Sabtu pagi itu matahari bersinar dengan penuh semangat. Belum juga genap pukul 9 pagi tapi panasnya serasa sudah di ubun-ubun. Sepertinya matahari sedang riang gembira. Tanpa segan-segan ia membagikan sinarnya ke seluruh penjuru kampus. Untungnya angin pagi itu lumayan royal berhembus, sehingga walaupun sinar matahari begitu terik bersinar, namun udara tidak terasa terlalu lembap.
Selesai latihan basket, Dion membulatkan tekatnya menyeberang ke lapangan volley untuk menemui Aya. Seminggu belakangan ini ia begitu penasaran sekali dengan cewek tomboi dan galak itu. Rasa penasaran yang membuatnya nekat membangunkan macan tidur sekalipun. Apalagi kalau macan tidurnya secantik cewek yang mau ia temui itu.
Semua bermula sejak Aya mengajaknya pergi bersama ke pesta ulang tahun teman sekampus yang sebenarnya Dion tidak terlalu kenal. Waktu itu Dion mengiyakan setengah hati, hanya semata untuk menghabiskan malam minggunya yang sepi karena sedang tidak punya pacar alias jomblo. Sedangkan alasan Aya sendiri mengajak Dion untuk pergi bersama adalah karena pacarnya yang sedianya menemaninya ke pesta itu tidak jadi datang di saat terakhir. Aya mengiming-imingi kalau Dion mau menemani dia menggantikan pacarnya, Aya akan membantunya mengerjakan tugas salah satu mata kuliah yang Dion tidak sukai.
Tapi siapa nyana, Dion dengan cepat mendapati hatinya terpikat. Aya yang ayu tapi galak di lapangan volley ternyata menyimpan banyak potensi yang mampu membuat Dion ingin mengakhiri status playboy-nya. Ia kagum pada keberanian dan kelugasan cewek itu. Apalagi bicaranya suka ceplas-ceplos tanpa filter dan jahilnya juga bukan main. Padahal kalau dilihat dari penampakan luar, tidak ada yang bakal menyangka kalau Aya adalah cewek tomboi. Dengan rambut tebalnya yang lurus sebahu, wajah yang ayu dan mata sendu, Aya adalah gambaran klasik gadis keraton. Tapi begitu orang melihatnya bertanding di lapangan volley, tak akan ada lawan yang berani untuk menantang smash-an bolanya. Aya begitu gahar di lapangan. Tak heran ia ditunjuk menjadi kapten team volley kampus mereka.
Setibanya Dion di lapangan volley suasana sedang riuh rendah dan ia mendapati Aya sedang push up sambil disoraki oleh teman-temannya. Peluh tampak mengucur deras dari wajahnya yang memerah, tapi Aya tetap bertahan mengimbangi sorakan teman-temannya yang menyemangati. Sayang Dion datang agak terlambat, Aya sudah masuk pada hitungan akhir, kalau tidak pasti Dion sudah ikutan menyoraki. Alih-alih pergi dan meninggalkan Aya dengan hukumannya, Dion malah mengambil duduk di pinggir lapangan sambil tersenyum girang dan menonton Aya yang setelah push up 50 kali langsung lanjut lari keliling lapangan tujuh kali.
Aya yang melihat Dion menonton dirinya menjalani hukuman menjulurkan lidahnya ke arah cowok itu dengan kesal dan membuat Dion tertawa terkekeh-kekeh.
"Ngapain lo?" tanya Aya menghampiri Dion setelah selesai lari dengan napas masih tersengal-sengal. Pipinya merah dengan peluh yang masih menetes di dahinya dan rambutnya yang dikuncir kuda tampak basah oleh keringat. Cewek lain mungkin akan kelihatan kucel, tapi Aya justru terlihat cantik bukan main.
"Kenapa lo dihukum?" Dion balas bertanya.
"Gue terlalu semangat smash bola sampai kena temen gue tuh si Ratri," jawab Aya sambil menunjuk temannya di belakangnya yang sedang mengompres bahunya dengan sekantung plastik es batu sambil menahan sakit."Elo nggak sengaja kan?"
Aya menggeleng, "Ya gila aja loe. Masak sengaja sih?"
"Kok tetap kena hukuman?"
Aya nyengir, "Gue yang minta biar gue nggak terlalu merasa bersalah."
Dion ikutan nyengir sambil memperhatikan wajah Aya yang klasik dan ayu dengan bulu mata tebal lentik dan hidung mancung yang ramping. Ia tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya akan sikap sportif cewek itu.
"Elo ngapain ke sini? Udah balik sana ke lapangan basket," usir Aya sambil mengelap peluh di keningnya.
Dion tidak bergeming, ia malah membuka tas ranselnya dan mengambil sebuah bungkusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Versus Tomboy
ChickLit"Elo tau kan gue punya sabuk item taekwondo?" tanya Aya sambil bertolak pinggang. Dion menyembunyikan senyumnya, "Paham. Nggak usah pakai ngancem segala kali Ya." "Nggak ada salahnya gue ingetin." Aya yang cantik tapi tomboi baru putus dari pacarny...