14

927 76 8
                                    

Jari kurus Rosé mengetuk-ngetuk meja karena cemas. Perutnya terasa mual seolah ada yang mengocok isi perutnya. Ia benar-benar gugup dan takut. Bukankah ini waktu yang tepat untuk jujur pada Taehyung bahwa dirinya akan berkolaborasi dengan Chanyeol bukan Jihyo. Tapi mengapa juga ia merasa setakut ini untuk jujur kepada Taehyung mengenai Chanyeol?

Ayolah ini hanya soal meluruskan teman kolaborasinya. Rosé tidak selingkuh bukan?

"Oppa, sebenarnya ada yang mau aku bicarakan," ucap Rosé harap-harap cemas.

"Ya?" tanya Taehyung sambil mengendus kopinya.

"Sebenernya yang akan berkolaborasi denganku bu-bukan Jihyo. Tapi aku akan berkolaborasi dengan Chanyeol Sunbaenim,"

Taehyung menatap Rosé dalam sambil menegak habis kopi pahitnya tanpa sisa. Pria itu tersenyum tipis sambil meletakkan kembali gelasnya di atas meja. "Ya, aku tahu,"

Rosé terkesiap. Pria itu sudah tahu dan tidak mengatakan apapun padanya?

"A-ah kau sudah tahu,"

"Omong-omong, kenapa kau memanggilnya sunbae alih-alih oppa?" tanya Taehyung.

Rosé merasa tertohok dengan pertanyaan Taehyung. Pertanyaan serupa yang juga tadi di tanyakan oleh Chanyeol. Dan keduanya sama-sama tidak ingin Rosé jawab.

"Karena kami belum begitu dekat Oppa," bohong Rosé.

Taehyung mengangguk sekali sambil tersenyum tipis. "Aku kira kalian sudah saling mengenal sebelum kolaborasi ini,"

Rosé meringis mendengarnya. Tentu saja dirinya dan Chanyeol sudah mengenal sebelum kolaborasi. Jauh sebelum ini Rosé dan Chanyeol ada sepasang manusia yang hubungannya tidak jelas. Tapi Rosé tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan Taehyung dan pikirannya sendiri.

"Tidak, aku mengenalnya baru sekarang," bohong Rosé lagi sambil mengulum jarinya.

"Rosé. Kenapa kau sangat gugup?" tanya Taehyung sambil mengusap kepala gadisnya.

"Siapa pula yang gugup?" tanya Rosé mencoba tenang.

"Hahaha. Oh iya, kalian akan tampil dua hari lagi?" tanya Taehyung.

"Iya,"

"Aku harus membuat spanduk untuk menyemangatimu,"

"Hahaha! Untuk apa oppa!" tawa Rosé meledak membayangkan betapa konyolnya Taehyung jika pria itu benar-benar membawa spanduk. Gugup yang tadi membelenggu akhirnya menguap.

"Kau tidak mau?" tanya Taehyung.

"Hahaha! Jika kau tidak malu ya silahkan saja oppa,"

"Iya juga, itu memalukan," aku Taehyung kini membuat gadisnya benar-benar tertawa.

"Besok latihan?"

"Iya. Besok latihan terakhirku,"

"Baiklah. Semangat untuk latihanmu dan pulanglah bersamaku jangan bersama Chanyeol," ucap Taehyung penuh cemas.

---

"Aku akan menjemputmu lagi nanti. Hubungi aku kalau pertemuan ibu-ibu ini sudah selesai,"

Rosé memukul pelan pundak kekasihnya lantaran pria itu memanggil Rosé dan teman-temannya adalah 'ibu-ibu'. Tentu saja Rosé dan kedelapan teman bidadarinya itu akan tetap terlihat muda meski usianya sudah ibu-ibu. Melihat reaksi gadisnya, Taehyung tertawa.

"Nikmati waktumu. Sudah lama kan kalian tidak saling bertemu?" tanya Taehyung sambil menepuk kepala Rosé.

Rosé mengangguk senang lalu melambaikan tangannya sambil berlalu meninggalkan Taehyung sendirian di parkiran tempatnya bisa bertemu dengan kedelapan temannya. Setelah tadi mengunjungi coffe shop Gong Yoo, Rosé harus menghadiri pertemuannya. Tentu saja gadis itu sangat bersemangat, dia sangat sangat merindukan kedelapan bidadarinya, terutama Joy.

Chaeng | ChanroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang