16 part 2

1.7K 84 32
                                    

Pagi yang cerah. Itulah yang Rosé lihat hari ini, langit biru cerah yang bersahabat, angin sejuk yang menerbangkan rambutnya dan Park Chanyeol yang baru saja membuka helmnya, benar-benar menyegarkan. Astaga! Tidak-tidak Rosé! Kau tidak boleh begitu!

Pria jangkung itu tersenyum manis dan melambaikan tangan kearahnya membuat perasaan hangat memenuhi hatinya. Ya, hubungannya dengan si Park Chanyeol sudah membaik semenjak kolaborasi dan keterbukaan keduanya di malam itu. Saat Chanyeol membawanya ke cafe dimana mereka pernah mengobrol disana. Lega rasanya bisa seakrab ini lagi dengan pria itu.

"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Rosé heran ketika Chanyeol memarkirkan motornya di sebuah cafe.

"Haus,"

"Tapi-"

"Tidak apa kan terlambat pulang satu jam?" tanya Chanyeol dengan wajah menekuk.

"Sudah agak malam," jawab Rosé samar.

"Aku hanya tidak yakin punya kesempatan lain untuk bisa mengobrol denganmu Rosé,"

Rosé terdiam sesaat, meresapi kata-kata yang baru saja diucapkan pria di depannya ini. Dia benar, mereka tidak punya cukup kesempatan lagi untuk bersama-sama. Rosé mau mengakui satu hal, dia sadar bahwa dirinya memiliki keinginan sangat besar untuk bisa selalu bersama dengan Chanyeol.

"Yasudah, ayo," ucap Rosé pada akhirnya.

Mendengar jawaban Rosé membuat senyum Chanyeol merekah. Melihat Chanyeol tersenyum sehangat itu lagi di depannya membuat Rosé merasa bagian kosong dalam dirinya terisi.

"Duduklah dulu, aku akan memesan," ucap Chanyeol lalu pergi memesan.

Rosé mengangguk kecil lalu duduk di kursi disebelah kaca besar yang memperlihatkan jalanan Seoul di malam hari. Dia ingat, kursinya tempat duduk sekarang adalah tempat mereka terakhir kali kesini berdua. Ah, rasanya seperti sudah sangat lama.

Chanyeol kembali dengan nampan berisi dua gelas coklat panas dan sepotong tiramisu cake.

"Kau ingat tidak?" tanya Chanyeol setelah dirinya mendudukan diri.

"Ingat apa?" Rosé malah bertanya balik sambil mengangkat gelas coklat panasnya.

"Kita pernah disini beberapa bulan yang lalu,"

Rosé pura-pura berpikir, meskipun sebenarnya dia sudah tau. "Ah iya, kita pernah mengobrol disini,"

"Kita pernah ada disini dan sekarang kembali dengan raga yang sama dan perasaan yang berbeda," ucap Chanyeol sambil menatap keluar kaca.

"Mungkin kau salah," jawab Rosé.

"Hm?"

"Kita pernah disini dan sekarang kembali dengan raga yang sama dan perasaan yang tetap sama," ralat Rosé.

Chanyeol terkekeh, "Ah kau benar, sejak awal kau tidak pernah menaruh apapun padaku,"

Miris. Sudah tahu dirinya dicampakkan tapi Chanyeol masih tetap mengharapkan gadis di depannya ini. Bahkan dirinya masih mau minum coklat panas bersama gadis ini. Benar, manusia ketika jatuh cinta dia kehilangan semua akalnya.

"Tidak juga. Bukan itu. Entah denganmu, tapi sejak awal aku tetap sama. Dengan raga yang sama dan perasaan bingung yang sama. Rasanya sama saja buatku, bahkan aku merasa lebih bingung daripada pertama kali kita disini," kata Rosé menatap lurus pada mata Chanyeol.

"Apa lagi yang kau bingungkan? Kau bingung karena aku sangat berani membawamu kesini padahal aku tahu kau harusnya bersama Taehyung?" tanya Chanyeol gusar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chaeng | ChanroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang