Ku berdiri tegap, siap menerima takdir, dia pun berdiri di depanku.
Api yang menyelubungi tubuhnya kini hanya menyala di tangan kanannya saja.
Dia menatapku tajam, " tidak lari lagi?",ucapnya nadanya sangat sombong,
ku hanya menggeleng pasrah, dia siap dengan kuda" menahan tinjunya dibelakang kepalan apinya semakin merah menyala.
Ini cara mati yang keren pikirku, tapi aku masih belum puas dengan hidup ini,
bahakan tidak ada kenangan bahagia yang melintas di saat terahir.
Tinju nya pun melesat ke arah ku semuanya bergerak begitu lambat, ku pejamkan mataku..
"BODOH", sebuah suara mengiang di kepalaku..
"TOLOL", suaranya sepertinya ku kenal..
"LEMAH SIA BILATUNG KEPARAT",ini suaraku sendiri..
"ANJINK, BUKA MATA SIA GOBLOG AING GA BISA LIAT", kenapa dia?!, ini membuat ku kesal..
ku buka mata ku perlahan sudah terbayang tinju api sedang menghamipiriku,
namun saat ku buka mata.. MERAH.. MERAH darah!,
Aku tidak bisa melihat!!, kepalaku mulai sakit.
Ada yang menjalur ke leherku seperti geliat ular" kecil yang tak terhitung jumlahnya dan merasuk kekepala.
Menusuk" kulit kepala rasanya seperti mengelupas dan di tarik, ku coba raih kepalaku tapi tubuh ku hilang kendali,
tidak ada yang bergerak sesuai kemauan ku, dada ku sesak, nafas tidak teratur rasanya sangat panas.
Apa aku sudah mati?,,Ini kah kematian?
"bukan gembel, sia belum mati" suara itu mengiang di kepalaku lagi,
Badan ku menjadi lelah aku sudah tidak peduli,
"ahaha, makasih bocah sekarang tidurlah yang nyenyak", ya sekarang semua menjadi tenang,
warna merah yang dari tadi ku tatap perlahan berubah menghitam, ini begitu nyaman.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sial, bisa"nya ku terkecoh oleh trik murahan itu, lihat saja ku balaskan dendam teman"ku,
tikus sekarang kau tak bisa lari kemana" mana lagi.
Rupanya dia tersungkur oleh ledakan yang di buatnya sendiri dasar bodoh, tapi apa mungkin dia orangnya,
aku saja bila tidak menyelimuti tubuh ku dengan api ini mungkin ku sudah luka parah,
ku periksa saja dulu, dia berdiri apa yang kan di lakukannya,
lebih baik kukurangi selimut api ini terlalu banyak memakan energi,kutanya saja.
"tidak lari lagi?", dia menggeleng apa yang di rencanakannya,
Untuk memastikannya lebih baik ku serang duluan. Ku hempas kan tinjuku,
dia menutup matanya,, tinjuku hampir mengenai wajahnya,,
"DEG", perasaan menekan apa ini, ku lihat dengan jelas dua rongga mata yang merah semerah darah,
belum sempat tinjuku mendarat, eh?
"DUAK"
ku di tendangnya, kekuatannya besar sekali, aku terhempas 2 meter kebelakang,
untung saja siap di kuda" ku kalau tidak sudah roboh.
sepertinya memang dia orangnya, saat ku mencoba melangkah menghapirinya perutku rasanya sakit,
KAMU SEDANG MEMBACA
CeriA! Cross over
ActionTulang punggungku rasanya masih kaku saat ku selidiki negara ini memiliki sejarah yang berbeda, apa yang terjadi.. Indonesia berserikat dengan Jepang?!, mata uang berbeda, tidak ada yang ku kenal,pesan aneh muncul tengah malam, dan Bandung terbagi m...