34. Malam Natal

1.7K 185 1
                                    

Natal sudah dekat. Beberapa minggu terakhir relatif normal bagi Harry. Dia menghadiri kelas, bercengkerama dengan Neville dan Hermione, dan mengerjakan PR. Di malam hari dia akan menonton latihan tim Quidditch dan memastikan agar berada di ruang rekreasi sebelum jam delapan. Rora tidak mengganggunya sejak berhadapan dengannya dan Profesor Potter belum mencoba berbicara dengannya sejak memberitahunya bahwa Sirius dan Remus telah kembali ke tubuh mereka sendiri.

Satu-satunya hal tidak normal yang dilakukannya adalah mengunjungi Kepala Sekolah setiap Sabtu sore untuk mempelajari mantra dari tablet. Itu adalah mantra yang sangat sulit, mantra itu menguras banyak energi dari seorang penyihir, bahkan penyihir yang kuat seperti Dumbledore. Mereka harus berusaha membuat Harry dalam kondisi terbaiknya sebelum melawan Voldemort dengan menggunakan mantra itu. Pelajaran itu benar-benar membuat Harry semakin merindukan Dumbledore-nya. Dumbledore yang ini tampak lebih... keras karena perang. Dia tidak melakukan obrolan ringan dengan Harry sebelum, selama, atau setelah pelajaran seperti yang Harry kira akan dilakukan oleh Dumbledore-nya. Dia masih menawarkan permen jeruk, tapi hanya itu saja. Tidak bertanya bagaimana harinya atau bagaimana kelas berlangsung. Tetapi yang paling mengganggunya adalah, Dumbledore yang masih memanggilnya Mr. Potter atau Mr. Jameson, tergantung pada suasana hatinya dan orang-orang yang bersamanya saat ini. Walaupun begitu, Dumbledore memberitahunya begitu dia berhasil mengubah mantra penukar tubuh untuk menolong Bill Weasley.

Namun, secara keseluruhan, Harry senang Natal akan datang. Kendati begitu, Harry senang dan sangat gembira karena memiliki periode normal dalam hidupnya, dia hanya tidak terbiasa dengan keadaan yang normal. Itu agak membosankan. Dia akan kembali ke Markas Besar selama Natal. Keluar dari sekolah untuk sementara waktu dan bertemu Sirius dan Remus dalam tubuh mereka yang asli.

Dia juga perlu bicara dengan Mr. Weasley, dia ingat saat berjalan melewati ketiga anak bungsu Weasley. Dia memasuki Aula Besar untuk makan malam dan segera menemukan kedua temannya.

"Kalian semua sudah berkemas untuk liburan?" tanya Hermione begitu dia duduk.

"Berkemas? Hermione, kita belum memulai liburan, masih tiga hari lagi," terang Harry sambil mulai menaruh sedikit makanan di piringnya.

Hermione menatapnya. "Harry, kita berangkat besok," jelasnya.

Harry berhenti, garpu dengan sepotong ayamnya berhenti di pertengahan jalan. "Bukankah kita berangkat pada tanggal dua puluh?" tanyanya.

"Tidak," kata Neville dari sebelahnya lagi.

Harry menatapnya. "Tidak? Tapi kupikir kita selalu berangkat pada Senin minggu keempat Desember."

"Dulu memang seperti itu, namun karena perang yang sedang terjadi, para orang tua ingin anak-anak mereka pulang lebih lama. Jadi, sebagai gantinya kita berangkat pada hari Jumat minggu ketiga," jelas Hermione. "Kita tidak kembali sampai tanggal 5 Januari."

"Oh," kata Harry dengan bingung. Dia menurunkan garpu ke piringnya sambil berpikir. "Itu liburan yang panjang, bukannya aku mengeluh. Kalau begitu kurasa sebaiknya aku berkemas. Setelah makan malam, tentu saja."

"Harry... kau akan butuh lebih banyak waktu untuk berkemas!" protes Hermione. "Kau harus berkemas sekarang sebelum kau terjaga separuh malam untuk itu."

Harry memutar matanya. "Hermione, aku tidak punya banyak barang untuk dikemas. Hanya butuh setengah jam untuk itu." Dia tidak benar-benar yakin itu akan memakan waktu tiga puluh menit, mungkin sepuluh atau lima belas jika dihitung dengan kebiasaannya memeriksa dua kali untuk melihat apakah sudah lengkap.

Setelah makan malam, Harry berkemas dan hanya perlu lima sampai sepuluh menit karena sebagian besar barangnya sudah ada di kopernya, seperti pakaiannya.

Dimension Father | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang