Arc 2 Serangan Pertama ch 02

1 0 0
                                    

Aku tak yakin dia akan datang, tapi kami sangat membutuhkan kekuatannya. Percuma jika tempat kami berhasil direbut kembali tetapi terus saja diserang balik.

Memang butuh peringatan, geng Tora sudah melewati batas. Hanya kesialan yang membawa kami karena bernaung di tempat kekuasaan mereka.

Tidak ada cara lain...

Berunding? Mana mungkin.

Para binatang itu hanya mengenal hukum rimba, tak tau aturan manusia.

Maka aku butuh bantuannya untuk menyelesaikan masalah ini.

Sial kenapa aku lemah sekali, padahal banyak yang bersender di punggunguku! Rencana ini juga tidak boleh gagal. Entah bagaimana kedepannya, tapi kesempatan kali ini benar-benar harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Kekuatannya dapat membahayakan keberadaanku nanti. Sebenarnya aku tidak peduli apa tujuannya, namun dia tetap perlu diwaspadai.

***

Sebentar lagi jam 7, waktu perjanjian. Menunggu memang tidak ada bagus-bagusnya, apalagi dengan hasil tidak pasti seperti ini. Entah rencana apa yang selanjutnya ku buat bila dia tidak datang... Percuma pesimis, lebih baik berharap hal yang baik untuk kami sekarang.

Sudah lewat 5 menit, ku masih berdiri menunggu di depan pintu gudang. Teman-temanku tidak ada yang tau pertemuan ini. Mana mungkin mereka sepakat bekerja sama dengan orang yang hampir membunuh mereka. Aku juga terlalu percaya diri, tapi ini untuk kebaikan kami.

Dari jauh ku pandang ada yang mendekat, sosok yang ku kenal dari seringai tidak jelas pada wajahnya. Menjijikan memang, lebih baik tidak melihat wajah seperti itu.Tidak bisa ditebak apa yang dipikirkannya, semoga saja dia setuju dengan rencanaku.

"Yo!" sapanya sok akrab, sembari melambai ke arahku.

Ku hanya menunduk memberi tanda menyadari kedatangannya. Ku lihat matanya normal seperti orang kebanyakan, yah bukan urusanku juga.

"Jadi apa yang kau rencanakan?" tanyanya membuka pembicaraan.

"Tidak disini, kita masuk dulu."

Lalu kami berdua masuk gudang. Muak rasanya melihat gudang ini, bila ingat kejadian kemarin. Ku keluarkan sebuah peta dari balik jaket, dan semuanya sudah di beri tanda titik merah.

"Apa itu?" tanya nya lagi.

"Peta daerah sini, dan ini tempat-tempat geng TORA biasa berkumpul."

"Terus gimana rencananya?"

"Sebetulnya mudah. Tempat ketua mereka ada di salah satu titik merah ini. Hanya saja kita tidak tau pasti yang mana, tapi aku berasumsi ini tempat ketua mereka.", jelasku sambil menjunjuk salah satu titik merah di peta.

"Kenapa bisa yakin gitu? Asumsimu pun tak beralasan!"

"Lihat, di antara titik-titik merah yang lain hanya di sini yang tempatnya strategis. Kita harus melewati titik merah yang lain untuk bisa ke tempat ini. Dan bila dilihat lebih jauh, titik-titik merah di sekitarnya itu bersifat sebagai pelindung untuk ke sini."

"Bodoh! Kau ini gak mikir ya?"

"Apa maksudmu?! Lihat saja baik-baik!"

"Iya, mungkin memang dibuat seperti itu dan bertujuan seperti itu,"

"Terus?!" tanyaku jengkel akibat sangkalannya.

"Dan kita akan berpikiran seperti itu. Ini udah jelas-jelas taktik mereka agar kita berasumsi di sinilah pusat nya."

"Terus kau punya ide yang lebih baik lagi hah?!"

"Ahahaha, ini mudah. Kita habisi saja semua titik ini, bila hoki kita dapat kepalanya di tengah jalan!"

CeriA! Cross overTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang