Setelah mengikuti kelas pertama pagi itu, Aya, Tiara dan Dina berencana menengok Marsela yang sudah hampir dua bulan tidak masuk kuliah. Walau geng TADAA! pernah berseberangan dengan Marsela, tetapi Dina menyarankan agar mereka lebih baik saling berdamai, apalagi sekarang sudah tidak ada Erik diantara Tiara dan Marsela. Erik sudah nun jauh di Belanda sana dan Tiara pun sekarang sudah hepi berpacaran dengan Danu. Biarlah yang lalu berlalu. Waktunya untuk kembali merajut pertemanan.
Dengan menggunakan mobil Tiara mereka bersama-sama menuju ke rumah Marsela sambil tak lupa mampir sebentar ke toko buah untuk membeli parcel buah sebagai buah tangan.
Setibanya di rumah Marsela, mereka disambut oleh ibunya yang sangat ramah yang lalu mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu yang luas sementara ibunya masuk memanggil Marsela. Tak lama kemudian Marsela muncul dengan kaki masih digips dan berjalan menggunakan tongkat. Marsela terlihat lebih kurus dan agak pucat. Tapi ia tersenyum lebar melihat kedatangan teman-temannya. Hilang sudah sikap angkuh yang selama ini sudah menjadi ciri khasnya. Yang tingal hanya Marsela yang kelihatan senang ditengok oleh teman-temannya.
Tak lama kemudian mereka pun terlibat obrolan seru. Apalagi kalau bukan mengenai Erik yang sekarang sudah kabur ke Belanda dan katanya akan menetap serta kuliah di sana.
"Jadi bener Sel elo jatuh di tangga gara-gara didorong Erik waktu pertandingan basket antar fakultas tempo hari?" tanya Aya sejurus kemudian mewakili rasa penasaran teman-temannya.
Marsela mengangguk. "Gue juga kaget. Nggak nyangka dia bakalan sekasar itu sama gue karena gue ngotot nggak mau diputusin. Dia bilang pengin balikan sama Tiara dan nggak mau dihalang-halangin, terus dia tahu-tahu ngedorong gue yang lagi berdiri di atas tangga yang menuju ke lapangan basket. Kayaknya dia udah gelap mata deh waktu itu. Setelah itu dia langsung ninggalin gue gitu aja tanpa nengok-nengok lagi."
"Terus yang nolongin elo siapa?"
"Waktu itu kebetulan ada beberapa orang yang lewat. Mereka juga lihat kok waktu gue didorong. Ada juga yang sempat berusaha ngejar Erik tapi Erik udah keburu menghilang. Terus gue langsung dianter ke rumah sakit, ternyata kaki kiri gue patah," jawab Marsela pahit.
"Ya ampun, jahat banget ya," komentar Dina dengan mata berkaca-kaca.
Tiara menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. "Emang sakit jiwa dia."
Semua mengangguk setuju.
"Tapi sekarang perasaan elo gimana sama Erik?" tanya Dina hati-hati.
Marsela tersenyum getir, "Benci sih nggak, tapi perasaan cinta gue udah nggak ada sama sekali. Hilang gitu aja. Dia nggak berharga untuk dipikirin."
"Setuju. Tapi gue agak kasihan juga sih sama dia," kata Tiara tak terduga, "selama ini ternyata dia mengidap bipolar ya."
Marsela mengangguk setuju, "Emosinya berubah-rubah drastis. Mudah-mudahan terapinya di Belanda berhasil. Banyak kok orang yang mengidap penyakit bipolar bisa mengontrol emosinya bila mendapat terapi dari psikiater yang tepat. Tapi memang mereka tergantung dengan obat-obatan anti depresan."
"Kita doakan aja yang terbaik untuk dia ya," ujar Dina yang serta-merta diamini oleh teman-temannya.
"Jadi kapan elo masuk? Dua minggu lagi kita test lo," Tiara mengingatkan.
"Minggu depan gue balik ke rumah sakit untuk buka gips. Semoga hasil rontgennya bagus jadi gue udah bisa masuk lagi. Gue juga udah kangen pengin balik kuliah."
Tak lama kemudian cewek-cewek geng TADAA! pun berpamitan, mereka masih ada kelas berikutnya yang harus diikuti.
"Girls, terimakasih banget ya udah nengokin gue," ujar Marsela dengan mata berkaca-kaca saat melepas teman-temannya, "Gue minta maaf banget kalau selama ini gue mungkin suka cari gara-gara. Terutama ke Tiara. Tapi terus terang sebenarnya gue iri sama kalian, gue pengin seperti kalian, berprestasi dan punya banyak teman. Tapi cara gue mencari kepopuleran ternyata salah dan gue banyak belajar sekarang. Boleh ya kalau gue nanti balik ke kampus gue hang out sama kalian?"
Ketiga temannya mengangguk tanpa ragu.
"Semangat ya Sel," ujar Dina sambil menepuk-nepuk pundak Sela memberikan dukungan, "Kita juga minta maaf kalau kita punya salah, baik yang sengaja maupun tidak disengaja."
"Aku juga," ujar Tiara menimpali sambil memeluk Marsela tulus.
"Woi, belum lebaran, kenapa jadi maaf-maafan begini?" celetuk Aya yang langsung disambut tawa oleh teman-temannya.
"Hehehe, oke deh, kita pamit ya, sampai ketemu lagi di kampus," Tiara melepaskan pelukannya dan melambaikan tangannya. Teman-temannya pun mengikuti.
Marsela membalas lambaian tangan teman-temannya dengan senyum haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Versus Tomboy
ChickLit"Elo tau kan gue punya sabuk item taekwondo?" tanya Aya sambil bertolak pinggang. Dion menyembunyikan senyumnya, "Paham. Nggak usah pakai ngancem segala kali Ya." "Nggak ada salahnya gue ingetin." Aya yang cantik tapi tomboi baru putus dari pacarny...