EPILOGUE

436 39 8
                                    

Haii, siap membaca EPILOGUE nya Au-VERO? Semoga kalian suka sama Endingnya ya! ><
Jangan lupa dengerin lagu di mulmed karena cocok bet untuk EPILOGUE ini :')

Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya! Tengkyu <3

.

.

.

Jimin menarik napasnya sekali lagi. Ini sudah ketiga kalinya Jimin melakukan tarik napas panjang agar hatinya terasa lega dan beban berat itu terembus bersamaan dengan napasnya.

Musim semi ketiga, artinya sudah tiga tahun sejak kejadian yang benar-benar tidak Jimin inginkan untuk terulang lagi. Jika mengingat itu, hati Jimin remuk rasanya. Telinganya seketika mendengar saat suaranya sendiri dengan lantang meneriakkan nama wanita yang paling dicintainya sedang tergeletak tak berdaya di lantai.

Otomatis, pikiran Jimin mengarah pada kejadian itu lagi. Ah, pilu sekali rasanya.

Jimin harus menyaksikan kematian orang yang disayanginya untuk kedua kali. Dulu, ia juga melihat Jimnae terbujur kaku karena Namjun menembak tepat pada jantungnya. Dan tiga tahun lalu, Jimin melihat lagi kejadian yang sama.

Ah, tidak, kalau bisa Jimin ingin sekali mencari dokter untuk menghilangkan kejadian itu saja dari perpustakaan otaknya. Sama seperti yang Jimnae lakukan pada Auree dulu.

Meskipun sudah berlalu, Jimin tetap saja tidak bisa melupakan kejadian itu. Traumanya masih ada. Ia bahkan tidak tahu bagaimana cara menyembuhkannya.

Mungkin jika Auree di sini, di sampingnya, luka yang terpendam itu akan segera sembuh.

Jimin membuka matanya, setelah lelah berkeliling di kenangan buruk yang sudah dikubur dalam-dalam itu membuat Jimin harus segera menguburnya lebih dalam lagi.

Jimin tidak ingin mengingat kejadian yang membuatnya nyaris gila itu.

Ia menatap cerminan tubuhnya. Tangannya mengepal di samping kiri dan kanan kakinya. Kemeja putih beserta dasi kupu-kupu yang cantik terlihat sangat cocok untuk pria bernama lengkap Jung Jimin ini. Ah, dia rindu sekali mendengar Auree menyebutkan namanya begitu. Rindu sekali.

Malam ini, semuanya akan berubah. Kepingan kenangan yang terkadang masih muncul di kepalanya tidak bisa menghentikan kebahagiaan yang akan Jimin dapatkan nanti.

Ia memperhatikan lagi bahwa rambut hitam ber-highlight abu-abu sudah ditata sedemikan rupa. Sangat rapi dan membuat Jimin terlihat maskulin. Sepatu pantofel yang mengkilat juga sudah dipakainya.

Satu hal lagi, jas hitam. Sentuhan terakhir yang membuat penampilannya akan sempurna malam ini.

Apa kalian sudah bisa menebaknya? Apa yang akan Jimin lakukan?

Apa dia akan presentasi di depan karyawan-karyawannya mengenai parfum baru lagi?

Tidak. Bukan itu.

Jimin akan menikah.

Dengan seseorang dari pilihan Ibunya.

Terkejut? Tentu saja. Butuh dua tahun untuk Jimin menyetujui pernikahan ini. Dia takut jika wanita ini sudah menjadi istrinya nanti, otomatis mereka akan bersama-sama, bukan? Jimin tidak menginginkan itu, alias Jimin masih takut. Ia tidak ingin kelak wanitanya ini akan menjadi incaran lagi, Jimin tidak ingin istrinya nanti dicari-cari oleh anak buah Ayahnya yang mungkin masih menyimpan dendam padanya. Jimin jelas-jelas tidak ingin kejadian mengerikan itu terulang lagi.

Au-VERO | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang