Bab 3

526 56 2
                                    

Lana tampil menawan dan cantik dengan balutan hanfu kuno berwarna biru, beruntung pakaian hanfu sangatlah tertutup sehingga ia bisa memadupadankan dengan hijabnya. Hari ini adalah hari besar keluarga angkatnya, dan mereka memang selalu menggunakan hanfu. Lana sendiri diminta untuk selalu memakainya saat menghadiri hari besar keluarganya seperti ini. Lana adalah muslimah yang taat dan ibu angkatnya sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, meski pada awalnya mendapat pertentangan dari seluruh anggota keluarga besar namun Ibu angkat Lana ini membuktikan bahwa Lana adalah muslimah yang baik.

"Nona, anda sangat cantik. Pemuda yang akan menikah dengan Nona pastilah pemuda yang beruntung. Ucap Shan shan pada Lana, Lana sendiri hanya tersenyum menanggapi ucapan Shan Shan.

"Lana?" Panggil Nyonya Jiang, ibu angkat Lana.

"Ibu, ada yang bisa Lana bantu?" Lana segera menghampiri Ibunya.

"Tidak ada, ibu hanya memanggilmu untuk mengajak keluar, semua sudah berkumpul di aula." Nyonya Jiang menuntun Lana keluar dari kamar di ikuti oleh Shan Shan. Lana sebenarnya sangat canggung setiap menghadiri acara ini, dirinya hanya orang luar yang secara beruntung menjadi anak angkat Nyoya Jiang. Dirinya sadar setiap tatapan menghina yang ia dapatkan dari sebagian keluarga besar Nyoya Jiang.

"Ada Ibu, jangan khawatirkan hal yang tidak perlu."

Lana mengangguk dan tersenyum kembali menanggapi ucapan sang Ibu. Tidak ada yang pernah menyangka anak yatim piatu seperti dirinya kini menjadi anak angkat dari seorang terpandang di negeri China ini, awal mula dirinya hanya ingin bekerja sebagai pengurus rumah tangga namun takdir mengatakan lain. Mungkin pepatah yang mengatakan roda selalu berbutar benar adanya.

"Nyoya Jiang, dan Nona Lana hadir." Ucap seorang lelaki di bawah tangga dengan lantangnya. Seketika semua yang hadir melihat pada keduanya, ada yang takjib ada pula yang mencibir. Lana sendiri sebagai gadis asia yang tidak bisa di bilang jelek, kulit wajahnya yang putih dan bersinar, matanya yang berwarna coklat pekat dan bibirnya yang berwarna merah muda.

"Hmm, beruntung sekali dia bisa menjadi anak dari Nyonya Jiang." Terdengar bisik-bisik dari salah satu tamu undangan di sudut terdekat tangga. Tapi hal itu tidak pernah melunturkan senyum di bibir Lana, ia harus menulikan telingganya untuk saat ini, asalkan dirinya tidak mengecewakan ibu angkatnya, maka dia tidak perlu peduli dengan hal lainnya.

"Kakak Ipar, Lana mari ke sini, kami sudah menunggumu sejak tadi. Acaranya akan segera di mulai." Ucap salah satu perempuan yang seumuran dengan Ibu angkat Lana, Nyonya Jin adalah istri dari Tuan Jiang Yan adik ke dua dari Ibu angkatnya. Mereka termasuk keluarga yang tidak mempermasalahkan kehadiran dirinya. Berbeda dengan adik pertama Ibunya, Nyonya Wen dan Tuan Jiang Mo kedua suami istri ini beserta anaknya Jiang Li sangat membenci Lana dan menganggap Lana akan merebut harta dari Nyonya Jiang Yanli ibu angkatnya. Padahal dirinya sama sekali tidak punya niatan seperti itu. Tapi bukankah kita yang ada di bawah selalu tidak dipercaya? Selalu dianggap berbeda dan selalu punya niatan buruk di mata mereka yang berada di atas.

"Lana, jangan dengarkan apapun yang membuat hatimu resah." bisik Nyonya Jin dengan lembut, sedangkan dari sudut matanya Lana menangkap senyum mengejek dari Nyonya Wen.

"Seperti biasa dirimu selalu mengambil hati Kakak Ipar ya, Adik Jin?" terdengar ucapan memohon Nyonya Wen terhadap Nyonya Jin, membuat lengan Lana sedikit sakit karena remasan Nyonya Jin yang sedang meredam emosinya. Lima tahun bersama dengan mereka membuat Lana hafal bagaimana provokatifnya Nyonya Wen. Dia akan menyerang siapapun yang ia inginkan tidak.

Lana ingat dulu kalanya dirinya masih sekolah di Sekolah Menengah Pertama dirinya juga selalu di ejek, namun Lana tidak ambil pusing perkataan mereka baginya belajar dan mempertahankan beasiswanya adalah yang terpenting. Dirinya i gin sukses dan membantu ibu panti membesarkan adik-adiknya.

"Lana jangan terus belajar, ayo main bersama kami, percuma belajar kamu tidak akan bisa berubah seperti kami hahahha." ucap salah satu temannya kala itu, namun ucapan tersebut nyatanya salah besar Lana sekarang bisa berubah bahkan dirinya berpengaruh di sini. Bahkan kalau dirinya mau dirinya bisa membalas mereka yang dulu padanya dua atau tiga kali lipat.

Tbc

Assalamualaikum aku datang lagi dengan part 3, jadi alur cerita ini aku buat alur maju mundur tapi tidak ada tulisan flasback di setiap masing-masing tokoh teringat masa lalunya.

The Guardian'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang