Yoona Lim-PROLOG

5.7K 301 27
                                    

IKON - LOVE SCENARIO
00:16 ━●───────── 03:29
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

-

Dua Bulan lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua Bulan lalu...

Menarik napas sedalam mungkin lalu mengembuskannya dengan perlahan. Tanganku terangkat ingin mengetuk pintu dihadapanku namun yang ada tanganku diam, mengambang di udara. Sial. Mau berapa kali pun aku mengsugestikan diri untuk tak gemetar tapi tubuhku sendiri terlalu sulit aku kendalikan.

YA GIMANA YA, SEKARANG NASIB MASA DEPANKU AKAN SEGERA DI PERTARUHKAN.

Aku mendecak. Sekali lagi memantapkan diri untuk tak gentar dan segera mengetuk pintu sialan di depan ini.

Klak.

Pintu terbuka padahal aku belum mengetuk apa lagi memutar engsel pintu. Seketika aku langsung membeku. Berdiri kaku dengan senyum yang dipaksakan terulas.

Seorang pria awal tiga puluhan berdiri, salah satu tangannya memegang daun pintu dan menatap datar nan dingin padaku. Pa-da-ku.

Aku meneguk ludah dan refleks mundur ketika pria itu membuka lebih lebar pintunya.

"Masuk." suara berat khas seorang kaum Adam. Ia memerintah dengan nada dingin namun tetap tegas membuatku tak bisa untuk tak patuh.

Aku melangkah lebih dulu. Dengan ragu aku duduk dikursi namun belum saja pantatku mendarat di kursi kulit, suara pria itu sukses membuatku kembali mematung dengan posisi... ugh, memalukan.

"Siapa bilang kamu boleh duduk?"

Aku merapatkan bibir dengan gerakan kaku memperbaiki posisi dan memberanikan diri untuk berbalik agar bisa menghadap pria itu.

Oh, aku lupa memberitahu kalau pria yang membuatku sebegini kaku adalah dosenku. Hm. Dosen yang kata banyak Mahasiswi love-able. Tapi memiliki aura tajam dan menyeramkan, makanya masih jomlo. Tapi karna itu pula banyak Mahasiswi yang rela mengaktifkan jiwa cabe mereka untuk tak gentar mengejar dosen ini. Aku sih... cuih! Nggak sudi!

Mau jadi apa kalau punya pacar galak kaya dia? Bisa-bisa aku khilaf ngulek satu kilo cabai ke mulutnya.

He He. Tapi untungnya aku bukan pacarnya. Mana berani aku ngulek cabai di mulut pacar yang galak. Oke, kembali ke situasi mencekam.

"Lim Yoona." ucap pria itu, menyebut namaku dengan suara berat, tegas dan jelas. Membuatku langsung menegak seolah yang menyebut namaku adalah seorang Jenderal Kopassus.

Aku meneguk ludah. "Y-ya-"

"Jangan potong kalimat saya kalau saya sedang bicara!" potongnya dengan tajam membuatku semakin menciut. "Kamu paham?"

Aku mengangguh patuh saja. Terlalu takut untuk menjawab.

"Kalau ditanya itu jawab!"

Hampir. Hampir saja aku mengumpat kalau tidak ingat manusia yang tadi bersuara itu adalah dosenku.

[1] Pak Dosen [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang