Seokjin itu vampire.
Hidup lebih dari 1000 tahun tak membuat wajahnya menua. Sosoknya yg tampan dengan kulit putih bersih, dia masih bisa disandingkan dengan manusia berumur tiga puluhan di sekitarnya. Pun beruntung dengan wajahnya yang tampan, dia bisa menjalani hidup dengan baik dan aman. Semua orang menyukainya, terutama karena kepribadiannya yang luar biasa baik itu.
Hidup selama itu membuat kekayaan Seokjin melimpah ruah. Pundi-pundi uang dia dapatkan dari bisnis yg dia jalani. Tak tanggung-tanggung, hampir semua dia coba seperti restoran, pusat hiburan, televisi dan radio, sampai bank, Seokjin punya semuanya. Sahamnya berserakan dimana-mana, sama seperti gedung dan mobilnya yang tak lagi bisa dihitung dengan jari.
Kelimpahan harta dan jabatan membuat Seokjin puas. Dia tak lagi perlu bersusah payah bekerja. Dia bisa menikmati indahnya hidup yg fana dengan tenang.
Omong-omong tentang romansa, Seokjin tak pernah terlibat hubungan khusus dengan seseorang. Meski banyak orang yg datang--dari yg sebangsa atau manusia asli--tak ada satupun yg menarik perhatiannya. Mereka hanya berakhir di atas ranjang, bermain sepanjang malam, kemudian hilang ingatan di keesokan harinya akibat hipnotis dari kedua mata indahnya. Seokjin memakai kemampuannya itu agar hidupnya bisa dia jalani dengan tenang tanpa ada gangguan dari manusia yg menuntut bayaran atau pertanggung jawaban.
Kali ini, seperti malam-malam menjemukan, Seokjin datang berkunjung ke suatu klub malam miliknya. Suara-suara memekakkan telinga dari musik tanpa lirik memenuhi seluruh ruang utama klub ini. Ratusan manusia memenuhi klub di setiap sudutnya. Mereka saling melepas penat dan masalah dengan minum-minum atau menari. Tak jarang ada yang sampai bercumbu dan berakhir menyewa kamar khusus yg disediakan sebagai layanan ekstra.
"Seperti biasa, Tuan?" tanya seorang bartender sembari tersenyum dengan mata membentuk sabit.
"Satu gelas saja. Aku tak mau mabuk."
Sang bartender dengan pemilik nama Jimin Park, membulatkan mata dan mulutnya, terkejut dengan permintaan bos besarnya yg tak biasa itu. Meski begitu dia tetap memberikan pesanan bosnya.
"Tumben?" tanya Jimin sembari menatap bosnya dengan senyum miring.
"Apanya?"
"Satu gelas. Biasanya satu botol. Padahal aku sudah menyisihkan yg paling enak untukmu."
Seokjin bukannya langsung menjawab, malah mengacak rambutnya dengan kasar. Membuat Jimin kembali menbulatkan matanya karena terkejut.
"Aku kacau, Jim." Pria itu menopang kedua pipinya kemudian mengusaknya dengan kasar sampai kusut.
Gelas di atas meja bar langsung dia angkat dan diteguk dengan cepat tanpa khawatir bisa merusak tenggorokannya karena kadar alkoholnya yg tinggi.
"Kacau kenapa, bos?" tanya Jimin mulai khawatir.
Seokjin mengangkat pandangannya dan menatap Jimin dengan tajam. Membuat Jimin tersentak kaget sampai membuatnya sulit menelan air liur.
"Aku meniduri seorang pria."
Oke, Jimin terdiam.
Bukan karena dia kaget, tapi lebih ke bingung. Ini bukan pertama kalinya sang bos bermain dengan pria. "Jadi, apa masalahnya?" tanya Jimin tak mengerti.
"Dia ingat aku, Jim. Seharusnya dia lupa. Tapi hipnotisnya tak bekerja," jawab Seokjin sedih.
Jimin malah tergelak senang. "Bukankah itu bagus? Kau perlu membuat cerita romansamu, hyung. Nggak bosan hidup 1000 tahun sendirian tanpa pendamping? Kalau aku sih nggak."
Jawaban Jimin membuat Seokjin lemas. "Bukan begitu--"
"Apanya yang bukan begitu?"
Sontak Seokjin menoleh ke sumber suara yg berada sangat dekat dengan telinganya. Matanya langsung membulat begitu mendapati sang pria yg dia tiduri ternyata sudah berada di belakangnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan sayu, menggoda sekali. Seokjin sampai menelan ludah.
"Kau mau kabur?" tanyanya dingin.
"Kau butuh berapa? Aku akan membayarmu." Seokjin gelagapan sembari mencari dompetnya, tapi tangannya langsung dicegah oleh pria itu.
"Aku nggak butuh dibayar." Pria itu menatap Seokjin tajam dan tak terbaca sama sekali.
Baru kali ini Seokjin terintimidasi. Biasanya dia yg mengintimidasi sampai sang lawan jatuh ke dalam kukungannya. Tapi kali ini berbeda. Hanya ditatap saja dia sudah gemetar. Oleh pria asing yg tak disangka gagal hipnotis.
"Berhenti menghipnotis orang untuk menghilangkan ingatan mereka. Kalau kekhawatiranmu adalah tentang tanggung jawab dan tuntutan, aku akan menikahimu agar kau berhenti bermain-main dengan orang asing. Gunakan saja aku dan kau tak perlu khawatir apa-apa."
Seokjin membatu. Jimin pun sama. Dia tak menyangka bos vampirnya akan dilamar dengan cara seperti itu, mengintimidasi tapi seksi. Jimin suka.
"Kenapa bisa kau tidak terhipnotis?" tanya Seokjin lirih.
Tak disangka tatapan sang pria melembut dengan senyum di wajahnya. "Karena aku menikmati malam itu, Jin-ah. Tidak seperti yg lain yg hanya ingin menikmati manisnya tubuhmu. Aku menyukai segala yg ada pada dirimu. Jadilah milikku. Aku akan memberikan segalanya."
Seketika Seokjin ingat siapa nama pria yg mampu membuatnya jatuh ini.
Namanya Kim Namjoon. Pria cerdas dengan pembawaan diri yg menakjubkan. Seokjin ingat bagaimana dirinya memuja pria itu ketika mereka sedang bermain. Permainannya sungguh mengasyikkan sampai membuat Seokjin ketagihan. Tapi dia harus menghapus ingatan pria itu seperti yg biasa dia lakukan.
"Segalanya?"
Namjoon mengangguk. "Iya. Termasuk darahku."
alpakakoala, 2019.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled | Namjin
Fanfictionkumpulan cerita pendek Namjin tanpa judul ⚠️kalau kalian nggak suka pairing namjin atau homophobic, mending nggak usah baca. cari cerita lain^^ alpakakoala, 2019