Au-VERO || You're the First

302 48 49
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca :*

Nih ada Gif Jimin supaya semangat baca bab ini!

Nih ada Gif Jimin supaya semangat baca bab ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

Angin berembus kencang di daerah Yeouido. Daun-daun di pepohonan terlihat menari mengikuti arahnya. Aku merekatkan coat yang kukenakan. Satu tanganku masih menenteng bekal makanan untuk seseorang yang tengah kutunggu presensinya sekarang juga.

Kemarin, waktu yang kuhabiskan bersama Jimin menjadi kenangan indah yang takkan kulupakan dengan mudah. Yang paling kusukai adalah saat dimana Jimin terlihat serius menaiki wahana gelas berputar, dengan wajahnya yang 'sok berani' itu membuatku tersenyum. Jimin berusaha terlihat kuat demi diriku.

Namun nyatanya, pria itu turun dengan perut yang mual.

Ah, aku senang, akhirnya aku bisa membuka diri untuk Jimin. Meski begitu, aku tetap harus mencari tahu informasi apapun tentang dirinya. Aku tidak ingin ternyata pilihanku salah di masa depan.

"Kim Taewon!" panggilku setelah melihat sahabatku itu keluar dari kantornya.

Dari kejauhan, aku melihat ekspresi Taewon yang terkejut karena kehadiranku di kantor polisi tempatnya bekerja tanpa memberi kabar terlebih dulu. Buru-buru, ia langsung menghampiriku dengan langkah senang.

"Kau datang? Kenapa tak bilang?" tanyanya begitu sampai di hadapanku.

Aku mengulas senyum, lalu mengangkat bekal makanan ke arahnya. "Tada! Aku bawa bekal makan siang, mau makan bersama?"

"Wah!" Taewon mengambil bekal makanan yang kubawa itu dengan senangnya.

Kemudian sebuah suara yang memanggil namanya mencuri perhatian kami berdua.

"Taewon-ssi, ingin makan bersama kami, tidak?"

Itu suara dari senior Taewon yang keluar bersama dengannya tadi. Mungkin jika aku terlambat datang, Taewon sudah lebih dulu makan siang bersama mereka. Ternyata tidak sia-sia aku menunggu selama setengah jam di sini.

"*Aniyo, gwaenchanseumnida, seonbae-nim," tolak Taewon sesopan mungkin. "Temanku datang dan mengajakku makan siang bersama. Aku akan makan bersamanya hari ini." Taewon melirikku sebentar kemudian tersenyum. (*Tidak, terima kasih, senior)

Bagian inilah yang paling kusuka dari Taewon, dia selalu tersenyum tulus padaku. Bibirnya yang membentuk persegi saat menarik senyum itu tidak pernah gagal membuatku terpesona.

Salah satu senior Taewon melihatku, kemudian tersenyum. Senyuman itu... aku bisa mengartikannya. Aku juga bisa menebak kalimat apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Au-VERO | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang