So Eun yang baru saja selesai mencuci piring diwastafel hanya dapat termenung melihat kedua permatanya. Sehun selalu saja punya cara aneh untuk membuat Hyunho tertawa. Entah karena mereka sama-sama bayi atau Sehun memang menyayangi Hyunho dengan sepenuh hatinya.
Melihat Sehun, lebih lama dan lebih dalam, membuat So Eun merasa bersalah. Pria yang harusnya sudah duduk dibangku ayahnya dengan secangkir kopi hangat tiap pagi itu, kini harus bangun pagi untuk bekerja paruh waktu. Mengantar pasokan makanan dari pabrik ketoserba kecil disekitar rumah mereka. Setelah pekerjaannya selesai, pria itu akan pulang penuh keringat, dan segera membasuh diri untuk segera berangkat kuliah. Jika waktunya senggang ia akan menjaga toserba, atau menjadi pramusaji ditoko-toko kecil. Memikirkan itu saja, membuat So Eun hampir menangis.
Baru saja ia melihat Sehun bersandar disofa dengan begitu nyaman sebelum Hyunho menangis dan kini menyita waktu istirahat pria itu. Ingin rasanya So Eun menggantung dirinya, karena begitu malu dan jijik akan diri sendiri. Tapi bila ia melakukannya, pria baik dihadapannya itu akan bagaimana? Tersiksa sendiri? Tentu ia tak ingin hal itu terjadi.
"Apa yang kau lakukan?"
"Ha?" So Eun tersadar.
"Mengapa berdiam diri? Memikirkan sesuatu?"
"Tidak." So Eun kemudian berjalan kepintu. "Aku akan memeriksa kotak surat." Ucapnya sebelum membuka pintu dan melangkah keluar.
So Eun membuka kotak surat, mendapati dua buah tagihan yang sudah jatuh tempo. Ia menghela nafas sebelum menutup kembali surat-surat itu dan masuk kerumah.
"Kita terlambat---bayar sewa."
"Baiklah, besok kubayar." Sehun tak memandang So Eun, ia hanya fokus pada Hyunho didepannya. "Aiguu, charane Hyunhoyaa~"
"Kau punya uang?"
Pertanyaan itu berhasil menarik fokus Sehun. Didapatinya kedua manik mata So Eun yang kelihatannya tengah gusar. Ia yakin, wanita itu sedang memikirkan banyak hal.
"Kau menghawatirkanku?" Tatapan Sehun kembali pada Hyunho, setelah melempar tatapan sejenak pada So Eun. "Akan kubayar besok. Tak perlu dipikirkan. Yakan Hyunho?"
"Atada-da dada." Hyunho mengoceh,membuat Sehun terkekeh kecil sebelum akhirnya tarikan nafas So Eun yang terdengar lembab itu menjebak kedua matanya.
"Kau menangis?" Sehun segera beranjak, meninggalkan Hyunho sejenak untuk menghampiri So Eun yang tengah menyeka kasar pipinya.
"Enggak---enggak kok."
Sehun menangkup wajah So Eun kemudian memberi tatapan terfokus cukup lama. Mereka saling pandang untuk beberapa menit sampai akhirnya Sehun memilih memeluk tubuh So Eun dan menepuk punggungnya pelan. "Bohong." Sehun menepuk lagi dan lagi. "Kenapa, hum?"
So Eun mulai merengek, suara tangisnya membuat Sehun terkejut seketika. "Kau kesulitan karenaku!"
"Enggak, siapa bilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Father ✔
Fiksi PenggemarIn the end, love is only about time. Oh Sehun harus siap-siap cemburu, melihat bagaimana Kim So Eun menjadi rebutan pria-pria kampus. Meski berstatus sebagai suami sah, Oh Sehun harus bisa menahan diri setiap kali So Eun dikelilingi pria-pria tampa...