.
Setelah itu kami menuju ruang tamu untuk menemani Mbak April yang belum menunjukan tanda-tanda akan pulang. Padahal matahari sudah terbenam dari 2 jam yang lalu.
"Mbak April mau pulang jam berapa?" Tanyaku langsung pada inti.
Dia melirikku sinis, "Terserah gue dong! Mau pulang apa enggak itu bukan urusan lo!"
Bibirku komat-kamit. Ada yah orang kaya gitu.
"Idih! Ditanya baik-baik malahan gitu. Apa mau nginep disini? Mau jadi orang ketiga gitu? Kaya nggak laku aja. Apa emang nggak laku?" Cibirku.
"El! Liatin pacarnya kamu. Dari tadi nyari gara-gara terus sama aku!" Nenek sihir merajuk.
Bibirku menyunggingkan senyum mengejek. Jijik dengan tingkah dia yang sering bermuka dua.
"Nyali lo kecil banget sih mbak!"
Pak El menatap aku dan Mbak April bergantian. Dia geleng-geleng.
"Kalian berdua bisa akur tidak kalau ketemu? Jangan ribut terus. Bikin saya pusing."
"NGGAK BISA!" Ucapku berbarengan dengan nenek sihir itu. Tumben banget kali ini kami sehati.
"Leya tuh yang mulai duluan!" Tuduh Mbak April seenaknya.
Aku megap-megap, mengatur nafas sejenak.
"Helooowwww!!! Tolong yah tolong! Sejak kapan gue cari gara-gara duluan sama lo mbak? Sembarangan banget kalau ngomong! Waktu kecil lupa belum di imunisasi apa gimana?" Aku nyeplos dengan emosi.
"Nggak usah ngegas juga kali!" Balas Mbak April sengit.
Aku menghampiri Mbak April. Berdiri dihadapan dia dengan kedua tanganku bertopang dipinggang.
"Kenapa takut kalau gue ngegas? Ngebom sekalian gue juga bisa! Sini maju," Tantangku tanpa takut. Wajahku maju-maju biar kelihatan makin serem.
"El! Tolongin!" Teriak Mbak April ketakutan. Posisi badannya semakin terpojok diujung sofa. Membuatku semakin gencar mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]
Romansa"Pengen gue semprot baygon biar mampus tuh orang!" Gerutuku setelah keluar dari ruangan Pak El. "Awas lo ntar lama-lama naksir Pak Elvano," Tegur Siska memperingatiku "Najisss!!!" Balasku dengan emosi. "Siapa yang kamu bilang najis?" Suara laki-laki...