Story Of Ron

~•BAB 3•~

  SESOSOK lelaki berbadan jangkung tengah berjalan menyelusuri  jalan setapak yang terkerumuni ribuan sampah hampir menggunung, suasanannya cukup mengerikan, aromanya pun menyengat hingga mencekat tenggorokan sosok lelaki yang melewati. Lelaki itu berjalan seraya menutupi hidungnya lantaran tak kuasa menahan aroma. Sembari menenteng sebuah tas hitam yang berbentuk persegi panjang, ia tetap berjalan dengan langkah tegap tak merisaukan cobaan yang berderap. Ia berjalan  seraya melirik jam tangan yang melingkar apik di pergelangan tangannya.

Langit tampak mendung, semilir angin mampu menjatuhkan dahan yang kering, rerintik air hujan mulai menitik satu persatu membasahi sebagian seragam lelaki itu.

  "Aduh,hujan nih, nggak bawa payung lagi." Keluh kesahnya seraya menderapkan langkahnya cepat berusaha menerjang rerintik air hujan yang mulai turun membasahi setiap jalan yang dilewatinya.

Hal ini membuat derap langkahnya semakin dipercepat seraya berjalan merapalkan lafadz lafadz Allah yang begitu suci yang teryakini sangat ampuh teruntuk menerjang berbagai bala'. Hingga akhirnya ia tersuntuk oleh karang bebatuan keras yang mampu membanting raganya sehingga tas hitam yang digenggamnya terpental cukup jauh sekitar 5 meter dari posisinya. Ia hanya bisa menatap  nanar  seraya raganya berusaha bangkit meraih tas kesayangannya kembali.

Namun berpuluh puluh cm dari tempatnya. Kini ribuan umat tikus pun mulai berhamburan dari balik sebuah lorong kecil, berbondong bondong dan mengitari sebuah tas hitam yang kini mampu menggugah selera umat tikus. Umat tikus hanya menatap hampa tas itu.

  "Jangan." Teriakan mengalun sumbang hingga menelisik menyusup telinga umat tikus. Umat tikus sontak terkaget dengan teriakan itu. Seketika umat tikus berhambur pergi seraya menggondol tas hitam miliknya dengan dibopong di atas punggung mereka kompak bebarengan.

Layaknya sebuah animasi yang terputar diacara TV kesukaan para anak anak. Begitu yang tengah dia lakukan dengan umat tikus, seperti kegiatan syuting film tom and jerry, namun yang ini antimainstream yaitu film Ron and jerry, antara si Ron dan si umat tikus. 

Tanpa hentinya Ron mengejar mereka, dan tanpa letihnya umat tikus terus berusaha menggoda si Ron dengan menyambung langkah sekuat mungkin, hingga Ron mabuk kepayang.

Rasa putus asa seenaknya menyambar usaha Ron.
Kini Ron menyerah akan memperjuangkan tas kesayangannya. Ron duduk tersimpuh bersandar dengan tumpuan balok kayu yang berada di area jalan setapak tersebut.  Ia teratap pada langit yang gelap sorot matanya tak mampu diungkapkan dengan lisan, fikirnya berkecamuk apakah ia mampu mengambil hartanya seraya memeluknya hangat penuh perasaan.

bagi mereka tas itu hanyalah sebuah tas usang yang tak layak pakai dan patut tuk dibuang, namun bagi si Ron tas itu adalah sebuah harta yang paling berharga dibanding dengan sebongkah emas, tas itu mengandung  unsur kebahagiaan didalamnya, tas itu merupakan pelipur lara dan penghapus rindu nan sendu kala menerejang hatinya.

*Flashback on.

  "Ayah kasih kamu tas ini, tapi jaga baik baik ya, niscaya tas ini akan membawa sebuah kebahagiaan teruntukmu dibanding sebongkah emas yang hanya membuatmu lalai akan duniawi." Kata sosok lelaki paruh baya yang dibilang ayah Ron. Ia membelai lembut puncak kepala putranya seraya mengacak acak rambut putranya gemas.

Ron kecil hanya tersenyum tulus sembari memeluk hangat tas baru pemberian ayahnya.

  "Ron suka tasnya?" Tanya sang ayah menatap Ron bahagia.

Ron terdiam sesaat, matanya antusias menatap muka sang ayah, kemudian Ron menyambar tubuh sang ayah, Ron memeluk hangat ayahnya, air mata Ron mulai menitik membasahi kemeja ayahnya, Ron menangis sejadinya dipelukan ayahnya hingga ayahnya tak kuasa menenangkan Ron kecil yang menangis karna kasih sayang.