Au-VERO || The Day We Met

687 91 50
                                    

Seperti biasa, aku selalu kasih lagu asik di mulmed supaya kalian bacanya juga enjoy😘

Well, vote dulu and happy reading!💜

.

.

.

LEO. Mendengar satu kata itu, apa yang langsung terlintas di pikiran kalian? Kata itu identik dengan singa. Tapi, jika kalian bertanya padaku apa maksudnya, maka aku akan menyangkutkannya dengan bintang paling terang yang muncul di setiap musim semi. 

Namaku Auree, wanita 22 tahun yang menyukai bintang namun membenci hujan. Jangan tanya alasannya mengapa, aku tidak ingin menceritakannya sekarang. Meskipun orang-orang mengatakan hujan adalah pemberian rahmat dari Tuhan, tetap saja aku tidak menyukainya. Tidak apa-apa, kalian bisa memanggilku manusia yang penuh dosa karena aku juga sadar jiwaku tak sepenuhnya bersih.

Sore ini, angin tidak terlalu kencang. Walaupun begitu, bunga-bunga yang tumbuh di pohon tetap bisa jatuh ke tanah karena ranting mereka yang tipis dan lemah. Satu kelopak bunga berhasil jatuh melewati hidungku, otomatis kepalaku mendongak ke atas. Aku melihat pohon dengan bunga yang tak terlalu banyak. Padahal sedang musim semi, mengapa pohon ini terlihat kusam dan tidak berwarna?

"Apa kau kekurangan air, hmm?" tanyaku seraya mendekatkan wajahku ke pohon ini, yah, aku juga tahu kalau dia takkan menggubris kalimatku. "Sepertinya aku terlalu kurang ajar belakangan ini," ucapku sadar diri. "Belakangan ini aku memang berdoa agar hujan tidak turun. Maaf, kau harus merasakan imbasnya." Tanganku bergerak untuk mengelus batang pohon yang rapuh ini. Baiklah, aku memang wanita yang kurang ajar karena mendoakan hal tanpa memikirkan makhluk hidup lain.

Kepalaku kembali mendongak untuk melihat langit. Awan dengan warna putih yang mendominasi serta warna biru sebagai latar belakangnya semakin mempercantik bumi. Namun, mataku menangkap di sisi kiri langit ada awan abu-abu mulai muncul. Hatiku langsung menduga kalau malam ini akan turun hujan. Hanya dugaan, bukan berarti mendoakan. Ingat kalau aku masih membenci setiap rintikan yang disiram ke bumi?

"Jangan khawatir, air akan segera datang padamu." Mungkin orang-orang yang berjalan melewatiku akan menganggapku gila karena mengajak sebuah pohon tua berbincang. Tapi hei, aku tahu pohon itu mendengarku. 

Bibirku menarik senyum, kemudian melangkah pergi menjauh dari pohon itu. Bisa-bisa aku terlambat bekerja nanti jika mengajaknya mengobrol terus.

*****

Tangan kananku terangkat untuk membuka knop pintu yang ada di depanku. Setelahnya aku langsung disambut oleh senyuman maut yang selalu membuatku iri.

"Auree-ya, *wasseo?" sapa-nya masih dengan mengumbar senyum. Orang itu adalah perempuan yang aku kagumi dan hargai. Namanya Siyeon, Ryu Siyeon. Aku memanggilnya Siyeon eonni karena dia memang lebih tua dariku 2 tahun.
(*sudah sampai?)

Tadinya Siyeon eonni tengah memegang sapu, tapi setelah melihatku datang tepat waktu, ia langsung meletakkan sapu itu dan berlari ke dapur untuk mengambil barang-barangnya.

Sesenang itukah dia saat berganti shift denganku? 

Aku bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Saat itu Siyeon eonni datang menolongku karena keadaanku yang kekurangan uang. Dia yang memberikan informasi kalau kafe ini tengah mencari pekerja. Waktu itu Siyeon eonni tidak bilang kalau dia juga bekerja di kafe ini—mungkin dia malu karena Siyeon eonni adalah senior di kampusku.

Au-VERO | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang