"Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau benci."
- Imam Ghazali~
Semua orang telah duduk di kursi masing-masing. Di meja makan telah tertera berbagai macam masakan lezat yang dihidangkan oleh Surti. Perempuan paruh baya yang telah mengabdi bertahun-tahun di rumah Renaldi. Tapi, sebuah kursi di sebelah Rahman yang patut diduduki oleh Riska terlihat kosong. Renaldi memijit pelipisnya.
Mata Renaldi kembali membuka ketika menatap buah hatinya berjalan menuju meja makan. Akhirnya, hari ini anaknya tak bertingkah aneh-aneh. Jika terjadi, betapa malunya Renaldi kepada besannya ini.
"Loh Riska kok duduk di situ?" tanya Halimah lembut. Ibrahim hanya diam. Riska duduk di sebelahnya. Bukan di sebelah putranya yang ada di seberangnya.
Renaldi mencoba menahan amarahnya. Tidak mungkin dia memarahi sang buah hati yang baru saja terselamatkan dari maut. Kali ini harus selalu sabar. Karena Allah sangat menyukai orang-orang yang sabar.
Riska bungkam dari mulutnya tanpa menoleh ke mertuanya. Dia sibuk mengambil makanan untuknya sendiri.
"Riska, kamu pindah duduk di sebelah suami kamu," bujuk Renaldi.
"Nggak mau!" tolaknya mentah-mentah membuat seisi ruangan hanya diam.
Renaldi menghela napasnya mulai memberat.
"Riska! Pindah ke sebelah Rahman!" perintah Renaldi mulai lebih tegas.
Riska berdecak sebal. "Nggak mau ya nggak mau! Jangan maksa deh!"
Brak
Plentang
Riska menggebrak meja kemudian menghempaskan garpu dan sendoknya ke piring geram. Semua orang terperanjat. Termasuk Rahman yang hanya mampu beristigfar dalam hati. Nafsu makannya menghilang sekejap.
"Makan tuh!" decak gadis itu kemudian pergi begitu saja.
Ibrahim menggeleng-gelengkan kepala.
"Sabar ya Renaldi sahabatku. Semua butuh proses," nasihat Ibrahim sembari menepuk pelan bahu Renaldi.
Renaldi tersenyum hambar dengan mata berkaca-kaca.
"Apakah kamu tidak menyesal memiliki menantu seperti anakku itu, Ibrahim?"
Ibrahim tergelak. Menatap lekat wajah sahabatnya.
"Saya tidak menyesal sedikit pun. Justru saya senang telah memiliki menantu dari sahabat saya sendiri. Kamu harus tahu, bahwa tiada satu makhluk pun yang sempurna di muka bumi ini kecuali Rasulullah." Dibalas anggukan oleh Renaldi.
Sedangkan Halimah menatap anaknya yang hanya menunduk. Sepertinya pikiran dan hatinya mulai lelah.
"Rahman," panggil Halimah lembut.
Rahman mengangkat kepalanya segera.
"Iya Ummi?"
"Apa anak Ummi sedang galau?"
Rahman terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat (Terakhir) Untuk Imamku ☑️ (The Series)
RomanceRank 3 #semangat hijrah (25-02-2020) Wanita yang baik untuk lelaki yang baik. Dan lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik (pula). ~Q.S An-Nur: 26~ "Lo lupa udah nikah sama artis?" tanya Riska tak percaya. Rahman menggelang tak paham. "Siapa...