New York.
Charissa duduk di bangku taman kampus sendirian, ia menangis. Ia memutuskan untuk kuliah ke New York untuk menghindari pertikaian antara papa dan mamanya yang hampir terjadi setiap hari. Namun, sesampainya di New York, ia justru sangat merindukan orang tuanya. Kini ia sendiri tanpa keluarga di negeri orang. Sungguh ia tak menyangka ternyata jauh dari keluarga sangatlah berat rasanya.Saat ia masih menangisi penderitaannya, tiba-tiba ada seorang lelaki datang menghampirinya.
"Hai..." ucap lelaki itu.
"Iya?" ucap Charissa reflek langsung mengangkat kepalanya yang semula menunduk.
"Sepertinya kamu orang Indonesia"
"Ah.. Iya, benar. Aku orang Indonesia"
"Akhirnya aku menemukan orang Indonesia disini. Aku Julian" ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Charissa" jawab Charissa sambil membalas uluran tangan Julian.
"Charissa, nama yang bagus" ucap Julian sambil tersenyum.
"Terimakasih"
"Kenapa kamu menangis?" saat Julian bertanya, Charissa langsung menunduk.
"Ada apa?" Julian kembali bertanya karena tak mendapat jawaban.
"Tidak apa-apa. Aku hanya merindukan keluargaku" ucap Charissa sambil berusaha tersenyum.
"Kamu baru sampai sini?"
"Iya..."
"Ehmm mungkin rasanya sama saat aku berpisah dengan nenekku. Saat nenekku pulang ke Indonesia, begitu dia terbang dibawa pesawat, hatiku rasanya sakit dan ingin menangis mengingat jarak yang akan memisahkan kita."
"Iya, seperti itulah" ucap Charissa dengan lemah.
"Tapi kamu jangan bersedih, kalau kamu sudah disini, kamu harus semangat!! Bukankah tujuan kamu kesini untuk menuntut ilmu? Jadi kamu harus semangat. Jangan bersedih dan membuat orang tua kita kecewa" setelah mendengar ucapan Julian, Charissa pun tersenyum.
"Naah, kamu juga lebih cantik kalau tersenyum" perkataan Julian langsung membuat Charissa salah tingkah.
"Oh ya.. Kamu ambil jurusan apa?" tanya Julian lagi.
"Aku ambil jurusan fotografer"
"Waah.. Jurusan kita sama, ehm.. Karena kamu pertama kali kesini, pasti kamu akan bingung dalam beberapa hal. Kalau butuh bantuan, hubungi aku saja. Aku pasti akan membantumu. Aku dari lahir sudah tinggal disini. Jadi kamu bisa meminta bantuanku" ucap Julian sambil menuliskan nomor ponselnya di tangan Charissa.
"Iya terimakasih. Kamu sejak lahir sudah disini?"
"Iya, aku adalah warga negara sini. Tapi orang tuaku keduanya berasal dari Indonesia. Jadi jangan heran kalau wajahku bukan wajah bule atau bahasa Indonesiaku sangat lancar."
"Aaah... Iya, aku mengerti"
"Tapi, aku belum pernah ke Indonesia sama sekali"
"Kamu belum pernah mengunjungi nenekmu?"
"Belum, nenekku yang selalu kesini"
"Oh.. Seperti itu"
"Aku pergi dulu ya, aku ada janji sama temenku. Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi aku. Oke??"
"Oke. Terimakasih" jawab Charissa sambil tersenyum.
Julian pun pergi. Kini Charissa kembali sedih setelah kepergian Julian. Sebenarnya Julian sangat menghiburnya tadi. Tapi kini dia sendiri lagi. Charissa pun mengambil ponsel dan menyimpan nomor HP Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
RomanceKisah cinta antara Charissa dan Bryan. Cinta yang semula sederhana menjadi rumit karena kisah masa lalu orang tuanya. Dapatkah cinta mereka bersatu??