Di dalam kamar, Harry menarik rambutnya dengan frustasi. Dumbledore sama berbedanya dengan Sirius dan Pomfrey... yah, tidak berbeda pada dasarnya, tetapi mereka semua tampaknya tidak tahu siapa dirinya. Jika ini adalah jebakan Pelahap Maut maka mereka benar-benar perlu menyegarkan kembali sejarah dan kehidupan sehari-hari mereka. Bagaimana bisa orang-orang TIDAK tahu siapa dirinya? Meskipun dia benci menjadi The-Boy-Who-Lived, itu benar-benar ada gunanya.
"Sir, Anda harus percaya pada saya. Saya benar-benar Harry James Potter," Harry merasa sangat kekanak-kanakan dengan nada memohonnya dan wajah yang cemas. "Pada malam Halloween..." Harry terus berkata saat dia melihat Dumbledore tampak ragu. "...Voldemort menyerang rumah saya di Godric's Hollow. Dia membunuh ayah saya terlebih dahulu lalu naik ke lantai atas dan membunuh ibu saya. Dia pergi untuk membunuh saya, tetapi karena alasan tertentu serangan itu berbalik menyerangnya. Dia menjadi roh lemah yang berkeliaran. Yang saya dapatkan dari malam itu hanyalah bekas luka." Harry menarik poninya ke belakang untuk menunjukkan kepada Dumbledore bekas luka kutukan tersebut. Dia meratakan poninya kembali ke wajahnya. "Sir, Anda harus percaya pada saya." Harry menahan napas ketika Dumbledore mengelus janggutnya. Dia tidak mengalihkan pandangannya dari Harry sambil memikirkan berbagai hal.
"Hmm... seperti yang kulihat, Mr... umm... Potter. Kisahmu tampaknya sangat mustahil. Begini, pada malam Halloween kau... well, terus terang... kau mati bersama ibumu di kamar bayi. Apakah kau keberatan jika aku memeriksa untuk melihat mantra gelap atau disalahgunakan yang mungkin membuatmu berpikir bahwa kau adalah Harry Potter?" Pandangan Dumbledore di matanya tak memberinya kesempatan untuk menyanggah.
Harry tahu siapa dirinya... jadi, apa salahnya membiarkan dia memeriksa? Dia tak akan menemukan apa pun. Mengangkat bahu, Harry memberi jawaban oke.
"Sekarang, tolong berbaring." Harry melakukan apa yang diperintahkan. "Aku tidak akan menggunakan mantra apa pun yang dapat membahayakanmu, tetapi jika aku menemukan sesuatu yang mungkin memberitahuku bahwa kau berbahaya, bagaimanapun juga aku mungkin terpaksa untuk menggunakan beberapa... metode yang berbeda." Harry mengangguk mengerti. "Sekarang, mari kita mulai."
Dumbledore melambaikan tongkatnya di atas kepala Harry dan prosesnya dimulai. Itu tidak terlalu lama, tapi butuh waktu lebih lama daripada yang Harry duga. Setelah setiap mantra, Dumbledore tampak semakin bingung.
Dumbledore akhirnya duduk di kursi di sebelah tempat tidur Harry. "Well, Mr. Potter, tampaknya mantraku tidak dapat menangkap apa pun yang memberitahuku bahwa kau bukanlah orang yang kau katakan padaku," katanya perlahan, kembali ke mode berpikirnya.
Harry duduk di tempat tidurnya dengan ekspresi penuh harap di wajahnya. "Jadi, Anda percaya saya, sir? Anda percaya saya adalah Harry Potter?"
Dumbledore menghela napas dan bergeser di kursinya. "Aku tak punya alasan untuk tidak memercayaimu, Mr. Potter." Harry hampir meringis mendengar mentornya memanggil namanya secara formal. Dumbledore duduk di sana sambil berpikir selama beberapa menit, tampak ragu dengan kesimpulannya sendiri yang muncul dalam benaknya. "Jika kau tidak keberatan dengan perkataanku, Mr. Potter, tetapi aku yakin kau entah bagaimana dikirim dari dimensi lain. Alam semesta lain. Dunia lain. Kedengarannya sulit dipercaya dan aneh, bahkan bagiku, Mr. Potter, tetapi aku tidak bisa memikirkan kemungkinan lain. Aku perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang itu, tetapi aku akan membahasnya nanti. Saat ini aku ingin tahu hal terakhir yang kau ingat sebelum terbangun di sini."
Perlu satu menit bagi Harry untuk mencerna apa yang baru saja dikatakan Dumbledore. Pikirannya masih berkelana di bagian 'dimensi'. Dia bahkan tidak pernah memikirkan kemungkinan itu terjadi. Hermione bahkan tidak berpikir itu mungkin.
"Hal terakhir yang saya ingat adalah tidak dapat mengendalikan tubuh saya. Dumbl... well, Anda, sir bertarung dengan Voldemort di Kementerian Sihir. Lalu dia menghilang. Tiba-tiba saya tidak bisa mengendalikan tindakan ataupun tubuh saya. Rasa sakit menguasai saya dan bekas luka saya pun sakit. Rasanya seperti seekor ular melingkari tubuh saya, meremas dan mengencangkan genggamannya. Saya berusaha keras untuk menepiskan rasa sakit itu. Hal berikutnya yang saya ingat ialah kilatan cahaya yang menyilaukan. Lalu saya terbangun di sini. Apakah Anda tahu yang terjadi, sir?" Harry memandang Dumbledore dengan penuh harap. Harry tahu bahwa tidak mungkin untuk seseorang mengetahui segalanya, tetapi Dumbledore... dan Hermione... tampaknya tahu lebih banyak daripada siapa pun dan Harry selalu mengharapkan jawaban setiap kali dia mengajukan pertanyaan. Tapi kali ini jawabannya tidak kunjung datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/184384724-288-k616574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimension Father | ✔
Fiksi PenggemarHarry berakhir ke dunia yang berbeda saat pertarungan di Departemen Misteri. Dia harus menyelamatkan dunia ini dulu sebelum dunianya sendiri. Ketika dia mendapat kesempatan untuk kembali pulang, apakah dia benar-benar menginginkannya? Untuk apa dia...