Hari ini tepat satu minggu Jungkook terus mencari uang dengan bernyanyi, jangan lupakan Taehyung yang selalu membantunya. Akhir-akhir ini hubungan keduanya terlihat lebih akrab, sebab Jungkook merasa bahwa Taehyung memang benar orang baik.
"Aduduh, Jungkook maaf aku telat. Seharusnya tadi aku membawa motor saja huh" Pekik Taehyung yang langsung duduk disebelah Jungkook, dengan kurang ajar dia menyeruput minuman milik Jungkook. Membuat Jungkook menyatukan alisnya kesal.
"Kau membolos lagi ya?" Tuduh Jungkook membuat Taehyung terkejut lalu tersedak minumannya.
"Yak! Aku tidak membolos kok. Aku hanya tidak ada kelas hari ini" kilah Taehyung membersihkan sedikit sudut bibirnya yang basah.
"Kau bohong ya?"
"Tidak kok" maksudku tidak salah lagi. Taehyung hanya melanjutkan ucapan terakhirnya di dalam hati.
Jujur Taehyung memang sering bolos kuliah, jika biasanya dia akan membolos ke tempat tongkrongannya, akhir-akhir ini dia mengubah tempat membolosnya. Yaitu taman tempat Jungkook bernyanyi.
Well, dia terlalu malas untuk kuliah. Dia kuliah jurusan bisnis padahal kan dirinya ingin mencari jurusan sastra. Itu karena ayahnya memaksa, membuat dirinya diam-diam sering membolos.
"Ya ya, terserah kau saja" Jungkook memberikan gitarnya pada Taehyung, membuat Taehyung memekik senang mengambil gitar yang diberikan Jungkook dengan menarik tangan Jungkook. Hey Taehyung berada di kanan kenapa mengarahkan gitarnya kedepan?
Dan mereka kembali menghabiskan waktu berdua untuk bernyanyi, lagi.
---'---
Yoongi datang lebih awal hari ini, dia berniat untuk membuatkan Jungkook makan malam yang enak mumpung dia mendapatkan bonus dari Jimin hasil lemburnya tempo hari. Sebelum pulang Yoongi juga sempat mampir ke minimarket untuk membeli kebutuhan bulanan juga untuk makan malam hari ini.
Yoongi sedikit mengerutkan keningnya saat dia membuka pintu yang didapat hanya suasana sepi. Biasanya Jungkook pasti akan duduk di sofa menunggunya pulang. Tapi kenapa Jungkook tak ada?
Yoongi berjalan ke dapur untuk menaruh barang belanjaannya, saat hendak berjalan menuju kamar. Suara derit pintu menginterupsinya dengan segera dia berjalan menuju ruang tengah guna melihat siapa yang masuk.
"Jungkook?" Jungkook jelas terkejut dibuatnya, kenapa kakaknya sudah dirumah?
"Darimana saja kau?" Tanya Yoongi. Jungkook dibuat gugup, memainkan jemarinya gelisah matanya sedikit bergerak gelisah walau tetap memberikan tatapan kosong.
"A-aku habis jalan-jalan sebentar hyung" Yoongi mengernyit heran, tumben Jungkook keluar rumah. Biasanya Jungkook paling enggan untuk disuruh keluar rumah. Alasannya karena pasti teman-teman Jungkook akan mengejek lalu menghinanya.
"Ada sesuatu yang kau sembunyikan Jungkook?" Jungkook tersentak kaget, tapi berusaha menutupi kegugupannya.
"Tidak hyung"
"Ada sesuatu yang kau pikirkan?"
"Tidak hyung"
Yoongi mengernyit, "Hm baiklah pergi mandi sana. Aku akan memasak" Jungkook mengangguk dengan segera dia berjalan menuju kamarnya. Sedikit bernapas lega akhirnya kakaknya tidak mencurigainya. Untung saja gitarnya Taehyung yang membawa jika tidak mungkin dirinya sudah ketahuan.
Memikirkan itu membuat Jungkook merasa bersalah juga pada kakaknya. Tapi ini juga untuk kebaikan. Toh dirinya juga tidak apa-apa dan tidak ada masalah selama mencari uang.
Tak ingin membuat Yoongi menunggu akhirnya Jungkook segera mandi lalu menyusul kakaknya ke dapur.
Jungkook telah duduk di meja makan, sedikit tersenyum begitu aroma masakan kakaknya memenuhi indra penciumannya.
"Nah Jungkook makanlah" Ucap Yoongi setelah menaruh beberapa lauk pauk di piring Jungkook, Jungkook pun segera memakan makanannya.
"Hem hyung, aku ingin bertanya" Yoongi lantas menghentikan acara menyuap makananya beralih menatap Jungkook.
"Apa?"
"Bagaimana jika aku bekerja?"
Yoongi yang sedang minum dibuat terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Jungkook. Bekerja katanya?
"Apa maksudmu Jungkook?" Jungkook menelan ludah gugup, suara kakaknya berubah. Pasti Yoongi sedang menahan emosi.
"Aku hanya bertanya hyung, jika boleh aku bisa bekerja membantumu hyu-"
"Tidak" potong Yoongi cepat, tak ingin mendengar penjelasan adiknya lagi.
"Tapi hyung"
"Jungkook! Sudah berapa kali aku katakan? Cukup aku saja yang bekerja. Kau hanya perlu diam dirumah! Aku tak pernah keberatan kalau aku harus bekerja ekstra untukmu. Pikirkan kondisimu juga Jungkook!"
Jungkook dibuat kaget, sumpah suara kakaknya meninggi dan itu membuatnya sidikit merasa kesal.
"Kenapa? Apa karena aku buta? Jadi aku tidak bisa melakukan hal yang orang lain lakukan?" Yoongi terkejut melihat pemandangan di depannya. Dimana Jungkook menatap kosong dengan mata memerah. Jungkook mengeluarkan emosinya. Sedikit tertohok dengan kata-kata yang Jungkook keluarkan.
"Jungkook bukan itu maksudku, tapi pikirnya juga keselamatanmu. Aku tidak mau kau kenapa-kenapa saat bekerja. Belum tentu juga kan orang mau menerimamu?" Yoongi sedikit menurunkan intonasi suaranya.
"Terserah hyung, aku memang tak berguna. Seperti yang orang lain katakan" Jungkook membanting sendok yang dia pegang membuat suara nyaring terdengar. Segera bangkit lalu pergi ke kamar. Meninggalkan Yoongi sambil menghela napas lelah.
'Bahkan kau tak mau menghabiskan makananmu Jungkook'
---'---
Tbc
Minggu ini full tugas dan praktek disekolah, huh susahnya jadi anak farmasi:'))
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me(YoonKook)✔
Fiksi Penggemar[Brothership Fanfiction] Jungkook menginginkan hidup seperti orang normal, tapi Tuhan mengabulkannya dengan cara yang berbeda. 'Hyung, bukan ini yang aku inginkan' Started : 09 Agustus 2019 Finished : 03 September 2019