[FANFICTION] R17+
"I'm not afraid to fall in love. But I'm afraid of being the only one who falls."
-
Jabatannya Dosen di salah satu universitas ternama. Masih muda, tampan, cerdas, tajir, gentle. Singkatnya idaman.
Apa lagi yang kurang?
---
"Say...
Ges jadi gini, ada yang tahu toko yang jual obat no oleng-oleng buat kapal, nggak? Aq mOu beLie:(((
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Chapter 08 — Rasa Vanila
-
“Sesekali, kita memang harus jadi orang cuek. Biar nggak boros perasaan.”
-
Yoona menyesap mocktail yang dipesan oleh Jaehyun untuknya. Pemuda itu mengancam tak ingin mengantar Yoona kalau sampai Yoona mabuk lagi karna minum alkohol. Kali ini Yoona tak keras kepala, ingat kalau ia juga harus menjaga berat badannya.
Selepas selesai berlatih, Jaehyun dan beberapa anggota panjat tebing lainnya pergi ke kelab, tak lupa menyeret Ketua mereka, Kim Taehyung. Yoona yang ada di sana dengan senang hati menerima tawaran dari salah satu anggota—yang tidak Yoona tahu namanya— Komunitas ini. Yang ternyata satu angkatan dengan Taehyung.
Mata bening Yoona mengedar, menjelajah setiap sudut Beerclub. Diskotik elit, kelas tinggi. Beerclub lumayan luas tanpa adanya dinding pembatas untuk setiap ruangan. Di sebelah kanan, Yoona bisa langsung melihat beberapa meja hijau billyarddan area bermain. Sementara di sebelah kiri, ada meja bar besar yang di jaga oleh dua bartender berparas ala-ala hot daddy. Dan, lurus dari pintu masuk adalah dance floor. Berbeda dengan tempat bermain billyard dan meja bar, dance floor di atur memiliki lantai yang cekung ke bawah dengan beberapa sofa berwarna merah di beberapa titik pinggiran area dance floor.
Dindingnya terdapat mural besar dan beberapa poster band indie yang tak Yoona tahu namanya. Tak lupa dengan hiasan lampu kecil berwarna beragam yang mampu membuat mata pening. Di ujung dance floor ada tempat seperti mimbar besar dan tinggi, tempat diskjoki memainkan piringan yang mampu membuat atmosfer semakin melonjak panas. Seolah menjadi kiblat bagi mereka yang meliyukkan tubuh di dance floor.
Beberapa meter dari meja bartender, ada tangga besi yang memutar, menuju lantai dua. Ini pertama kalinya Yoona pergi ke kelab ini karna biasanya ia hanya pergi ke bar pinggir jalan atau ke Kelab yang ada di gedung milik Ayahnya. Itu pun tak semewah ini.
Yoona merogoh ponselnya, ingin melihat jam namun sialnya benda pergi panjang itu mati. Matanya sudah berat karna mengantuk. Wanita muda itu menoleh ke samping.
"Jung, jam berapa sekarang?"
Jaehyun menoleh, sedikit mengernyit namun tak melihat jam. "Kenapa? Kau ingin pulang?" tanya Jaehyun yang dibalas dengan anggukan kecil dari Yoona. Jaehyun menipiskan bibir sesaat, matanya mengedar mencari keberadaan Taehyung, ingin meminta izin untuk mengantar Yoona pulang.