"Lana, kami senang akhirnya bisa menemukanmu." Ucap Alif membuka pembicaraan di antara mereka bertiga, namun berbeda dengan Ardi dan Alif yang antusias dengan pertemuan ini. Lana justru hanya bisa menunduk, sedikit takut bahwa kejadian enam tahun silam akan kembali lagi. Di mana Ardi dengan lantang mengatakan Lana adalah seorang perempuan penggoda.
"Lana? Apa kamu takut bertemu dengan kami? Maafkalau enam tahun lalu kami memperlakukan dengan buruk padahal kami tidak tahu kebenarannya, maaf karena telah tidak percaya padamu saat itu." Lanjut Alif karena melihat tidak ada respon dari Lana.
"Aku tidak apa-apa, itu sudah masalalu" bohong Lana dengan begitu apiknya tapi tanpa keduanya sadari Lana harus mengenggam tangannya kuat-kuat agar dia tidak menangis dan begetar saat berucap.
"Tapi tidak bagi kami Lana, selama ini kami begitu jahat padamu dan membuatmu menderita bahkan alu masih ingat betapa jahatnya aku saat mengatakan kalau kamu ...," ucapan Ardi terputus saat dirinya tidak mampu mengucapakan kata-kata laknat itu kembali. Rasanya dirinya ingin menampar mulutnya sendiri sampai berdara setiap kali mengingat ucapan uang dia lontarkan pada Lana.
"Aku sudah melupakannya."
"Lana ...,"
"Tidak Ardi, Alif, anggap saja apa yang terjadi di masa lalu adalah sebuah kesalahan, aku sudah memaafkan kalian bahkan sebelum kalian minta maaf. Tapi aku harus pergi sekarang."
"Tidakkah kamu bisa cuti pada majikannmu beberapa hari ini? Kami benar-benar ingin bersama kamu." Harap Ardi pada Lana saat melihat peremouan itu sidah mengalungkan tasnya.
"Tidak bisa." Jawab Lana singkat
"Kapan kamu akan kembali ke Indonesia?" Gantian Alif mengajukan pertanyaan.
"Tidak tahu."
"Lana kapan akhir masa kontrakmu."
"Aku tidak bisa menjawabnya."
"Lana ...,"
"Maaf, aku harus segera kembali." Potong Lana sebelum Ardi menyelesaikan pertanyaannya.
"Lana izinkan kami paling tidak tahu nomermu, kami mohon." Ucap Alif dengan memohon, mau tak mau Lana yang memang tidak tegaan terhadap keduanya hanya bisa mengangguk pasrah. Dianya menyerahkan kartu namanya dan segera berpamitan menuju tempat Xiao dan Shan Shan duduk. Bahkan Lana tidak menengok kembali pada dua pasang mata yang dengan setia mengamati setiap langkahnya.
***
Sesampainya di rumah Lana menuju kamarnya, masuk kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya tumpah begitu saja, sekuat apapun Lana menahannya pada akhirnya tidak dapat ia tanggung. Bayangan masa-masa mereka bersama dengan bahagia tanpa adanya beban muncul dalam ingatan Lana. Ketukan dari luar pintu tidak Lana indahkan dia hanya ingin menangis menguranggi sesak dalam hatinya. Batinnya berteriak kenapa setelah sekian tahun mencoba melupakan dan menguatkan dirinya, ia menjadi rapuh hanya dengan bertemu mereka kembali, kemana kekuatan dan keberanian Lana selama ini?
Terdengar suara dari luar kamar mandi Lana, sang Ibu angkat dan juga Shan Shan bergantian memanggil lana, khawatir karena tidak biasanya Lana bertingkah seperti ini. ada apa gerangan dengan Lana pikir mereka.
"Shan Shan panggil Tn Yang , biar dia dobrak pintunya. aku khawatir dengan Lana apalagi akhir-akhir ini banyak kasus bunuh diri di berita."
"Nyoya, tapi mana mungkin nona Lana melakukan itu?" tanya Shan Shan karena tidak mungkin nonanya akan melakukan hal seperti itu.
"Shan Shan, lebih baik sekarang panggil Tn Yang, aku khawatir dengan Lana."
Namun belum selangkah Shan Shan beranjak, suara kunci pintu dibuka terdengar di gendang telinga mereka, tak lama setelahnya sosok Lana keluar dari balik pintu tersebut.
"Ibu, Lana tidak apa-apa, Lana hanya kebelet tadi," ucap Lana dengan senyum bersalah.
"Kenapa tidak menyahut saat dipanggil?"
"Maaf, Bu, tadi Lana sedang menyalakan air jadi tidak terlalu terdengar," jawab Lana dengan masih senyum menghias wajahnya. Meski Nyonya Lan belum sepenuhnya puas dengan jawaban Lana namun dia berusaha memaklumi saja.
"Ya sudah cepat bersih-bersih dan kita makan bersama,"
Setelah mengatakan hal tersebut nyonya Lan meninggalkan Lana dan Shan Shan.
tbc
Assalamualaikum,
Maaf kalau lama nggak update karena masih sibuk bgt hik hiks, semoga masih setia menunggu cerita abal-abal ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian's
RomansaKebahagiaanku adalah bisa berguna untuk setiap manusia, Alana Bila ada sebuah penyesalan dalam hidupku maka adalah saat aku dengan lantang membuatmu pergi untuk menjauh dariku. Ardi Tidak ada kata yag mampu aku ucapkan selain kata maaf. Alif Obsesi...