12

19 0 0
                                    

"Bang, ambilkan kacamataku!" Cynthia berteriak di ruang tamu.

"Sabar ya, Cynthia." Nofri menyahut Cynthia.

        Cynthia menggerutu dalam hati. Nofri mengambil sebuah kacamata bulat untuk rabun jauh dari meja rias Cynthia. Kebanyakan orang mengatakannya sebagai kacamata minus atau kacamata baca.

"Ini Cynthia." Nofri memberikan kacamata tersebut ke tangan Cynthia.

"Sini." Cynthia merampas kacamata itu.

        Cynthia memakai kacamata itu untuk menonton televisi. Tanpa ia sadari, Nofri merasakan sesak napas yang menyebabkan dadanya terasa sakit. Nofri mencari-cari inhaler namun tak ada di sekitarnya.

"Bang Nofri, Abang kenapa?"

"C-Cynthia, i-inhaler tolong."

        Cynthia mencari inhaler itu di atas meja kamar Nofri dan mendapatkannya. Cynthia berlari secepat kilat dan memakaikan inhaler itu kepada Nofri.

"Buka mulut, Bang!" Perintah Cynthia.

        Nofri menghirup inhaler itu. Ia bisa bernapas lega dan memeluk Cynthia dari belakang. Bukan bahagia yang Cynthia dapatkan namun ia malah risih. Ia mendorong tubuh Nofri ke dinding.

"Terima kasih, Cynthia Zaurina yang cantik." Ucap Nofri kepada istrinya itu.

        Cynthia hanya diam dan mengangguk sinis. Ia membantu Nofri bernapas bukan karena ia menyayanginya. Ia hanya sebatas berbuat baik saja. Walaupun kondisi Nofri seperti itu, Cynthia tidak mengizinkan Nofri untuk tidur bersama di kamarnya.

"Nofri, kamu nggak apa-apa?" Maria dan Bram khawatir akan kondisi menantu mereka.

"Nggak apa-apa, Ibu, Ayah." Nofri menghela napas.

"Syukurlah."

"Cynthia, izinkan Nofri untuk tidur bersamamu. Dia sakit, ntar sesaknya kambuh lagi." Maria meminta kepada putrinya itu.

"Ibumu benar, Cynthia putriku." Bram merangkul Cynthia.

"Cynthia tidak mau tidur sama dia. Mendingan aja Cynthia tidur sendiri kalo enggak Cynthia undang Vina sama Kadita disini." Cynthia membantah kepada Bram dan Maria.

"Cynthia!!" Bentak Maria.

"Sudahlah Ayah, Ibu, Nofri nggak apa-apa. Nofri cuman sesak napas biasa karena kelelahan." Nofri tak ingin memperpanjang masalah.

"Nah, dia aja ngomong begitu." Cynthia menyetujui ucapan Nofri.

"Keterlaluan kamu Cynthia." Maria mengangkat tangannya untuk menampar Cynthia namun ditahan oleh Nofri.

"Kenapa, Ibu mau tampar Cynthia? Tampar aja sekalian!" Cynthia semakin menjadi-jadi dan membiarkan dirinya untuk ditampar oleh Maria.

"Ya Allah, ampunilah Cynthia. Sadarkan dia." Maria menengadahkan kedua tangannya lalu mengusapkan ke wajahnya.

"Nggak usah pada nyeramahin Cynthia deh, Cynthia capek." Kata Cynthia malas lalu pergi.

Nofri, Maafkan CynthiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang