02. Becoming Friends? Maybe nah...

2.2K 215 22
                                    

Typo masih betebaran parah...
Selamat membacaaaaa....
Tolong dikoreksi kalau ada yang salah atau tidak dimengerti....




"Yahk! Oh Sehun!" Suara itu menggelegar, sebelum akhirnya tangan mungil itu menarik tengkuk pria bernama Sehun. Sehun yang kala itu tengah menyantap ice creamnya segera memasang ekspresi terusik.

"Aish, jiggjha!" Ucap Sehun menggerutu. "Lepaskan tanganmu sekarang jika tidak mau kubekap." Ucap Sehun yang kala itu harus menundukkan tubuhnya karena rangkulan So Eun dilehernya.

"Arasseo, bekap saja kalau berani."

Sehun segera melepaskan diri dari rangkulan So Eun kemudian membekap mulut So Eun dan merapatkan bagian belakang kepala wanita itu kedadanya.

"So Eun-na..." suara itu segera menghentikan aktivitas keduanya, kemudian dengan ekspresi bertanya-tanya So Eun menoleh menatap namja yang baru saja menyerukan namanya.

"Ng? Dong Gu-ya?"

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Sehun yang berada dibelakang So Eun memeperhatikan pria tegap didepan So Eun. Dengan jelas biji matanya melirik pria didepannya itu dari atas kebawah secara berulang-ulang.

"Bicara saja disini." Ucap Sehun mendahului So Eun. So Eun menoleh kebelakang kemudian mendengus kewajah Sehun sebelum kembali tersenyum menatap Dong Gu.

"Ini..." Dong Gu mengeluarkan sebatang cokelat dari kantungnya kemudian diterima So Eun dengan wajah berhias sentum lewar. "Mau kah kau kencan denganku?"

Yap, valentine, hari yang paling dibenci Oh Sehun. Hari ini, hanya untuk hari ini wanita didepannya sudah menerima se-tas penuh cokelat dengan segala rasa dan ukuran. Benar-benar kenyataan yang sialnya nyata dimata Sehun. Tapi ya, buat apa dipikirkan. Sehun tidak perlu takut kehilangan wanita mungil didepannya ini, ia tau apa yang akan wanita itu katakan setelah ajakan seperti ini terjadi.

"Mian, tapi aku punya pacar." So Eun menggandeng tangan Sehun kemudian dengan tatapan datar Sehun menatap pria didepannya. "Lalu? Masih mau berdiri disini?" Ucap Sehun ketus, ucapan itu seketika menghantarkan namja tegap itu meninggalkan keduannya tanpa sepatah katapun.

"Wuah, kau memang ular." Gumam Sehun kemudian melangkah lebih dulu membuat gandengan So Eun terlepas dengan sendirinya.

"Aku berkata jujur, apanya yang ular?"

"Jujur pantatku." Gumam Sehun ketus masih terus melangkah dengan kedua tangan disaku celananya.

So Eun yang menatap punggung Sehun dari belakang mendengus kesal. Diacaknya rambutnya frustasi dan berancang-ancang melempar kepala namja itu dengan cokelat ditangannya namun ia urungkan. Ditatapnya lebih lama punggung itu hingga senyum tipis menghias bibirnya. "Benar-benar bodoh. Apakah benar-benar tidak peka?"

.
.
.

Pinggir lapangan mulai ramai, para siswa siswi memperhatikan permainan basket yang tidak menarik sama sekali bagi Sehun itu. So Eun yang duduk disamping Sehun mulai berlari mendekat namun ia kembali mundur untuk sekedar menarik tangan Sehun.

"Ayo, Do Hwan sedang bermain. Kau tak mau melihat?" Masih sibuk dengan pipet kotak susu rasa vanila dibibirnya, Sehun menarik paksa tangan kanannya dari genggaman So Eun. "Lihat saja sendiri, aku tidak tertarik."

"Aigoo, cham." So Eun meninggalkan Sehun kemudian membaur dengan kerumunan. Dengan tubuh mungilnya, So Eun melompat berusaha melihat jalannya pertandingan. Melihat kemalangan yang sudah sering terjadi itu, Sehun tetap saja tak tegaan. Dengan langkah malas, ia memeluk bahu So Eun, mendaratkan punggung yeoja itu keperutnya  dan menembus kerumunan hingga tiba dibaris terdepan.

Become a Father ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang