Au-VERO || Get Him Out

397 44 15
                                    

Halo, maaf lama update ya☺

Aku akhirnya publish bab 20 ini. Bab terakhir sebelum Epilogue. Huhu rasanya ga rela harus namatin ini cerita :(

Just wanna say thank you untuk kalian yang masih setia sama Au-VERO hingga sekarang!

Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya, karena bab ini menyentuh 4500+ words loh☺❤

Maaf juga kalau banyak typonya ya

Selamat baca💜

.

.

.

Setelah semua yang terjadi, kini aku benar-benar ingin membantu Jimin keluar dari masalah ini. Aku tidak mau Jimin terlibat lagi, aku juga ingin dia bebas. Dari ceritanya, aku bisa melihat dan merasakan kalau Jimin tertekan dan tidak ingin mengikuti jejak ayahnya. Terlebih, Jimin telah kehilangan saudara kembarnya. Itu cukup menyakitkan.

Aku sadar, sekarang hanya aku yang Jimin miliki. Tidak ada orang lain.

Pertama yang harus aku lakukan adalah berbicara pada Sona. Setelah Jimin menyinggungnya di percakapan kami malam itu, aku berniat mengumpulkan sahabat-sahabat. Aku sudah menghubungi Mina dan Sona untuk bertemu dan membicarakan sesuatu yang serius dengan mereka. 

Aku menunggu gadis-gadis itu datang ke kafe yang biasa kami kunjungi saat sedang hangout. Aku meminta izin pada Jimin yang kutahan di rumahku. Aku tidak memperbolehkannya keluar karena dia masih menjadi incaran lelaki gila bernama Oh Namjun. Yah, meski sebenarnya Jimin juga tidak memperbolehkanku keluar, tapi aku tetap melawannya. Dengan alasan, 'mau tidak kau kubantu keluar dari masalah ini?' seketika Jimin pun langsung melepaskan genggaman tangannya dari lenganku dan mengangguk lalu berucap 'jangan terlalu lama pulangnya, jangan membuatku khawatir lagi'.

Ah, aku mencintai pria manisku itu.

Meski aku melawan, aku tetap harus berhati-hati. Seperti memakai topi yang nyaris menutup seluruh kepalaku contohnya, dan juga masker yang membuatku hampir tidak dikenali oleh Mina dan Sona saat mereka masuk ke kafe. Padahal aku sudah melambai-lambaikan tanganku agar mereka langsung berjalan ke tempat yang sudah kupilih untuk duduk.

Namun mereka malah memicingkan mata untuk memastikan siapa orang gila berpakaian serba tertutup yang melambaikan tangannya ke arah mereka. Sampai-sampai aku harus menurunkan maskerku sedikit, barulah mereka mengenali aku. Byun Auree yang sedang dicari-cari oleh mafia ganas.

"Disini kau rupanya, maaf kami tidak mengenalimu," ujar Sona tepat setelah dia duduk di sampingku.

Mina melihatku dengan sedikit aneh. "Kenapa kau berpakaian seperti ini? Sedang menghindari apa?"

To the point. Mina memang selalu seperti ini. Selain itu dia juga peka terhadap sesuatu yang lain dariku.

"Aku seperti ini karena Ayahnya," ucapku lalu melihat wajah Sona.

Gadis itu lantas terkejut karena ucapanku barusan. Merasa ketahuan bahwa kedok Ayahnya selama ini telah terbongkar olehku.

"Tunggu, apa? Kenapa? Ada apa dengan Ayahnya Sona?" Mina yang bingung pun menimpali kami dengan beberapa pertanyaan sekaligus. Wajar saja, Mina tidak tahu apa-apa tentang masalah ini.

"Mina-ya, kau ingat dengan pria yang sering kuceritakan bernama Jimin?" tanyaku.

Dia mengangguk. "Ingat. Lalu apa hubungannya dengan pria itu?"

Au-VERO | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang