SIMPUL MISTERI

10.1K 349 20
                                    

Malam pengantin yang seharusnya dilalui dengan suasana romantis penuh bunga-bunga, kini berubah mencekam. Galih mengerutkan dahi sambil tetap melafazkan istigfar. Ia masih berpikir tenang, menganggap apa yang telah mereka lalui malam ini adalah sesuatu yang tak perlu dicemaskan secara berlebihan.

Dengan cekatan jemarinya menuangkan air zam-zam dari teko ke dalam gelas kristal di atas nakas.

“Minumlah dulu, Sayang.” Galih menghampiri Mimi yang masih bergeming. Dadanya turun naik karena detak jantung yang masih bergerak lebih cepat.

“Tenang, Mi. Ayo istigfar. Astagfirullah, astagfirullah, …,” ucap Galih sambil membelai lembut pundak istrinya.

Ia menuntun Mimi untuk mendengungkan kalimat tayibah, sebagai bukti penyerahan diri kepada Allah.

Galih berpikir, mungkin saja yang terjadi malam ini bersumber dari kesalahan masa lalu yang tak disadari.  Bisa jadi, Mimi ataupun dirinya pernah menyakiti seseorang tanpa sengaja di masa lampau.

Rasa sakit hati yang berlebihan terkadang menjadikan orang yang baik mampu melakukan hal-hal di luar nalar. Dengan pelan, Galih pun bertanya pada Mimi.

Ia tak ingin pertanyaannya justru membuat sang istri semakin tertekan, tetapi rasa penasaran terus mendesak untuk segera diungkapkan.

“Apa ada sesuatu yang belum Aa ketahui tentangmu, Sayang?” Ditatapnya wajah cantik Mimi yang kini terlihat pucat pasi.

“Mi-mi … Mimi seorang janda sebelum bertemu dengan Aa. Apalagi, A?” Sepasang mata indah itu mulai berkaca-kaca.

Kelebatan masa lalu yang tak ingin diingatnya lagi kian tergambar jelas. Satu persatu wajah para lelaki yang hampir mereguk nikmatnya malam pengantin bersamanya seolah kompak muncul di hadapan.

“Sudah sejak awal mengenalmu Aa tau itu. Tak menjadi masalah buat Aa, Mi. Maafkan Aa jika membuatmu tersinggung. Maaf … Aa tidak bermaksud begitu.” Galih kebingungan melihat raut wajah istrinya yang kini seperti ketakutan.

'Apa sebenarnya yang Mimi sembunyikan?' batinnya.

Tanpa diduga-duga, Mimi tiba-tiba menghambur ke kamar mandi. Sosoknya hilang di balik pintu yang mengeluarkan suara keras karena bantingan. Tubuhnya luruh di lantai, isak tangis terdengar jelas di telinga Galih. Sebagai lelaki saleh yang sangat mencintai istrinya, ia terenyuh.

'Pastilah begitu berat beban yang ditanggung Mimi selama ini,' batinnya.

Galih melangkahkan kaki mendekati pintu kamar mandi. Diketuknya pelan sambil terus memanggil sang istri untuk segera keluar. Terdengar suara keran air dihidupkan. Mimi membasuh wajahnya yang lengket oleh air mata.

“Mi, maafkan Aa. Keluarlah … kau perlu istirahat, Sayang.” Tak lama suara pintu kamar mandi dibuka.

Galih menggeser tubuhnya ke samping, memberi jalan pada Mimi. Perempuan itu melangkah ke arah tempat tidur dengan wajah tertunduk.

Lelaki itu mengikuti langkah Mimi. Lalu ia bergerak cepat mendahului istrinya dan dengan cekatan mencoba merapikan sprei yang sedikit kusut. Perempuan itu menoleh sesaat sebelum melanjutkan gerakannya naik ke pembaringan.

Saat itulah rambut panjang sebahunya terkibas, mengeluarkan aroma tak biasa yang menusuk hidung Galih.

Galih mencoba mengabaikan penciumannya. Namun ….

“A, tolong pijiti tengkukku. Rasanya seperti berat sekali.” Mimi menelungkupkan tubuhnya dengan wajah menempel ke bantal.

“Apa perlu Aa mintakan minyak hangat ke Bi Sumi?” tanya Galih sambil menyibakkan rambut hitam panjang Mimi.

MISTERI JANDA CANTIK (Segera Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang