Menenangkan Hati

3K 173 2
                                    

"Seorang muslim adalah orang yang tidak menyakiti muslim lainnya dengan lisan dan tangannya”

🍁🍁🍁🍁

Rayy membanting pintu mobil keras. Dia melesat masuk mansion. Mengagetkan Hana duduk di sofa.

"Mi Syifa mana?."

Hana heran melihat Rayy yang terburu-buru.

"Di kamar kayak-."
"..... Nya."

Belum selesai Hana bicara Rayy langsung naik ke kamar.

Sampai dikamar dengan cepat dia mencari zea. Tapi nihil zea tidak tampak.

Cklekk

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan zea dengan gamis biru polos sedang mengosok rambutnya yang basah.

Rayy menarik nafas lega. "Syifa... Kamu ga apa-apa kan?, Mana yang sakit?."

Zea melongo mendengar rentetan pertanyaan Rayy.

Belum berhenti kagetnya. Tiba-tiba Rayy menarik tangan zea dan mendudukkannya di pinggir kasur.

"Jujur sama Aa' tadi Ghina ngapain kamu?!."

"Ze udah baik-baik aja kok A'..." Zea tersenyum meyakinkan.

"Bohong!. Terus ini kenapa gini?."
Rayy memegang luka zea.

"Eu-mm... Anu- Ze ga tau mabak Ghina bisa senekat itu." Zea menunduk takut mendengar nada dingin suami.

"Maafin Ze ya Aa'..."

"....."

"Ze akan lebih hati-hati lagi dan ga akan buat Aa' cemas...."

Rayy memijat pangkal hidungnya. "Itu harus!. Dan Aa' akan Pastikan Ghina menerima balasan setimpal." Ujarnya dingin. Zea tersentak.

"Jangankan A' ga usah bales mbak Ghina ya..."

"Trus Aa' harus diem aja gitu?!. Dia udah keterlaluan Syifa!. Sentak Rayy keras.

Dan zea terperanjat mendengar bentakan Rayy. Dia beringsut mundur. Suaminya itu belum sadar zea ketakutan.

"Kalo ga diperingatkan. Dia bisa berbuat lebih nekat dari ini!. Kamu ngerti ga sih?!!." Lanjutnya menatap zea.

Rayy yang sadar kebawa emosinya. Merubah raut wajahnya. Mendekati istrinya.

Allahuakbar!... Allahuakbar!!

Suara adzan menghentikan pergerakan Rayy.

"Sebaiknya Aa' mandi dulu. Udah masuk waktu Magrib. Biar Ze siapin baju Aa'..." Pinta zea berusaha menghindar kemudian beranjak menuju lemari.

Lagi-lagi Rayy diam menatap punggung zea. Dia lalu masuk kamar mandi dengan pikiran berkecamuk.

🍁🍁🍁🍁

Suara dentingan sendok mengisi keheningan meja makan.

Hana menatap anak dan mantunya selidik. Sebenernya dia ingin bertanya tentang perban kening dan tangan zea. Tapi fathar mencegahnya. Jangan sekarang mi.

Zea tampak mengaduk-aduk makanannya sambil bergegas gelisah.

Lain halnya Rayy dia tampak diam tapi aura dingin melingkupinya sangat kentara. Bahkan para maid yang menyadari itu tak berani hanya sekedar menatapnya. Sungguh menegangkan!.

Hana memandang suaminya yang dibalas tatapan oleh Fathar. Biarin aja. Itu urusan mereka.

Tiba-tiba suara kursi bergeser. Rayy bangkit dari duduknya.

Akadnya Makmum Perindu Cahaya|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang