Au-VERO || I Said... Yes?

337 57 33
                                    

Hola! Ada yang kangen aku ndak? Bilang aja ada ya supaya aku ga ngenes-ngenes amat :')

Hahaha sedih banget yak?

Okey! Aku publish bab 5 nih! 

Dan itu lagu di mulmed lumayan enak juga, aku paling suka sama ost itu! Cocok juga untuk bab ini!

Maaf juga, aku ga sempet edit bab ini ehehe

Oke deh, langsung aja dibaca ya! Happy reading! ><

.

.

.

Sinar matahari masuk dari gorden yang entah sejak kapan disingkap, mengusik tidurku yang tadinya nyenyak sekali. Apa aku pingsan terlalu lama? Bagaimana dengan Jimin? Oh tidak, ia pasti sangat khawatir padaku. Salahnya sendiri, lagi pula kenapa ia mengajakku menikah? Aku belum siap!

Aku sadar kalau posisiku terlentang. Mataku terbuka perlahan, mengerjapkannya beberapa kali. Lama-lama alisku mengernyit, langit-langit kamar ini... Bukan terlihat seperti di kamarku. Aku menggosok-gosokkan mataku agar bisa melihatnya lebih jelas lagi. 

Sektika kedua mataku melebar. Bukan! Ini jelas-jelas bukan kamarku!!

Ak-aku dimana...?

Buru-buru aku langsung bangun menjadi posisi duduk. Selimut yang membalut tubuhku memang terasa sangat hangat, pikiranku langsung menyuruh untuk melihat ke dalamnya. Napasku yang tadinya tertahan kini terembus lega. Pakaianku masih lengkap, tidak ada yang berubah. Aku aman.

Mataku menjelajahi kamar ini. Kamar yang cukup besar dengan tempat tidur yang besar juga. Ada meja kerja, televisi, sofa dan...

"Oh?" Mataku menangkap ada seseorang yang tengah tidur di sana. Itu Jimin. Jimin tidur di sofa. Masih dengan kemeja kantor dan celana hitamnya.

Jadi Jimin membawaku ke rumahnya. Seharusnya aku tidak perlu terkejut, terakhir kali Jimin bersamaku saat aku pingsan. Kalau Taewon tahu kejadian ini, anak itu pasti akan memarahiku habis-habisan.

Mataku melihat ke arah Jimin lagi. Tangan kanannya disembunyikan di antara bantal dan pipinya. Tanpa terasa, bibirku menarik senyum. Awalnya aku mengira Jimin memiliki pipi yang tirus, tapi ketika melihat ia tengah tidur dengan posisi seperti ini, pipinya terlihat cukup gembul. Seperti anak kecil, menggemaskan.

Aku terlalu lama memandanginya sampai aku lupa kalau hari ini aku harus bertemu dengan Profesor Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terlalu lama memandanginya sampai aku lupa kalau hari ini aku harus bertemu dengan Profesor Han. Ya Tuhan, seharusnya setelah kafe tutup lebih awal kemarin aku langsung pulang dan mengejarkan tugas akhirku. Kenapa aku malah berakhir di kamar Jimin?

Au-VERO | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang