"Selamat pagi anak-anak," ucap Siska, selaku guru Matematika.
"Pagi buk Sabyan!" Balas seluruh siswa kompak, julukan itu diberikan oleh Revan, yang katanya buk Siska mirip Nisa Sabyan.
Kalau dilihat-lihat sih kayaknya gua malas lihat, soalnya wajah sama kelakuannya beda, wajah baby face tapi garangnya ngalahin singa betina.
"Oke, hari ini ibu gak sendiri. Ibu bawak teman baru untuk kalian," ucap buk Siska tersenyum sumringah.
"Silahkan masuk nak!" Titah buk Siska.
Fazila sedang sibuk dengan dunianya, apalagi kalau bukan membaca Novel, ia tidak suka membaca jika hanya setengah-setengah itu hanya membuatnya stress.
Jika guru sedang tidak ada, maka yang dilakukannya adalah membaca Novel bukan seperti remaja pada umumnya yang suka menghabiskan oksigennya dengan bercerita panjang lebar.
"Wow!" Celetuk Popy si alay bin lebay.
"Mimisan gua! Tisu woi," sambung Rara yang ikut berlebihan.
Arvin memutar bola matanya malas, apa yang dilakukan teman sekelasnya sangat memalukan, dan siapa dia? Sudahlah tak penting.
"Baiklah-" ucap Cowok itu terpotong.
"Mampus! Merdu banget!" Decak Popy kegirangan seperti cacing kepanasan.
"Tenang semua!!!" Teriak buk Siska.
"Silahkan perkenalkan diri kamu."
Fazila menyadari kebisingan di dalam kelasnya, hanya saja ia tidak terlalu ambil pusing, dan yah, ia masa bodoh, baginya tak ada yang lebih menyenangkan selain membaca Novel.
"Perkenalkan nama saya Kevin Ananda putra, bisa dipanggil Kevin," ucap Kevin dengan santai, mata Kevin terhenti pada satu objek yang wajahnya sangat familiar dimatanya.
"Panggil Sayang, boleh nggak?" Celetuk Rara kegirangan.
"Apaan sih ye genit," ucap Popy menoyor kepala Rara.
Fazila terkejut bukan main, apa ini kenapa namanya begitu mirip dengan masa lalunya, Fazila mendonggakkan kepalanya ke depan. Dan benar apa yang ada di benak Fazila saat ini.
Mengapa orang asing ini datang kembali. Fazila mengunci sepasang mata Kevin, mereka cukup lama bertatapan sampai pada akhirnya buk Siska menyuruh Kevin untuk mencari tempat duduk.
"Baiklah, Kevin silahkan cari tempat duduk yang masih kosong."
"Sini aja Kevin, bareng sama gua!" Teriak Popy si centil bin kutil
"Gua, lo kemanain bego?" Tanya Rara sedikit menekan perkataannya.
"Yah lo minggir biarin Kevin disini sama gua."
"Sadis banget! Tega lo?"
"Apaan sih Baperan banget, elah."
"Udah diam semua! Baiklah buka buku LKS halaman tigapuluh, tentang Matriks," titah buk Siska.
***
Sepotong hati yang hancur
Secercah harapan yang ku tanam telah pupus,
Seketika dia datang disaat
Hati sudah sembuh dari luka. Kecewa, itulah yang dulu kurasakan,
Aneh, Analogi tentang rasa
Datang begitu memaksa,
Pergi tanpa berita.
Maaf katamu!
Kata itu telah musnah dari kamus hidupku,
Kini bagiku kau hanya orang asing,
Yang sama sekali tak penting.
Anggap saja kita saling tak mengenal satu sama lain,
Pertemuan kita ini adalah
Awal dari kehancuranmu,
Camkan itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TRIANGLE
Teen FictionBELUM DI REVISI Disarankan follow sebelum membaca, terimakasih. Aku bukan seorang penyair puitis, perihal kata-kata romantis, bukan juga perangkai sajak, perihal kata-kata bijak aku hanya sekedar penulis di alenia baru perihal kata-kata rindu.