09

534 48 1
                                    

Sudah seminggu namun tak ada perkembangan dari Yoongi. Dan pihak dokterpun berusaha keras untuk bisa mendapatkan tranplantasi jantung, seharusnya Yoongi sudah melakukan operasi itu jika pihak keluarga dari pasien yang sudah meninggal itu mau menjual jantung pasien.

Keadaan Jungkook pun sangat memburuk juga, dirinya bahkan tidak makan sama sekali atau hanya makan sedikit itupun Jimin yang membujuk. Sejak Yoongi dirawat dirumah sakit Jiminlah yang menemani Jungkook. Kadang juga Taehyung namun pemuda itu harus kuliah dan akan menemani Jungkook pulang kuliah.

"Hyung, apakah Yoongi-hyung akan sembuh?" Jungkook duduk termenung di sisi ranjang sambil memegang tangan kakaknya yang terasa dingin. Jimin menghela napas, dirinya juga tidak tau harus menjawab apa. Karena keadaan Yoongi juga tak memungkinkan.

"Yoongi-hyung adalah orang yang kuat. Aku yakin Yoongi-hyung pasti akan sembuh" Jimin mengusap rambut Jungkook sayang, melihat keadaan Jungkook membuat Jimin prihatin.

Tubuhnya yang kurus, bahkan lemak pada pipinya semakin hari semakin hilang. Tak ada Jungkook yang manis dan cute lagi. Semua hilang tertelan waktu, jimin merasakan perbedaannya.

"Seharusnya aku yang terbaring disini bukan Yoongi-hyung" lirih Jungkook, Jimin sekuat tenaga menahan air mata agar tidak keluar.

"Jungkook kau tidak boleh terus menerus menyalahkan dirimu. Ini memang sudah takdirnya, jika biasanya Yoongi-hyung yang selalu menjagamu. Maka sekarang kau harus menjadi kuat untuk Yoongi-hyungmu oke?" Jungkook tak membalas masih terus akan posisinya.




'Hyung aku akan menjadi kuat untukmu' ucap Jungkook dalam hati, memejamkan matanya hingga buliran kristal jatuh membasahi tangan Yoongi yang sedang digenggam Jungkook.











Yoongi kau dengar itu, adikmu merindukanmu. Jadi sadarlah











---'---

Jimin memutuskan untuk membeli beberapa buah dan juga makan siang untuk Jungkook, sekarang Jungkook menjadi tanggung jawabnya selama Yoongi masih dalam keadaan kritis.

Jimin sedikit merasa bersalah, sebab sebelum terjadi kecelakan Jimin dan Yoongi terlibat argumen kecil. Membuat Jimin berpikir, seharusnya dia tidak memaksa Yoongi untuk menceritakan masalahnya.

Jimin mengitari rak supermarket yang dikunjunginya. Memilih beberapa buah-buahan yang memungkinkan akan di makan oleh Jungkook. Setelahnya dia berjalan menuju rak susu untuk membeli satu kotak besar susu rasa pisang. Namun sebelum menggapai susu yang berada ada rak paling atas tangan lain sudah mengambil terlebih dahulu.

"Eoh Jimin?" Pemuda itu sedikit terkekeh melihat raut wajah Jimin yang terlihat terkejut juga kesal mungkin.

"Yak Taehyung! Sedang apa kau disini?" Taehyung menyernyit heran, pertanyaan retorik.

"Tentu saja berbelanja, apa lagi?" Acuh Taehyung lantas mengambil susu kotaknya lalu pergi meninggalkan Jimin.

Jimin lantas menyusul Taehyung melupakan niat awalnya untuk mengambil susu. Setelah membayar mereka berdua memutuskan untuk pergi bersama.
Semenjak Yoongi dirawat di rumah sakit Jimin dan Taehyung jadi semakin akrab, tidak melupakan fakta bahwa Taehyung adalah orang yang easy going.

"Menurutmu apakah kakaknya Jungkook akan sembuh?" Taehyung bertanya di tengah perjalanan mereka menuju rumah sakit. Jimin menoleh lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Aku tidak tau pasti, tapi aku yakin Yoongi-hyung akan sembuh"

Mereka berjalan bersisian di koridor rumah sakit, terlihat beberapa perawat dan keluarga pasien berlalu lalang di sekitaran rumah sakit.

Mereka telah tiba di ruang rawat Yoongi, Jimin dapat melihat intensitas Jungkook yang sedang duduk disamping kakaknya, masih setia menggenggam tangan kakaknya sembari menelungkupkan kepalanya. Pasti Jungkook tertidur, pikir Jimin.

Jimin meletakkan barang belanjaannya di atas nakas, diikuti dengan Taehyung. Mendekati Jungkook lantas menepuk bahu Jungkook pelan, membuat Jungkook melenguh sesaat.

"Jungkook bangunlah, hyung sudah membelikanmu makanan" ucap Jimin, Jungkook hanya bergumam sebagai jawaban.

Jungkook berdiri dari tempat duduknya, sedikit meraba sekitar guna mengambil tongkatnya namun telah didahului oleh Jimin yang lantas memberikan tongkatnya pada Jungkook.

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung, Jungkook memutar tubuhnya. "Aku ingin ke toilet" Jawabnya lantas berjalan perlahan menuju toilet yang berada di dalam kamar kakaknya.

Jimin lantas mengambil alih temat duduk Jungkook, diikuti dengan Taehyung yang duduk di sofa. Merebahkan tubuhnya dan memainkan ponsel.
























BRAKK












Namun suara berdebam keras menginterupsi Taehyung, diiringi pekikan Jimin setelahnya.















Taehyung berdiri lantas berjalan menuju sumber suara. Dilihatnya Jungkook jatuh pingsan tepat di depan kamar mandi.













---'---


"Jadi bagaimana keadaan Jungkook dok?" tanya Jimin, yang masih memperhatikan Jungkook yang terbaring lemah di ranjangnya.

Saat Jungkook jatuh pingsan tadi Jimin lantas memanggil dokter untuk memeriksa Jungkook.

"Keadaan pasien baik. Ini hanya faktor kelahan ditambah pasien yang selalu melupakan jam makannya. Membuat asam lambungnya naik, juga dehidrasi akut. Sebaiknya anda memperhatikan pola makan pasien, dipastikan pasien makan dengan teratur. Karena ini juga berpengaruh karena pasien mengalami anemia" jelas dokter membuat Jimin menghela napasnya gusar.


"Baik, terimakasih dok" ucap Jimin.




Belum juga Yoongi sadar sekarang ditambah Jungkook yang jatuh sakit. Membuat Jimin memijit pelipisnya lelah, adik kakak ini sungguh mampu membuatnya nyaris kehilangan kewarasannya.


































BRAKK


Pintu kamar Jungkook dibanting kasar, menampilkan Taehyung dengan rambut yang teracak-acak.





























































"Jimin, Yoongi-hyung sadar"






















---'---



Tbc



Aku ngetik apaan dah?:')

Stay With Me(YoonKook)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang