5

19 0 0
                                    

Setahun kemudian

"Cynthia oh Cynthia, ngapain kamu pikirkan laki-laki biadab yang sudah menyakiti hati kamu? Daripada kamu begini terus, kamu itu harus move on agar hatimu bahagia." Tanya Maria kepada putrinya yang sedang terdiam.

"Masalahnya Cynthia masih cinta, Bu. Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar untuk menjalani cinta, Bu." Cynthia menangis keras-keras.

"Ini sudah satu tahun Nofri mengenalmu, Cynthia. Lebih baik kamu menikah sama dia saja. Lagian usia kamu itu sudah pantas untuk menikah." Maria memberikan saran kepada Cynthia.

"Bu, Cynthia itu nggak cinta sama Nofri. Gimana Cynthia bisa bahagia kalau Ibu memaksa Cynthia menikah sama Nofri." Kata Cynthia dengan nada yang meninggi.

"Assalamualaikum, Pak, Bu." Seorang wanita mengetuk pintu rumah Cynthia.

"Waalaikum salam." Bram membuka pintu. Dilihatnya ada tiga orang yang bertamu, yaitu Nofri dan kedua orang tuanya.

        Bram mempersilahkan mereka masuk dan duduk di sofa. Tak lupa Maria menyuguhkan makanan dan minuman di meja itu. Memang begitulah adat untuk menjamu tamu.

"Perkenalkan nama saya Eko dan ini istri saya Emi." Seorang pria paruh baya memperkenalkan diri kepada kedua orang tua Cynthia.

        Mereka pun bersalaman dengan Nofri dan kedua orang tuanya. Bram mempersilahkan Nofri dan kedua orang tuanya duduk. Nofri merasa ada yang berbeda dalam hatinya mengapa ia merasa gugup melihat Cynthia yang sedang duduk manis.

"Apa maksud kedatangan Bapak dan Ibu kemari?" Tanya Maria ramah.

"Begini, Pak, Bu. Kami kemari ingin menemani Nofri melamar putri Bapak dan Ibu." Emi menjawab dengan sopan.

"Maksud Ibu Cynthia Zaurina?" Bram merasa gugup.

"Iya, Pak. Nofri mau melamar Cynthia. Nofri sudah setahun memendam perasaan kepada Cynthia, Pak." Nofri memantapkan niatnya untuk menjadikan Cynthia sebagai istrinya.

"Bu, Cynthia nggak mau sama Nofri. Cynthia nggak cinta sama dia. Kalo begini caranya, Cynthia mau sama laki-laki lain saja." Bisik Cynthia menggerutu kepada Maria.

"Hei, kamu tidak boleh begitu. Kasihan Nofri. Kita tidak enak dengan kedua orang tuanya disini." Balas Maria kepada putrinya itu agar tidak melontarkan kata-katanya tadi.

"Cynthia, maukah kamu sama Abang?" Nofri berlutut di hadapan Cynthia sambil membawa kotak kecil berisi sebuah cincin.

        Cynthia mengangguk. Mengisyaratkan 'ya'. Padahal sebenarnya Cynthia tidak mencintai Nofri. Maria dan Bram yang memaksa Cynthia untuk menikah dengan Nofri. Mungkin maksud mereka adalah agar Cynthia tidak jatuh ke tangan laki-laki yang salah. Apalagi mereka tahu bahwa putrinya itu putus karena diselingkuhi oleh mantan kekasihnya.

"Alhamdulillah ya Allah, terima kasih sudah mengabulkan doaku. Akhirnya aku bisa melamar Cynthia yang selalu kusebut dalam doaku." Gumam Nofri dalam hati.

"Bu, Cynthia mau ke kamar dulu."

"Ya udah sayang."

       Cynthia pergi ke kamarnya. Bukan mau tidur. Melainkan karena ia malas melihat wajah Nofri di berlama-lama di ruang tamu. Ia menggerutu karena ia menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dicintainya.

Nofri, Maafkan CynthiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang