[4]

4K 374 18
                                    

"Joon...."

Sepersekian detik kepala Namjoon langsung bergerak ke samping kiri, ke arah kekasihnya yang tergeletak bosan dengan punggung menyender panjang di punggung sofa. Dia menatap Namjoon dengan tatapan sendu dan bibir bawah dimajukan. Kalau Seokjin ada telinga kucing di atas kepalanya, mungkin telinganya itu sudah menutup sayu dengan menggemaskan. Ditambah tatapan matanya yang tiba-tiba seperti itu.

Bikin Namjoon nggak tahan aja. Nggak tahan mau peluk, trus elus-elus sambil diciumin.

"Apa, Sayang?" Dia tutup buku di tangan, lalu menarik badannya ke belakang sampai sama-sama bersandar.

"Mantel yang kamu pakai tadi..."

"Ya?"

"Bagus."

Tanpa babibu, Namjoon langsung memberikan mantelnya pada Seokjin. Demi melihat wajah bahagia kekasihnya yang menggemaskan itu, apapun akan diberikan.

Dan itu bukan yang pertama kali.

"Joon, kaus yang kamu pakai kemarin aku suka warnanya."

"Iya ambil aja Sayang kalo mau pakai."

"Joon, pas kamu pergi sama Yoongi, topinya aku suka."

"Serius? Yaudah kamu pakai aja. Ada di atas kasur tadi kalo nggak salah."

"Joon....."

"Iya pakai aja."

"Bukan itu."

"Bukan kausku? Atau mantel kah? Aku baru beli mantel kemarin. Bagus deh. Pas aku beli, aku mikirnya apa cocok buat kamu atau nggak. Makanya aku beli--"

"Aku mau tangan kamu."

Kening Namjoon langsung mengkerut bingung. Tak mengerti dengan permintaan baru kekasihnya itu. Seokjin malah terkekeh menanggapi ekspresi Namjoon.

"Angkat deh tangan kanannya."

Namjoon itu penurut, apalagi sama Seokjin. Dia tanpa banyak tanya langsung kasih unjuk tangannya. Pergelangan tangannya ditarik dan ditaruh di atas kepala Seokjin. Setelah itu digerakkan seperti sedang mengelus kucing.

Oh, Namjoon ngerti.

"Kalau sambil dipeluk mau nggak?" tanya Namjoon dengan senyum gemas melihat pria yang 2 tahun lebih tua darinya ini berlaku manja seperti ini.

Seokjin mengangguk semangat. Tangan digenggaman Seokjin langsung Namjoon tarik lembut sampai terlepas kemudian berganti jadi dia yang mengunci tangan Seokjin dengan jemarinya.

Dia duduk di atas sofa dan menarik Seokjin untuk duduk di antara kedua kakinya. Kaki Seokjin terpangku di salah satu paha Namjoon dengan pinggang ditarik erat oleh lengan Namjoon. Posesif sekali. Seokjin pun mengusakkan hidungnya ke leher Namjoon dengan lengan yang melingkar di leher prianya. Persis seperti anak kecil. Manja. Maunya dielus-elus. Maunya disayang. Sampai Namjoon gemas sendiri dengan tingkahnya.

"Kamu kalau mau apa-apa lagi, bilang aja ya. Aku kasih semuanya," kata Namjoon lembut sambil tangan masih mengelus kepala Seokjin dengan sayang.

"Apa aja?"

"Apa aja untuk yang tersayang."

"Kalau gitu aku mau cium. Dimana aja. Nggak cuma bibir. Sekarang."
             
              
              
           
             
             
alpakakoala, 2019

Untitled | NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang