Chapter 4

6.8K 293 25
                                    

Saat Charissa sibuk dengan mentor magangnya, tiba-tiba ia di kejutkan suara laki-laki yang memanggilnya.

"Charissa?!!"

"Julian??!!"

"Kamu kok bisa magang disini?" tanya Julian heran.

"Kamu magang disini juga?"

"Iya"

"Kamu kok gak bilang-bilang sih jul kalau magang disini, kamu tau gak... Aku tu kesusahan cari tempat magang"

"Kamunya gak nanya ke aku. Lagian kan aku udah ngasih nomorku ke kamu. Kalau kesusahan hubungi aku. Mana?? Sampek sekarang kamu gak hubungi aku" ucap Julian kesal karena di salahkan.

"Hehe anu... Nomor kamu hilang" ucap Charissa sedikit malu.

"Apa?? Hilang? Kenapa gak ngomong? Sini ponsel mu" ucap Julian. Ia pun mengambil ponsel Charissa lalu mengetik kan deretan nomornya. Lalu mengirim pesan ke nomornya sendiri.

"Oke... Nanti aku hubungi" ucap Julian sambil mengembalikan ponsel milik Charissa. Charissa pun terbengong-bengong.

"Oya... Kamu kok bisa magang di sini? Perusahaan ini tidak menerima mahasiswa magang lho.." ucap Julian mulai curiga.

"Haa??? Emmm... Aku... Aku.. Punya kenalan disini. Jadi aku bisa masuk sini. Hehehehe" ucap Charissa sedikit susah menjelaskan.

"Kamu sendiri?? Bagaimana kamu bisa disini? Katamu perusahaan ini gak nerima mahasiswa magang" giliran Charissa yang curiga.

"Aku?? Aku.. Aku juga ada kenalan yang kerja disini" ucap Julian sedikit bingung juga.

"Sudah ngobrolnya, sebentar lagi pemotretan di mulai. Kalian harus perhatikan nanti" perintah mentor mereka.

"Iya.. Siap" ucap Julian dan Charissa.

"Ini nanti akan ada model baru. Dia juga sedang magang. Kalian akan bertugas memotretnya. Jika hasilnya bagus, kita akan memakainya."

"Baik" ucap Julian dan Charissa kompak.

Akhirnya model yang di maksud mentornya pun datang. Seorang gadis berwajah blesteran cantik mendatangi studio. Tubuhnya tinggi dan langsing, kulitnya putih bersih, cocok untuk profesi model. Saat Charissa melihat wajahnya, ia langsung teringat bahwa dia adalah cewek yang kemarin akrab dengan Bryan.

Batin Charissa: waaah.. Cantik sekali, pasti dia masuk sini karena koneksinya dengan kak Bryan. Dia sangat akrab dengan kak Bryan. Tentu diperbolehkan magang disini.

"Perkenalkan, ini Jessica. Dia adalah model yang akan magang disini. Dan asal kalian tahu, dia putra dari Mark Louis, penanam saham terbesar di perusahaan ini. Jadi berbaiklah kepada dia"

"Aah... Ketua tim, anda sangat berlebihan" ucap Jessica.

Batin Charissa : oh... Dia anak penanam saham terbesar disini. Pasti keluarganya sangat kaya raya. Pantas saja kak Bryan dekat dengannya. Udah cantik, berbakat, kaya pula.

"Jessica, perkenalkan ini Charissa. Dia yang akan memotret mu bersama dengan Julian". Ketua memperkenalkan Charissa.

"Oh, iya. Salam kenal" ucap Jessica ramah. Charissa pun tersenyum. Lalu ketua tim meninggalkan mereka berdua.

"Walaupun aku anak pemilik saham, tetap perlakukan aku seperti biasa ya??" ucap Jessica.

"Aah... Iya..." ucap Charissa canggung. Saat itu juga tiba-tiba ada yang memanggil Jessica.

"Ca!!!" sontak Jessica dan Charissa keduanya menoleh. Dan ternyata yang memanggil adalah Bryan.

"Iya, aku kesana. Bentar ya sa?" ucap Jessica meninggalkan Charissa. Charissa hanya melihat Jessica pergi meninggalkannya menuju Bryan. Kembali lagi ia menyaksikan kedekatan antara dua insan itu. Hatinya bagai teriris-iris. Padahal Charissa belum begitu mengenal Bryan namun hatinya tetap merasa cemburu. Seakan tak rela jika Bryan baik kepada gadis lain. Charissa pun langsung memutar badan agar tak melihat kedekatan mereka. Baru beberapa langkah, tiba-tiba Jessica sudah kembali.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang