Bab 14

606 53 8
                                    

Kedatangan Han Ling atau biasa dipanggil Aling membuat Xian mendapatkan sekutu, ya, Aling adalah sekuti Xian untuk mendapatkan Lana. Hmm hati-hati saja lana menghadapi dua lelaki ini, akan selalu saja ada rencana mereka yang membuat Lana geleng-geleng kepala. Seperti saat ini, mereka merecoki Lana untuk mengajari mereka membuat kue. Tapi nyatanya yang ada sekarang adalah Lana yang membuat Kue sedangkan kedua lelaki ini hanya sibuk melihat dan merekam lana. Meminta Lana berperan seolah-olah youtuber terkenal yang sedang demo memasak. Kalau lana tidak berlatih kesabaran mungkin dirinya sudah meledak dari tadi. Apalagi Xian yang biasanya bersikap dewasa malah sekarang ikutan bertingkah seperti remaja.

"Ayolah, Lana senyum dong masa iya, masak sambil cemberut?"

"Nggak mau senyum kalau kalian tetap rekam. Memangnya kalian mau senyumku dibagi-bagikan sama Subcribers/followers kalian?" ucap Lana dengan senyum liciknya

Mendengar ucapan Lana membuat Xian kaku seketika, karena selama ini dirinya suka mencuri foto Lana dan mengepost kan dalam akun media sosialnya. Menepuk dahinya Xian mengambil hpnya dan menghapus semua foto lana dari akunnya. Lain Xian lain pula Aling dirinya segera meletakkan kameranya dan mengambil hpnya, dirinya mulai melihat-lihat adakah foto lana di akunnya dan bila ada dirinya harus segera mengeditnya dengan menutupi wajah sang kakak.

"Oke, aman sudah wajah kakak sudah hilang dari media, hm tapi ngomong-ngomong kapan Sijie menikah dengan Xian Gege?" pertayaan yang membuat Lana berbalik membeku.

"Nanti kalau Gege sudah jadi mualaf." Ini bukan jawaban Lana tapi ini adalah jawaban dari Xian sendiri, dirinya bertekat untuk memenangkan hati Lana dengan cara mencintai apa yang Lana cintai yaitu Allah. Akan dirinya pinta restu itu kepada sng pemilik hati Lana.

"Ge, jangan sembarangan berjanji." Nasehat Lana pada Xian, Lana tidak ingin bermain-main apalagi masalah agama.

"Tidak. Gege sudah yakin, gege akan belajar mencintai apa yang kamu cintai."

"Kalau begitu gege harus serius mencintainya, jangan karena Lana, sebab jika gege mencintai sesuatu karena seseorang, maka saat orang itu tidak ada maka cinta itu juga akan hilang. Tapi bila gege mencintainya dari hati maka itu akan abadi." Lanju Nasehat Lana untuk Xian, sedangkan Aling hanya bisa diam mendengarkan. Ya kalau masalah agama dirinya juga tidak mau ikut campur karena itu adalah kepercayaan masing-masing, tapi jujur dalam hatinya. Sebenarnya dirinya juga suka mendenagrkan saat kakaknya ini sedang bertilawah ataupun bersholawat, dirinya merasa damai, bahkan dalam hpnya ada suara rekaman sang kakak bersholawat dan dengan senantiasa dia dengarkan saat dirinya susah tidur atau sedang dalam keadaan marah karena sesuatu.

"Iya, gege paham." Balas Xian menyakinkan. Memang sudah lama Xian ingin mengatakan ini tapi baru kali ini dirinya merasa sangat yakin. Orang tuanya juga tidak melarang sama sekali.

***

Dua pemuda sedang berdiri tepat di depan gedung kedutaan, ya keduanya Alif dan Ardi berencana mencari alamat Lana bekerja di negara ini. Karena dengan bodohnya mereka tidak menahan lana kemarin untuk meminta kontaknya sehingga mereka harus kemari, ya meski mereka tidak begitu yakin bisa mendapatkan nomer Lana, tapi apa salahnya mencoba bukan? Dan ketika mereka hendak masuk, satu sosok lain bertemu mata dengan mereka. Bayu mantan calon kakak ipar Ardi terlihat sedang ingin keluar dari gedung kedutaan.

"Wah-wah sang pecundang di sini rupanya? panes dicari nggak nemu," ucap Ardi penuh emosi, mengingat bagaimana brengseknya Bayu pada sng kakak dan Lana. andaikan bukan tempat umum sudah habis mungkin bayu di pukuli Ardi.

"Nggak ada urusan aku sama kalian lagi, bukannya aku juga sudah minta maaf?"

"Kamu pikir dengan minta maaf semua selesai? Hello, bangun dong kamu mimpi kalau aku bakal dengan mudah maafin kamu." Lanjut Ardi masih dengan emosi, sampai-sampai Alif harus memegangi tangan Ardi agar tidak main pukul, dirinya sendiri hanya diam karena baginya nggak penting bicara sama Bayu. Fokusnya kini hanya mencari Lana

"Terserah sama kamu, yang pasti aku sudah minta maaf, permisi." Balas Bayu

"Sudah, Di, kita ke sini ada hal penting bukan malah ribut." Tarik Alif

"Awas kamu nongol lagi depanku, habis kamu." ucap Ardi masih sempat mengancam, sedangkan bayu hanya geleng-geleng kepal dan beristighfar.

"Kamu juga kenapa Diem, Lif?"

"Di, kita ke sini mau  cari Lana bukan bikin ribut, kalau sampai kita dilarang masuk gimana?"

Diam sejenak Ardi memikirkan ucapan Alif, "Benar juga katamu, baiklah kita segera masuk saja."

Sesampainya di ruangna imigrasi, Alif dan Ardi segera mengutarakan maksud kedatangannya, meski sedikit alot namun pada akhirnya dirinya berhasil dapat titik terang, namun mereka harus menunggu, karena pihak kedutaan akan konfirmasi dulu pada yang bersangkutan. Melihat jam yang ditangannya, Ardi sudah mulai gelisah karena sudah sejam lebih mereka belum dapat konfirmasi. Tepat dua jam menunggu, Alif dan Ardi di minta untuk masuk ruangan, dan tidak terduga bahwa mereka dikejutkan oleh 4 sosok yang berada di ruangan tersebut.


TBC

Assalamu'alaikum, maaf ya kalau masih dikit, belum bisa panjangan ceritanya.

selamat membaca.

The Guardian'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang