*Chanhun Area*
**
*
*
**Summary:
Semua ini berawal dari kejadian itu, sesuatu dosa besar yang pernah ia lakukan, hingga akhirnya membawanya ke dalam lingkaran kegelapan yang tak mampu untuk ia tinggalkan begitu saja.
**
*
*
**Prolog:
Desahan dua insan yang kini tengah bercumbu di dalam hotel, bergema samar-samar di ruangan yang cukup luas itu. Tangan seorang pria yang kini berada di atas tubuh si mungil dengan lihai melucuti pakaian seseorang di bawahnya. Pandangan keduanya di penuhi kabut gairah, tak memikirkan lagi apa yang akan terjadi nantinya.
Sehun--nama pria yang kini ada di atas mangsanya itu--menghisap dada seseorang di bawahnya dengan bersemangat, meskipun hampir setiap hari ia melakukan hal seperti ini. Tentunya dengan banyak pria yang berbeda untuk menjadi partner one night stand-nya.
Ia sangat terkenal di kampusnya sebagai pria berandal yang selalu saja mempermainkan hati pria-pria manis yang menyukai serta mengejarnya. Tak hanya cukup di sana, ia selalu pandai merayu mereka hingga dengan suka rela para pria itu di tuntunnya untuk melayani nafsu berahinya setiap malam, setelah ia puas maka dengan cepat di depaknya mereka dari hidupnya begitu saja. Terdengar tidak berperasaan memang. Namun, ini lah Sehun. Seorang pria yang anti dengan namanya percintaan, lebih memilih mempermainkan para mahluk menjijikkan yang mengatakan dengan lantang tanpa tahu malunya 'aku menyukaimu'.
Dipaksanya pria di bawahnya itu untuk membuka kakinya lebar-lebar, tetapi tingkahnya aneh, dan terlihat kikuk. Seperti ia tak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya, bahkan masih telihat malu-malu, tidak seperti banyak pria manis yang ia tiduri sebelumnya, tetapi Sehun tak menggubrisnya, ingin segera melancarkan aksinya malam ini.
Sehun menyiapkan posisinya, menekankan hasratnya pada pria di bawahnya. Isakan pelan keluar dari sudut bibir sosok manis itu, membuat ia menyadari sesuatu hal, hanya saja Sehun tak memperdulikannya yang terpenting untuknya ialah dirinya puas sekarang dan tak memperdulikan apapun lagi setelahnya. Hingga malam panjang itu di tuntaskannya dengan gairah yang membanjiri pikirannya tak ada yang lainnya, sekalipun tangisan kesakitan dari mangsanya malam ini.
🍁
🍁
🍁"Kenapa kau mengikutiku?"
Intonasi tidak suka terdengar sangat jelas keluar dari bibir Sehun, begitu menyadari sosok yang ia tiduri beberapa Minggu lalu masih saja mengejarnya tanpa tahu malu. Padahal dengan gamblang ia berkata jika Sehun tak berminat pada pria itu, ia tak pernah melakukan hal seperti itu dua kali dengan orang yang sama.
"Tidak bisakah kau memberiku kesempatan?"
"Kesempatan seperti apa? Aku tidak menyukaimu."
"Tapi aku menyukaimu."
"Aku tidak perduli."
"Sehun...."
"Jangan pernah memanggil namaku, kau menggelikan."
Pria itu mencoba untuk menghalangi Sehun yang ingin melangkahkan kakinya pergi meninggalkannya, hingga dengan kasar Sehun mendorong sosok mungil itu sampai ia terjerembab pada lantai yang keras.
"Aku hamil."
Langkah Sehun terhenti dan membalikkan tubuhnya ke arah pria yang masih terduduk di lantai kini dengan sinis, seolah pria itu sesuatu yang tak berharga sama sekali.
"Lalu?"
"Kau harus bertanggung jawab."
"Tanggung jawab? Aku bahkan tidak tahu itu anak siapa? Pria mana yang kau tiduri."
"Ini anakmu, aku tidak pernah melakukan hal seperti itu dengan pria lain."
Sebenarnya ia tahu tentang ini. Namun, Sehun tak mau secara langsung mengakuinya, walaupun ia bisa merasakan dan sadar bahwa itu adalah pertama kalinya Luhan melakukannya, karena tingkah dan juga semuanya yang pria tadi lakukan ketika malam mereka bersama sangat aneh, sangat berbeda dengan pria-pria nakal yang pernah Sehun tiduri.
Tetapi itu bukan salahnya, Luhan sendiri yang setuju untuk tidur dengannya, menyerahkan dirinya pada Sehun, meskipun Ia tak menyangka sosok yang cukup populer di kampus dengan sikapnya yang galak itu, belum pernah sama sekali tidur dengan pria lain. Jadi apakah hal ini kesalahannya?
Tentu tidak, salahkan Luhan yang dengan mudahnya tunduk dan tertipu bujuk rayunya. Lagipula Sehun tak pernah berjanji untuk bertanggung jawab, tidak ada hal seperti itu dalam kamusnya. Jika Luhan hamil itu resikonya, sementara Sehun tak ingin tahu sama sekali.
"Gugurkan!"
"Tapi--"
"Aku tidak menerima kata 'tapi' mu, Luhan!"
"Aku tidak mau melakukannya."
Sehun mendekati Luhan dan berjongkok ke arah pria itu, mencengkram erat rahangnya seolah ingin mematahkannya.
"Lalu kau ingin aku bertanggung jawab padamu dan anak itu? Jangan bermimpi, itu tidak akan pernah terjadi, camkan itu!"
Tanpa memperdulikan Luhan yang menatapnya sambil menangis, Sehun pergi dari tempat itu. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah mau menerima anak yang tengah di kandung Luhan, tidak akan pernah itu terjadi. Sehun akan berusaha untuk menyingkirkannya, hingga suatu ide terbersit di dalam benaknya.
Diraihnya ponsel yang ada di sakunya, mencoba untuk menghubungi seseorang ketika ponsel itu tersambung, tanpa banyak bicara Ia langsung mengatakan pokok masalah yang dirinya ingin sampaikan.
"Aku punya pekerjaan untukmu, datang ke tempatku nanti."
Hanya itu yang Sehun katakan, sebelum menutup sambungan teleponnya, lalu melirik sinis ke arah di mana Luhan berada, seolah berkata 'tidak lama lagi aku akan menyingkirkanmu' sebelum benar-benar pergi dari sana, benar-benar tak sedikitpun menaruh belas kasih pada pria yang masih menangis dan bergeming di tempat yang tadinya sempat ia pijaki.
**TBC**
Baby Fhlox
*200819*
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rat ✓ ( Chanhun )
Fanfiction[ Completed] Apakah didunia ini benar-benar ada hal yang bernama 'karma'? bagi seorang Sehun ini semua mungkin adalah balasan atas apa yang ia pernah lakukan dulu. Cerita ini mengandung unsur: Boyslove /Boyxboy M-preg Mature content